Semarang – Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Pemuda (LBH GP) Ansor Jawa Tengah mengapresiasi aparat kepolisian yang bertindak cepat mengamankan tindak kejahatan gank oleh anak-anak.
Direktur LBH Ansor Jateng Denny Septiviant mengatakan laku kejahatan yang dilakukan sekelompok anak-anak sangat meresahkan warga Semarang akhir-akhir ini. Terutama setelah video Gengs 69 viral di internet.
“Kami mengapresiasi penangkapan yang dilakukan polisi. Hal ini sebagai bagian utuh peran kepolisian dalam menjaga kondusifivas Kamtibmas jelang perhelatan politik 17 April 2019,” terangnya Selasa (05/02/2019)
Menurut Denny, LBH Ansor Jateng juga melihat bahwa media sosial dijadikan sarana untuk melakukan glorifikasi aksi-aksi gank ini atas itu ia berharap masyarakat tidak turut menyebarluaskan konten yang ada.
Disebutkan Denny, materi-materi baik berupa foto maupun video yang dibuat oleh anggota kelompok tersebut justru akan menimbulkan keresahan di masyarakat. Dia mengajak semua pihak dalam kasus ini menggunakan media sosial untuk membantu pihak kepolisian.
“Misalnya mengidentifikasi para pelaku agar yang belum tertangkap dapat segera ditangani pihak berwajib,” ujarnya.
Kepada anggota Ansor dan Banser juga dihimbau agar turut membantu kepolisian dalam menjaga kondusivitas wilayah. Apalagi kata dia rentetan peristiwa menjelang pemilu. Sehingga lanjut dia rawan dipolitisasi serta ditumpangi banyak kepentingan.
Dikatakan Denny, yang tidak luput agar diawasi juga munculnya aksi terorisme dimana kerap memanfaatkan momentum menjelang pemilu seperti sekarang.
“Praktik kampanye hitam dan hoaks yang bisa memecah persatuan sebaiknya juga dikawal teman-teman Ansor dan Banser. Karena tren kejahatan hari ini seringkali muncul menjelang pemilu,”katanya.
Denny menambahkan bermula dari gang 69 atau Geng Brandalan Dinar Liar (Bradil) yang saat ini masih dalam pengejaran polisi berpotensi menjadi besar ketika kejahatan itu diglorifikasi melalui media sosial berbalut hoaks.
Dirinya khawatir dari tindak kejahatan itu kemudian berubah menjadi teror di masyarakat dengan menyebarkan ketakutan dan keresahan. Karenanya kata dia anggota Ansor serta Banser diwajibkan kompak bersama Polri.
“Ansor-Banser harus memberikan kontribusi nyata membantu masyarakat dan kepolisian. Kembali menggiatkan siskamling, termasuk siskamling digital, menjaga keamanan dan jangan mudah terprovokasi,” tegasnya.
Sebelumnya beredar video sejumlah pemuda mendatangi warung sambil membawa senjata tajam yang diketahui anggota geng 69. Saat ini sebanyak tiga orang telah diamankan petugas mereka ialah ZM (18), JY (22), dan AP (17).
Sementara, anggota Geng Brandalan Dinar Liar (Bradil) yang diduga bertanggungjawab atas aksi pembacokan di Semarang masih dalam pengejaran pertugas. ( RedG )