oleh

Pemerintah Perlu Pikirkan Optimalisasi Konsumsi Daging Ayam untuk Selamatkan Peternak Ayam

Jakarta-Anggota DPR RI Asal Wonogiri, Hamid Noor Yasin meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Pertanian di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) dan Bulog untuk mengembangkan potensi daging ayam sebagai alternatif pengganti sementara pemenuhan kekurangan daging sapi atau kerbau.

Sebelumnya, kata Hamid, pemerintah melalui Kementan dan Bulog sedang mengembangkan stok alternatif dari makanan pokok beras di masa wabah Covid-19 ini berupa sagu, jagung atau singkong.

“Saat ini peternak ayam sedang dalam kondisi yang sangat kritis pada kelangsungan proses usahanya. Keadaan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 2018 atau sekitar dua tahun dimana harga ayam hidup (livebird) terus anjlok. Bahkan, harganya berada di level Rp 5.000-10.000/kg. Ini jelas sudah tidak masuk akal pada proses dunia usaha yang modalnya berupa pakan dan segala perawatan dibanding hasil panennya”, jelas Hamid, Sabtu (25/4).

Politisi PKS tersebut membandingkan pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020, harga ayam di tingkat peternak seharusnya berada di level Rp 19.000-21.000/kg. Dengan harga di tingkat perternak yang rerata sampai Rp.7.000,-, telah memicu para peternak melepaskan ayam-ayamnya agar mencari makan sendiri karena para peternak ini sudah tidak sanggup memberi makan hewan ternaknya.

Menyelamatkan para peternak ayam yang secara bersamaan juga memenuhi kebutuhan daging di tengah masyarakat yang menambal kekurangan stok daging sapi atau kerbau, menurut Hamid akan menjadi kebijakan yang akan menjadi penyelamat para peternak. Menutup celah impor daging sapi dan kerbau menjadi kebijakan penting sehingga masyarakat dapat mulai teredukasi bahwa ketika tidak ada daging sapi, masih ada daging ayam yang harganya wajar.

“Pemerintah saat ini sangat urgen untuk menyelamatkan peternak ayam ini. Solusi jangka pendek adalah jangan ada impor daging dari luar, dan bantu para peternak untuk dapat pakan yang masuk akal. Mereka menyerah bukan hanya ayamnya tidak terserap, tapi terlalu murah dibandingkan dengan biaya produksi berupa pakan yang tinggi”, ucap Hamid.

Baca Juga  Komunitas Vespa Petukangan, Buka Donasi Cegah Covid-19

Legislator PKS dari Jateng IV ini mengatakan bahwa pemerintah yang telah bekerjasama dengan 15 perusahaan yang bersedia menyerap ayam peternak masing-masing sebanyak 4 juta ekor ayam masih belum merata memenuhi semua kebutuhan para peternak terutama di daerah-daerah. Saat ini sudah banyak kebangkrutan usaha peternak ayam pada skala UMKM yang merupakan gambaran adanya PHK para pekerja-pekerjanya.

“Saya berharap refocussing anggaran kementerian bekerjasama pemda-pemda mampu membuat terobosan penyelamatan para peternak ayam ini. Kementerian Pertanian perlu berkoordinasi dengan kementerian Perdagangan untuk membertimbangkan pembatasan importasi daging yang akan membantu meningkatkan permintaan daging ayam sebagai pemenuhan kekurangan daging sapi atau kerbau sebagai alternatif”,  tutup Hamid.( red )

Komentar

Tinggalkan Komentar