Cairo – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), menyerahkan dana beasiswa senilai total Rp4,5 miliar kepada 365 orang mahasiswa Indonesia asal Jabar yang saat ini sedang belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir.
“Beasiswa diprioritaskan bagi mahasiswa yang berprestasi dan tidak mampu. Dengan demikian, Pemprov Jawa Barat membantu menstimulus dengan dana per orang Rp 12 jutaâ€Â, ungkap Dr. Agus Suryadi dari Yayasan Alumni Al-Azhar Mesir (YAAM) Jabar dalam kesempatan pertemuan dengan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Cairo, Abdurrahman Sabran (6/2/2018).
Agus menyebutkan, beasiswa tersebut dialokasikan dari sebagian dana hibah Pemprov Jabar. Upaya yang diinisiasi sejak 2 tahun yang lalu ini diharapkan tidak hanya dapat membantu perekonomian mahasiswa non-beasiswa asal Jawa Barat di Mesir.
“Namun langkah Pemprov Jabar untuk mempercepat terwujudnya SDM yang unggul dan memiliki daya saing. Untuk memperoleh jumlah penerima beasiswa sebanyak 365 orang, Pemprov Jabar bekerja sama dengan YAAM Jabar dan Keluarga Pelajar Mahasiswa Jawa Barat (KPMJB) di Cairo terlebih dahulu melakukan seleksi terhadap 470 orang pelamar beasiswa,” kata dia.
Sementara itu, Abdurrahman Sabran, Minister Counsellor Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya selaku KUAI KBRI Cairo menyambut baik beasiswa ini.
“Dukungan Pemprov Jabar ini merupakan hal yang sangat penting karena program ini merupakan pilot project bagi Pemerintah Provinsi lainnya di Indonesia. Selain itu, ke depannya diharapkan ada sinergi antara Pemprov, KBRI Cairo, dan YAAM dalam mengupayakan pelatihan-pelatihan dalam berbagai bidang, antara lain yaitu kewirausahaan bagi mahasiswa Indonesia di Mesir untuk mempersiapkan kehidupan setelah kelulusanâ€Â, ujar Sabran.
Acting Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo, Ninik Rahayu, menjelaskan kualitas mahasiswa asal Jabar di Mesir, baik dalam bidang akademik maupun budaya, cukup tinggi.
Oleh sebab itu, sangatlah tepat jika Pemprov Jabar memberikan perhatian khusus kepada para mahasiswa yang merupakan aset bangsa, yang kelak akan membangun Indonesia dengan keilmuan Al-Azhar yang moderat.
“Tidak kalah pentingnya adalah bantuan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan studi dan tidak dipergunakan untuk hal-hal yang tidak mendukung studi,” demikian Ninik Rahayu menjelaskan. (admin)