oleh

What is Consent?

Penulis: Tim lia s. Associates

Consent adalah persetujuan atau pemberian izin untuk melakukan sesuatu yang diungkapkan melalui kata-kata atau tindakan afirmatif sukarela yang dapat dipahami oleh semua pihak yang bersangkutan. Consent harus menjadi dasar dari setiap aktivitas seksual maupun non-seksual, dan hanya berlaku pada saat consent tersebut diberikan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai consent, ialah:

  1. Consent bisa ditarik kapan saja selama itu dikomunikasikan;
  2. Consent tidak berlaku, ketika individu yang bersangkutan dipaksa, diancam, maupun diintimidasi untuk memberikan consent tersebut;
  3. Consent tidak bisa diberikan apabila pemberi consent sedang dalam keadaan di mana mereka tidak dapat memahami keadaan yang terjadi; misalnya karena obat-obatan, tidak sadar diri, tertidur, disabilitas mental;
  4. Consent tidak bisa diasumsikan berdasarkan tidak adanya respon dari satu pihak, atau dengan tidak adanya balasan seperti “tidak” atau “berhenti”.

Dalam konteks seksual, ketika consent tidak ada, aktivitas tersebut lah yang kita anggap sebagai pelecehan seksual. Saat kita mendefinisikan kekerasan seksual, secara besar kosakata ini dapat dibedakan dalam tiga kategori besar, yaitu:

  1. Sexual coercion adalah aktivitas seksual yang terjadi dikarenakan korban ditekan, ditipu, diancam, maupun dipaksa secara non-fisik oleh pelaku. Misalnya, guilt tripping, blackmailing, dll.
  2. Sexual assault adalah aktivitas seksual yang terjadi dikarenakan korban ditekan, ditipu, diancam, maupun dipaksa secara fisik oleh pelaku. Misalnya, pemerkosaan, atensi seksual yang tidak diinginkan, dll.
  3. Gender harassment adalah diskriminasi kepada individu atas dasar jenis kelaminnya (gender). Misalnya objektifikasi tubuh seseorang, penekanan terhadap gender role, dll.

Banyak sekali orang yang mengabaikan eksistensi dari consent, atau malah meremehkannya. Salah satu cara untuk melakukan self-improvement dan self-development terhadap diri kita sendiri adalah dengan menyadari bahwa kita mungkin pernah memaksakan kehendak kita terhadap orang lain, atau pun mengabaikan consent mereka berkaitan hal-hal tertentu.

Baca Juga  Kepemimpinan Guru

Now that we’re aware, it’s better late than never to apply the concept of consent in our life.

Ingin cari tahu lebih lengkap mengenai topik serupa? Yuk, tonton WHITESPACE di Youtube & IG TV lia s. Associates @liasidik! (RedG)

 

Komentar

Tinggalkan Komentar