Modul 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

Penulis  : Astutiati, S.Pd (CGP Klaten – SDN 1 Brangkal, Wedi, Klaten)

 

Klaten – Setiap anak merupakan suatu pribadi yang unik berdasarkan karakteristiknya yang  terlahir dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, guru hanya dapat menuntun lakunya, bukan kodratnya. Oleh sebab itu sebagai pendidik berkewajiban memastikan bahwa setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik sesuai kebutuhan belajarnya.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis oleh guru agar mampu mengakomodir seluruh kebutuhan murid yang berada di dalam kelas maupun lingkungan sekolah. Ciri-ciri dari karakteristik pembelajaran berdiferensiasi yaitu guru harus menciptakan lingkungan belajar untuk mengundang murid supaya mereka minat untuk tertarik, tujuan pembelajaran harus jelas, mengevaluasi murid, merespon kebutuhan murid, serta melaksanakan manajemen kelas secara efektif.

Adapun tujuan pembelajaran berdiferensiasi bagi setiap murid yaitu pertumbuhan maksimum dari posisi belajar mereka saat ini. Sedangkan tujuan untuk guru yaitu semakin memahami tentang posisi belajar tersebut sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid, dan guru harus menyadari bahwa ruang kelas harus menjadi tempat dimana guru akan selalu berusaha mengejar pemahaman terbaik mereka tentang pengajaran dan pembelajaran setiap hari, serta untuk mengingat setiap hari bahwa tidak ada praktik yang benar-benar praktik terbaik kecuali apabila itu berhasil untuk setiap murid. Oleh sebab itu, pada pembelajaran berdiferensiasi perlu persiapan atau strategi pembelajaran yang tepat dari guru baik berupa diferensiasi konten, proses, dan produk dengan mengacu pada aspek pemetaan kebutuhan belajar murid. Adapun dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi meliputi kesiapan belajar murid, minat belajar murid, dan profil belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru harus melaksanakan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran atau menyusun beberapa perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Akan tetapi dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar murid merasa aman dan nyaman dalam belajar serta pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa diistimewakan atau sebaliknya. Peran guru sangat penting dalam menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada dalam kondisi jauh dari rasa takut, berani dan tampil percaya diri dalam mengungkapkan ide atau pendapat, senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi aktif dalam diskusi, menyukai tantangan atau hal-hal baru sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Guru juga perlu melakukan berbagai pendekatan terhadap konten, proses, dan produk dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Guru pada saat membuat perencanaan, pelaksanaan, assessment, dan rencana tindak lanjut dalam pembelajaran berdiferensiasi, dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maupun pembelajaran yang selalu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid itu semua terjawab dengan pembelajaran berdiferensiasi. Demikian pula umpan balik, evaluasi, dan refleksi secara kontinyu juga terus dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar sepanjang hayat. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan dan mengakomodir seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang selalu berubah.

Berbekal kekuatan yang dimiliki murid, maka kita akan lebih mudah dalam melakukan perubahan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang selalu memahami kebutuhan murid. Secara sadar disiplin positif akan tumbuh dan terbiasa dilakukan murid karena apa yang mereka lakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi sudah diselaraskan dengan kebutuhan mereka. Mereka merasa dihargai dan diakui eksistensinya, maka mereka otomatis akan melakukan tindakan yang berbudaya positif sebagai bentuk timbal balik dari pembelajaran berdiferensiasi.  (RedG/O)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *