oleh

Peran Burung Indonesia  Dalam World Clean-up Day  di Pantai Pohon Cinta

Pohuwato – World Clean-up Day (WCD) atau hari bersih-bersih bumi dilakukan serentak di seluruh dunia pada bulan September 2020. Tahun ini WCD di Indonesia waktunya dilakukan lebih panjang yakni tanggal 13-19 September 2020. Puncak perayaan WCD di Indonesia jatuh pada tanggal 19 September 2020.

World Cleanup Day adalah aksi bersih-bersih yang dilaksanakan dalam satu hari secara serentak di seluruh dunia dengan tujuan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama, suku, dan ras untuk membersihkan dunia dari permasalahan sampah dan meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan sampah, serta memupuk nilai cinta kasih terhadap masa depan bumi.

Di kota Marisa Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, WCD dilakukan pada tanggal 19 September 2020 melalui aksi bersih bersih sampah di garis pantai Teluk Tomini sepanjang 1,6 km. Aksi bersih sampah ini dilakukan mulai pukul 6 pagi dan berakhir pukul 9 pagi waktu Indonesia bagian tengah. Kegiatan ini melibatkan tidak kurang dari 125 orang masyarakat yang sebahagian besar adalah para penggiat sebagai ujung tombak kebersihan kota.

Bahari Gobel Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato mengatakan; Kegiatan kerja sama Pemerintah Kabupaten Pohuwato melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan Burung Indonesia ini bertujuan untuk mengajak dan memperkuat kebersamaan antar umat manusia agar lebih peduli dan melakukan aksi nayata membersihkan sampah dari muka bumi ini, khususnya dari Bumi Panua (Pohuwato-red). kami berharap aksi ini tidak hanya sebagai serimonial tahunan tapi menjadi prilaku hidup semua kita untuk peduli terhadap kebersiahan sampah teruma plastic mulai dari lingkungan keluarga, kantor atau tempat kerja hingga ke lingkungan yang lebih luas.

Marahalim Siagian dari Burung Indonesia mengatakan ; WCD menghadap ke laut dimaksudkan untuk mengurangi polusi sampah di pesisir dan laut Teluk Tomini yang tercemar. Laut sebagai ekosistem, bukan hanya sebagai tempat mencari ikan dan biota laut lainnya. Namun, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat kita tentang dampak buruk sampah yang terus meningkat, laut menjadi bak tempat sampah raksasa. Tempat berlabuhnya semua sampah yang dihasilkan manusia yakni: sampah rumah tangga yang tinggal dipesisir pantai, aktivitas nelayan, rumah makan dan restoran, hotel dan penginapan, serta kegiatan periwisata yang berkembang di pesisir Teluk Tomini.

Baca Juga  APIP Jambi Demo Atas Dugaan Korupsi oleh PT. Prosympac Agro Lestari

Pembersihan sampah dari pesisir Teluk Tomini ini diharapkan dapat menjaga kelangsungan hidup ikan, penyu, serta biota luat lainnya. Eliminasi polusi sampah diharapkan menghindarkan burung-burung pantai dari kematian karena menelan mikro plastic, lanjut Halim.

Selama aksi WCD disepanjang 1,6 km di bibir pantai telah berhasil mengumpulkan 300 kg sampaj plastic, puluhan kilo sampah kantong plastic, serta puluhan kilo kaleng bekas yang ditemukan berserakan di sepanjang pantai Teluk Tomini yang dikenal sebagai destinsi wisata andalan Kota Marisa di Kabupaten Pohuwato “Pantai Pohon Cinta”.  (RedG/BI)

Komentar

Tinggalkan Komentar