oleh

Vaksinasi di Satuan Pendidikan  Agar Pembelajaran Tatap Muka Segera Dilaksanakan

Solo – Vaksin COVID-19 telah datang ke tanah air, proses penyuntikkan telah dilakukan kepada presiden dan sejumlah pejabat serta anggota tenaga kesehatan.

Kedepan, semua warga yang berusia 18 sampai 59 tahun juga akan mendapatkan vaksinasi COVID-19. Hal tersebut membuat pegiat sosial kebijakan publik Kota Solo BRM Kusumo Putro, SH,MH berpendapat, menurutnya atas dasar apa, anak usia di bawah 18 tahun tidak mendapatkan vaksinasi virus COVID-19.

“Apakah anak yang berusia di bawah 18 tidak bisa terkena virus COVID-19,
kenapa tidak semua sekalian menjadi prioritas vaksin dan bukankah usia di bawah 18 tahun adalah usia anak sekolah TK sampai SMA yang sangat rentan terpapar karena merupakan usia remaja yang lebih banyak bergaul di masyarakat dengan semua usia dan apakah bisa dipastikan berdasar uji klinis bahwa usia dibawah 18 tahun imun tubuhnya sangat bagus dan sangat kecil kemungkinan terpapar Virus Covid 19,” ujarnya.

Kusumo menuturkan bukankah semua warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk sehat dan seluruh rakyat Indonesia merupakan prioritas tanpa membeda bedakan tingkat usia untuk mendapatkan vaksin dari negara.

“Mungkin itu pertanyaan sederhana yang sering muncul di masyarakat,” jelasnya.

Target, 180 juta rakyat Indoneia diperkirakan waktunya 1 tahun baru bisa selesai divaksin.

Pembelajaran jarak jauh via online yang kini sedang dijalani para murid dari berbagai tingkatan pendidikan dan mahasiswa juga menjadi perhatian Kusumo.

“Seharusnya negara memprioritaskan vaksin kepada para guru, dosen dan tenaga pengajar lainnya agar proses belajar mengajar segera bisa dibuka kembali dan sekolah segera bisa aktif kembali dimana proses belajar mengajar tatap muka bisa dilakukan kembali karena sudah hampir 1 tahun sekolah TK sampai SMA / SMK diliburkan,” bebernya.

Baca Juga  Hadir di Solo, Humanity Foodtruck ACT Bagikan Ratusan Paket Makanan

Lanjut Kusumo, belajar dengan tatap muka di sekolah lebih bagus kwalitasnya daripada belajar secara daring.

“Semoga negara dan pemerintah segera merubah peraturan agar guru, dosen dan tenaga pengajar lainnya di negeri ini menjadi prioritas utama dan didahulukan untuk divaksin seperti pejabat negara dan nakes karena tanpa mereka kita Ini bukan apa-apa dan tidak menjadi siapa-siapa, dan proses belajar mengajar tatap muka bisa segera aktif dan dilaksanakan kembali seperti semula,” bebernya.

“Sehingga tahun 2021 dunia pendidikan kita tidak menyambut generasi ‘Mak Jegagik’ , mak jegagik lulus, mak jegagik SD, mak jegagik SMP, mak jegagik SMA / SMK, mak jegagik mahasiswa,” tutupnya.

Percepat Vaksinasi Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Jumlah 180 juta warga negara Indonesia yang menjadi target divaksin dalam kurun waktu satu tahun, menjadi pertanyaan bagi Kusumo.

“Pada Januari 2021 sebanyak 3 juta dosis vaksin, Februari 4,7 juta, Maret 8,5 juta, April 16,6 juta, Mei 24,9 juta dan Juni 34,9 juta dosis vaksin,” jelasnya.

“Bio Farma sebagai produsen lokal vaksin COVID-19 harus menyampaikan informasi ke publik soal kapasitas produksi perbulan, vaksinasi harus selesai sebelum satu tahun maksimal 6 bulan, jika satu tahun tidak selesai, maka rakyat akan bekejar-kejaran dengan persebaran virus COVID-19,” ungkapnya.

Kusumo melanjutkan, vaksinasi harus dipercepat agar masyarakat bisa kebal dengan virus COVID-19.

“Vaksinasi harus dilakukan secara terprogram dengan baik, rakyat menunggu divaksin,” jelasnya.

Golongan lanjut usia, juga menjadi perhatian dari Kusumo, karena mereka yang berusia diatas 59 tahun belum direncanakan akan mendapat vaksinasi.

“Mereka adalah golongan rentan terpapar, seharusnya mereka segera juga divaksin, agar tidak terjadi kepanikan di publik,” tegasnya. (RedG/Aris Y)

Komentar

Tinggalkan Komentar