oleh

Karakteristik Periode Sastra di Indonesia

Penulis : Aulia Azzahra (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Jakarta – Perjalanan sastra Indonesia dikenal beberapa angkatan sastra. Setiap angkatan sastra Indonesia ini memiliki ciri dan karakteristik khas.

Angkatan Sastra Indonesia Lama (Sebelum Tahun 1920)

Angkatan sastra ini lahir sekitar tahun 1500 M setelah agama Islam masuk ke Indonesia. Salah satu pujangga yang terkenal ialah Hamzah Fansuri dan Raja Ali Haji yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belas”.

Ciri-ciri karya sastra Indonesia lama ini yakni bahasa baku yang kaku;bercerita tentang dewa-dewa/raksasa;cerita tentang kerajaan; danmengandung unsur keagamaan yang kuat.

Angkatan Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka berdiri tahun 1917 dengan ditandai berdirinya Balai Pustaka. Para penulis/pengarang dan para ahli bahasa Melayu, didaulat menjadi redaktur dari Balai Pustaka. Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul Muis merupakan salah satu contoh karya sastra Angkatan Balai Pustaka.

Ada pun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain tidak mengandung unsur menentang pemerintah; tidak menyinggung golongan tertentu dalam masyarakat; dant idak memihak salah satu agama yang ada.

 

Angkatan Pujangga Baru

Angkatan ini ditandai dengan terbentuknya Majalah Poejangga Baroe. Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E. Tatengkeng dan “Nyanyi Sunyi” karya Amir Hamzah. Nah, kalau angkatan Pujangga Baru ini memiliki karakteristik umum seperti bercorak politik; nasionalis; bertema pendidikan

 

Angkatan 1945

Angkatan 1945 terbentuk pada masa kemerdekaan Indonesia. Salah satu sastrawan yang terkenal ialah Chairil Anwar. Ada beberapa karya dari Chairil Anwar yang sampai saat ini masih sering kita dengar seperti puisi “Aku” dan “Krawang-Bekasi”.

Baca Juga  Memilih Pemimpin yang Amanah

Karakteristik karya sastra dalam angkatan ini ialahb entuknya bebas, isinya merupakan realita; dan cerita tentang merebut kemerdekaan.

 

Angkatan 1950

Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945. Ada pengembangan karakteristik dari angkatan 1950 seperti: pusat kegiatan sastra sudah meluas ke seluruh pelosok Indonesia; nilai keindahan terbentuk atas peleburan antara ilmu dan pengetahuan asing berdasarkan ukuran nasional; dan kebudayaan daerah lebih banyak dimunculkan untuk mewujudkan sastra nasional Indonesia.

Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang Tercinta” karya WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer.

 

Angkatan 1966

Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik Ismail dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”, dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”.

Salah satu sastrawan angkatan 1966, Taufik Ismail. (sumber: kapanlagi.com)

Berhubung angkatan ini muncul di saat peralihan rezim, jadi karakteristik yang dimiliki angkatan ini ialah bercorak politis;beraliran surealistik; dan banyak menyuarakan kritik sosial.

 

Angkatan 2000

Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000 Squad. Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri 5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000.

Ciri-ciri karya satra pada angkatan ini ialah bebas memainkan kata-kata dan makna, mengangkat tema-tema dewasa; dan bersifat kontemporer.(RedG)

 

 

Komentar

Tinggalkan Komentar