oleh

Nasdem Curi Start Deklarasikan Capres, PDI Perjuangan Masih Banyak Blunder Politik

Jakarta – Hajat Demokrasi 5 tahunan sebentar lagi akan dirayakan oleh masyarakat Indonesia. KPU sudah menentukan secara resmi diadakan Pilpres dan Pileg yang akan dilangsungkan pada tanggal 14 Februari 2024.

Namun sampai saat ini belum ada partai yang secara resmi mendeklarasikan siapa calon presidennya,jika ada ketua partai yang nekad mendekakarasikan presiden hanya dianggap sebagai gimmick partai, sekedar dagelan politik biasa. Sekelas PDIP partai pemenang pemilu dua kali dan sudah ada stok capres potensial saja masih minder untuk deklarasikan nama calon presidennya. Perlu diketahui PDIP satu-satunya parpol yang bisa mencalonkan sendirian capres karena jumlah kursi DPR-nya melebihi ambang batas presiden threshold.

Salut akan keberanian manuver politik Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. keputusan politik yang dilakukan Nasdem akan membuat ketat – ketir ,cemas dan bisa saja meradang. PDIP kemungkinan akan menjadi partai yang sensetif menaggapai deklarasi Nasdem hari ini.

Perseturun politik bakal muncul sangat serius, persoalan serius adalah Nasdem masih berada di Koalisi Pemerintahan saat ini dan rupanya capres yang dibidik Nasdem berbeda dengan capres bidikan Jokowi dan PDIP. Lobi dan komunikasi Nasdem dan PDIP belum membuahkan hasil,justru Nasdem sudah bergerak liar dengan mendeklariasikan nama capres yang akan menjadi rival terberat bagi PDIP.

Nasdem dianggap partai yang lihai bermanuver Cepat dan tanggap beradaptasi dengan lingkungan politik . Lobi-lobi politik yang telah dilakukan menambahkan kepercayaan diri bagi Nasdem untuk segera bersikap menghadapi kontestasi politik elang hun 2024. Nasdem Berani Deklarasikan Capres,Kapan PDIP dan Partai Lainnya ?

Tentunya masyarakat saat ini sedang menunggu kepastian dari elite partai agar segera mendeklarasikan dukungan ke salah satu nama capres. Banyak capres yang lebih lebih dahulu manggung dan ditambah peran lembaga survei serta memeriahkan naman-nama capres.

Kontestan yang cukup tersohor dan digadang- gadang sebagai calon presiden 2024 berasal dari berbagai kluster yakni kluster Kepala Daerah muncul nama Ganjar Pranowo ,Anies Bawesdan kluster Ketua Parpol Prabowo Subianto, Puan Maharani, Zulkifli Hasan dan kluster profesional seperti Sandiaga Uno dan Erick Thohir.

Media dan lembaga survei politik turut serta memberikan dorongan gambaran atau potret dari masing- masing capres. Muncullah parameter pencapresan yang menjadi gambaran nama capres yang disukai dan pantas diusung oleh parpol.

Hanya saja, nama-nama Capres yang sudah beredar di masyarakat akan menjadi tidak bermanfaat apabila belum dicalonkan oleh partai. Tegasnya ,partai yang mempunyai hak mencalonkan dan merekomendasikan siapa yang bakal dipilih.

Baca Juga  Penyidik KPK Pertanyakan Rotasi Jabatan

Sesuai UU Pemilu No.17 Tahun 2017, partai atau koalisi partai yang telah memenuhi syarat ambang batas presiden / Presiden Threshold sebesar 20 persen perwakilan DPR di Parlemen.

Rupanya hari ini, Senin (03/09) menjadi tanggal keberuntungan untuk Anies Bawesdan. Jika melihat jadwal resmi acara sesuai undangan DPP Nasdem bernomer 161-UND/DPP-Nasdem/V/2022, Rencana Pukul 10.00 WIB Hari Senin 03 Oktober 2022 akan digelar Deklarasi Capres 2024 pilihan Nasdem.

Jika Nasdem hanya tunggal mengeluarkan nama Capres ,sudah bisa ditebak jika Anies akan menjadi pilihannya. Dan jika Nasdem masih ambigu dalam pilihannya,minimal.Anies akan masuk salah satu nama capresnya.

Nasdem mempunyai kedekatan khusus dengan Anies Bawesdan. Konon, Mantan Gubernur DKI ini termasuk juga pendiri Nasdem. Dukungan Nasdem ke Anies muncul di saat Rakernas Nasdem di Bulan Juni 2022 di mana nama Anies Bawesdan dimunculkan sebagai salah satu nama Capres habis konvensi Nasdem.

Dukungan Nasdem untuk Anies nampaknya masih samar karena masih dimunculkan dua nama capres lainnya seperti Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Dari hasil pertemuan dengan Ketua DPP PDIP di Kantor Nasdem Tower baru-baru ini, Surya Paloh juga akan memberikan Pintu untuk Puan Maharani sebagai capres Nasdem melalui konvensi Nasdem lanjutan

Anies semakin diperhitungkan ketika hubungan politik berlanjut dengan bertemunya Anies dengan para elite partai Nasdem ,PKS dan Demokrat pada tanggal 18 September 2022. Dalam pertemuan tersebut hadir jika Jusuf Kalla mantan wakil presiden. Dalam pertemuan tersebut diduga juga ada pembicaraan berkaitan Cawapres dan Isu Koalisi Partai.

Yang menarik dalam pertemuan tersebut adalah upaya perjodohan politik antara Anies Bawesdan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Penulis melihat momen tesebut sebagai cikal bakal kekuatan politik bagi Nasdem untuk segera menggagas deklarasi capres dan mengusung nama Anies sebagai kandidat terkuat.

Penulis melihat beberapa argumen yang menjadikan Surya Paloh selaku Ketum Nasdem untuk segera menggelar Deklarasi.

Ketum Nasdem Surya Paloh memilih menjadi King Maker. Hal ini pernah Surya Paloh lakukan dalam Pemilu 2019,Surya Paloh mendahului PDIP selaku parpol pemenang Pemilu 2014 dan Partai naungan Jokowi tetapi berani mengambil langkah besar menjadikan Jokowi sebagai Capres.

Pada saat itu,Nasdem sebagai gerbong utama yang memberikan tiket Capres dan kembali menjagokan Jokowi maju di Pilpres 2019-2024.

Baca Juga  Dua Rumah Warga Mamuju Rusak Akibat Gempa M5,9

Nasdem menggelar Konvensi dan memutuskan Jokowi sebagai Calon tunggal sebagai capres. Kendati dalam pilpres 2019 Jokowi diusung oleh partai lainnya tetapi Nasdem mempunyai banyak hak istimewa di jabatan politik dan sumber ekonomi yang didapat paska pemenangan Pilpres 2019.

Rupanya sudah menjadi harga mati untuk Nasdem menginginkan sebagai king maker. Dengan posisi tersebut Surya Paloh leluasa Bisa mengendalikan Anies Bawesdan dan mengeklaim Anies adalah milik Nasdem.

Tentunya keputusan ini akan segera dibayar mahal okeh Nasdem baik dari sisi beban Politik dan juga beban biaya yang harus dibelanjakan untuk mengikatkan Anies Bawesdan menjadi presiden 2024.

Geliat Nasdem hari ini akan segera mengubah konstelasi dan kontestasi politik nasional. Nasdem akan menjadi trigger bagi elite partai lainnya agar segera bermanuver juga.

Bagi capres yang belum mendapatkan tiket dari capres dari parpol ,saatnya segera menjual diri atau berani mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden. Hal ini yang menjadi PR terberat calon yang buka dari elite parpol/parpol seperti Ganjar Pranowo.

Bagi Ganjar Pranowo jika masih menunggu elektabilitas tembus di atas 40 persen atau menunggu keputusan Ketum PDIP siapa yang akan diusung capres. Tentu Ganjar akan banyak kehilangan momen politik, suara akan terus tergerus boleh capres lainnya yang lebih dahulu deklarasikan dan juga Ganjar akan hilang posisi tawar politiknya di mata elit partai non PDIP .

Gebrakan dan manuver Radikal dari seorang Ganjar sedang dinanti oleh ratusan juta masyarakat Indonesia,apakah akan menjadi pecundang atau menjadi negarawan yang siap menghadapi segala resiko politik .

Untuk internal PDIP harus lebih bijak menerima masukkan dan gambaran representasi data dari berbagai lembagai survei jika Ganjar Pranowo lebih banyak didukung daripada Puan Maharani. Resiko politik sangat besar bagi PDIP jika Ganjar tidak ikut pilpres. Kemungkinan Anies dan Capres lainnya akan lebih mudah bersaing dengan capres pilihan PDIP Puan Maharani. Dua kali kekalahan yakni kalah di Pilpres dan kalah di Pileg.

Apalagi Ganjar sampai di usung koalisi partai lain, begitu dahsyat kerugian yang akan dirasakan oleh PDIP. Suara pendukung PDIP yang pro ke Ganjar di pilpres akan diarahkan ke Ganjar dan kemungkinan partai pengusung Ganjar akan mendapatkan bonus Coat tail effeck.(RedG/Heru Subagia,  Ketua Relawan Ganjar Pranowo ( RGP2024).

Komentar

Tinggalkan Komentar