Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Turun – 5,94 %

Semarang – Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Jawa Tengah melakukan press releases secara daring melalui platform youtube yang disiarkan secara langsung mulai pukul 11.00 wib, rabu (5/8). Kepala BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono, MA., memaparkan indikator Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Triwulan II – 2020.

Semenjak diumumkannya virus corona di Wuhan, serta diumumkannya ada warga Indonesia yang terpapar corona pada tanggal 2 Pebruari 2020 oleh Presiden Joko Widodo, maka perekonomian Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada khusus mengalami perubahan yang signifikan.

Sentot mengemukakan bahwa Perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan II-2020 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp. 324.777,57 miliar dan atas dasar harga konstan (ADHK)  2010 mencapai Rp 233.744,09 miliar. Ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar -5,94 persen (y-on-y), padahal Triwulan II-2019 mampu tumbuh sebesar 5,52 persen. Dari sisi produksi, kontraksi terdalam dialami oleh lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan, sebesar -62,95 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran, hampir semua komponen terkontraksi.  Komponen yang terkontraksi paling dalam terjadi pada  Komponen Impor sebesar -24,60 persen.

Lebih lanjut Sentot mengemukakan, bila Dibandingkan dengan Triwulan I-2020 (q-to-q), ekonomi JawaTengah pada Triwulan II-2020 mengalami kontraksi sebesar -5,17 persen. Lapangan usaha  Transportasi dan Pergudangan mencatat kontraksi terdalam, yaitu -62,54 persen. Di sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Lembaga Non Profit  yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh positif, namun komponen lain terkontraksi, dimana komponen Impor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam, yaitu -23,10 persen.

Sementara itu, apabila perekonomian Jawa Tengah selama Semester I-2020 (c-to-c) dibandingkan dengan kondisi Semester I-2019 tercatat mengalami kontraksi sebesar -1,73 persen. Dari sisi produksi, kontraksi terdalam dialami oleh lapangan usaha Transportasi dan  Pergudangan, sebesar -30,63 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, kinerja ekonomi Jawa Tengah Semester I-2020 hampir semua mengalami kontraksi, dan yang terdalam terjadi pada Komponen Impor sebesar -12,28 persen.

Lapangan Usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan  II-2020 dengan kontribusi sebesar 35,17 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar 61,73 persen. (RedG).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *