Batam – Hampir satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Kendati pemerintah telah menyuntikan vaksin Covid-19 baru ke tenaga kesehatan dan aparat, namun, dampaknya masih berlangsung.
Seperti halnya pemerintah Provinsi Kepri. Khusus sektor pariwisata yang notabene mengandalkan kunjungan wisatawan asing asal Singapura dan Malaysia. Namun sejak pandemi Covid-19 melanda, tidak ada satupun wisawatan asing asal Singapura dan Malaysia masuk Kepri.
Meskipun saat ini Kota Batam salah satu pintu masuknya travel Corridor Arrangement (TCA) asal Singapura melalui jalur laut di Indonesia, namun tidak memberikan efek terhadap perekonomian Kepri. TCA tersebut, hanya diperuntukan bagi perjalanan bisnis maupun perjalanan dinas dari pemerintah namun harus memiliki jaminan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri Buralimar mengatakan, pemerintah Indonesia melalui Menteri Pariwisata Sandiaga Uno telah membuat formula untuk kunjungan wisata asal Singapura. Guna menunjang kunjungan tersebut, tambah Buralimar, pemerintah Singapura dan Pemerintah Indonesia sepakat dengan travel bubble.
“Khusus di Kepri hanya Batam dan Lagoi yang ditunjuk untuk travel bubble ini. Pemerintah Indonesia dengan pemerintah Singapura telah berkomunikasi untuk hal ini,” kata Buralimar, Minggu (31/1/2021).
Dengan adanya travel bubble ini, lanjut Buralimar, pemerintah Singapura meminta kepada pemerintah Indonesia khususnya Provinsi Kepri agar pasien yang positif Covid-19 turun selama tiga Minggu terakhir.
“Kalau angka Positif Covid-19 kita menurun selama tiga minggu terakhir, mereka (Singapura) akan membuka pintunya,” ucapnya.
Sebenarnya, menurut Buralimar, konsep travel bubble sudah dijalankan untuk kawasan Nongsa Point Marina (NPM). Disana sambungnya, ada puluhan wisman yang dikarantina dialam kawasan proses pembuatan film yang mengambil lokasi di Nongsa.
Warisman yang dikarantina tidak dapat meninggalkan kawasan Nongsa. Kata Buralimar, masih ada beberapa tempat wisata yang kurang menerapkan protokol kesehatan.
“Disana penerapan protokol kesehatannya memang sangat ketat. Dua minggu sekali bahkan seluruh pegawai di Rapid Antigen. Untuk kawasan lain kita bahkan masih menemukan banyak masyarakat yang enggan memakai masker,” tegasnya. Bagaimana dengan kebijakan kunjungan orang asing ke Indonesia, yang sementara ini ditutup pemerintah? (RedG/Bayu).