oleh

Refleksi Akhir Tahun, Kemendes Sukses Salurkan Dana Desa 99,95 Persen

Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, sepanjang tahun 2020, Kemendes PDTT telah menyalurkan Rp71,1 triliun Dana Desa. Dengan demikian, penyerapan dana desa mencapai 99,95%.

“Capaian ini terwujud karena dari reformasi Januari 2020 dana desa langsung disalurkan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Desa. Persentase tahapan penyaluran juga dibalik agar lebih cepat digunakan,” ujar Mendes PDTT dalam refleksi akhir tahun 2020 secara virtual, Rabu (30/12/2020).

Abdul Halim juga megatakan, damak penggunaan dana desa ini lebih cepat ialah menurunkan angka kemiskinan desa, terutama di awal pandemi Covid-19, yakni menurun 0,03% antara Maret 2019-2020. Untuk itu, kata dia, reformasi penyaluran dana desa ini akan berlanjut di 2021.

“Bagaimanapun, pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 mendisrupsi pembangunan desa. APBDes untuk bencana dan kegiatan tak terduga semula tidak lebih dari 10%, kini mencuat menjadi 37%,” jelasnya.

Disamping itu, Abdul Halim juga mengatakan, dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa, pihaknya memasukkan 5,31 juta keluarga miskin yang belum pernah didata. Kemudian sebanyak 947 ribu keluarga miskin yang sebelumnya terdata namun luput dari penyaluran bantuan, serta 1,45 juta keluarga yang kehilangan mata pencaharian selama pandemi,

“Termasuk 92% bantuan untuk keluarga petani kecil, nelayan kecil, buruh tani, dan buruh nelayan,” urainya.

Untuk itu, Gus Menteri menilai program Desa Tanggap Covid-19 dan BLT Dana Desa sukses menjaga gerak pandemi Covid-19 di desa tetap rendah. Menurutnya, hingga November 2020 tercatat sebanyak 1,4 juta warga desa terjaga tidak jatuh ke jurang kemiskinan. Sehingga BLT Dana Desa tetap akan dilanjutkan pada 2021 mendatang.

Baca Juga  Kapolri Terbitkan E-Book Pedoman Manajemen Kontijensi Klaster Covid-19

Menurut Gus Menteri, program BLT Dana Desa ini ternyata sudah mendapat pengakuan dunia. Pasalnya, menurut Adjunct Professor Georgetown University Scott Guggenheim, saat ini banyak negara yang ingin meniru BLT Dana Desa Indonesia.

“Dan Indonesia tidak menyadari bahwa Indonesia adalah pelopor ide jaring pengaman sosial komplementer seperti ini,” tandasnya.

Untuk itu, Abdul Halim kembali mengingatkan agar dalam penggunaan dan desa tidak boleh dipihak ketigakan. Bahkan, ke depan sistem pengawasan bakal semakin diperketat.

“Kita terus kawal. Bahkan ke depan akan kita kawal agar dana desa ini bagaimana bisa lebih efektif lagi,” pungkasnya. (RedG/Ong)

Komentar

Tinggalkan Komentar