oleh

Strategi Memotivasi Siswa agar Berprestasi dan Berkarakter 

Opini 

Oleh : Asep Amaludin, S.Pd., M.Si (Dosen UIN Saizu Purwokerto dan Dosen STEMBI Al Aziziyah Randudongkal) 

 

Pemalang – Motivasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prestasi, sebagian besar motivasi tumbuh karena cita-cita dan ekspektasi akan harapan masa depan. Obsesi seorang guru yang bertanggungjawab  adalah bagaimana mencetak siswa yang didiknya menjadi lulusan yang hebat dan berprestasi. Rasa Bangga dan bahagia akan mengalir dihati sanubari seorang guru yang berhasil membawa anak didiknya sukses dan mencapai taraf kebahagiaan. Karena itu, bekal ilmu dan proses pendidikan yang baik dari seorang guru sangat penting dan berpengaruh besar bagi kemajuan seorang siswa dalam menjalani kehidupannya.

Guru dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya “jangan maju tanpa persiapan”. Dapat dipastikan pembelajaran yang dilakukan kurang dapat diserap bahkan cenderung kurang bermakna. Apalagi jika berfikir untuk mendesain lulusan yang memiliki kualitas yang bagus. Para Guru perlu bekerja keras dalam berkreasi dan berinovasi dalam menyusun strategi yang jitu, guna menghasilkan lulusan yang menguasai kompetensi dan daya saing. Transfer knowledge yang universal dengan diiringi motivasi terhadap peserta didiknya agar mampu memenangkan persaingan kerja maupun kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan bekal tersebut, para lulusan bisa lebih mudah meraih kesuksesan dalam berkarir.

Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mempersiapkan lulusan atau peserta didik agar berprestasi:

Pengembangan Kurikulum yang lebih sederhana dan interaktif

Pengembangan Kurikulum ini bukan berarti kita mengadopsi dari sekolah diluar negeri, atau sekolah unggulan bahkan mengharuskan menggunakan alat yang mahal, metode pembelajaran rumit sehingga sulit dicerna oleh siswa, namun kurikulum yang tepat. Yaitu, kurikulum yang sesuai dengan potensi peserta didik disatuan pendidikannya sehingga mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik.

Baca Juga  Modul 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

Jadi penting untuk menyusun kurikulum yang tepat dan interaktif, dimana para siswa ikut terlibat langsung dan menikmati proses belajar mengajar dengan nyaman dan tenang. Kondisi seperti ini akan membuat materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Khususnya di kondisi pandemi Covid’19 seperti sekarang ini guru harus benar-benar menciptakan special edition pada setiap pembelajarannya untuk menghindari kejenuhan siswa dan terserap maksimal tranformasi pengetahun yang dilakukan.

 

Interaksi yang efektif antara Guru, siswa dan Orang tua

Konsep pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara guru, orangtua dan siswa perlu dikedepankan, karena siswa memiliki potensi dan cita-cita yang akan dicapai, Guru memiliki  4 kompetensi yaitu pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi professional dan kompetensi spiritual sedangkan orang tua memiliki sumberdaya yang dibutuhkan baik secara fisik dan non fisik. Ketiga unsur ini menjadi penting untuk menciptakan kondisi belajar yang memiliki harmonisasi dalam mencetak generasi yang berprestasi

Membangun interaksi antara guru dan siswa selain untuk proses belajar mengajar jadi lebih efektif juga memungkinkan guru untuk mendorong kemampuan interpersonal siswa. Anda bisa melihat respon mereka dalam menerima pendapat, kritik dan cara pandang orang lain dalam melihat sesuatu. Kemampuan komunikasi dan interaksi ini akan sangat berguna bagi siswa. Ditambah dukungan orang tua dalam memberikan motivasi, pengendalian dan evaluasi ketika siswa berada di rumah dan lingkungan masyarakat.

 

Berikan Keteladanan dan sikap positif

Keteladanan ini telah di contohkan oleh pahlawan pendidikan kita yaitu Ki Hadjar Dewantara, melalui tiga konsep guru sebagai sosok pendidik yakni ‘ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Jika diartikan kurang lebih bermakna “di depan memberi teladan, di tengah membangun keinginan (memotivasi), di belakang memberi semangat.”

Baca Juga  Aksi Nyata Modul 3.3 - Program yang Berdampak Pada Murid

Guru harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya, bukan hanya tranformasi ilmu pengetahuan tetapi juga memberi pelajaran serta sikap positif terkait nilai-nilai sosial secara langsung untuk mencapai konsep guru sebagai pendidik.

Setelah lulus dari jenjang pendidikan, diharapkan siswa mampu memberi pengaruh positif bagi dirinya dan orang lain, terlebih di era digital seperti sekarang. Hal ini juga sangat berpengaruh bagi mereka ketika terjun di lingkungan pekerjaan, kepribadian menjadi modal yang tidak kalah pentingnya dibanding skill dan ilmu, bahkan menjadi penentu kesuksesan seseorang.

 

Terus belajar dan respon positif terhadap perubahan

Kemajuan teknologi begitu cepat dan dinamis, kehadirannya membawa pengaruh yang sangat besar dalam mengubah tatanan sosial dan pendidikan. Selain sarana pendukung yang baik, sebagai pengajar kita juga dituntut untuk cepat beradaptasi dan meningkatkan kapasitas serta kompetensi.

Dengan terus belajar, dan terbuka akan perubahan, guru akan lebih mudah menemukan pola pengajaran yang efektif sesuai dengan tren dan perkembangan informasi yang terjadi.

Memberikan Apresiasi atas prestasi

Pemberian apresiasi pada anak didik akan membuat mereka termotivasi untuk terus belajar dan menjadi lebih baik dari sebelumnya, serta meningkatkan kepercayaan diri. Apresiasi banyak bentuknya, bisa berupa pemberian hadiah, pelukan, senyuman, atau pujian. Anak akan cenderung mengulangi kebaikan dan keberhasilan yang ia lakukan karena mereka sudah mendapat konsekuensi yang menyenangkan.

Pemberian apresiasi ini tentu harus dilakukan dengan cara-cara yang efektif.  Misalnya dengan memberikan pujian, pemberian pujian sebaiknya fokus pada mengapresiasi usaha dan proses yang dilakukan oleh siswa. Penting juga untuk menghindari membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya ketika memberikan pujian, bandingkanlah pencapaian anak dengan pencapaian sebelumnya, sehingga ia sadar untuk terus belajar dan berusaha.(RedG/*)

 

Komentar

Tinggalkan Komentar