oleh

Uniknya  Spot Pengamatan Burung  di Danau Limboto

Penulis : Pantiati Cokro Suwiryo,S.Si

 

Beberapa tahun terakhir, para pengamat burung maupun fotografer satwa liar mulai melirik Danau Limboto. Danau ini mulai diminati sebagai spot pengamatan burung, terutama burung Migran. Burung Indonesia tahun 2016 telah mencatat 85 jenis burung di Danau Limboto, 35 diantaranya adalah jenis burung migran.

Seiiring meningkatnya aktivitas pengamatan burung, semakin banyak spot pengamatan burung yang teridentifikasi di danau ini. Sampai saat ini, Burung Indonesia telah mensurvey beberapa alternatif lokasi pengamatan di sekitar Danau Limboto.

 

Spot Pengamatan Burung

Untuk burung Pemangsa, spot terbaik ada dibagian selatan Danau Limboto. Museum Pendaratan Pesawat Ampibi Sukarno (sering di sebut sebagai Museum Pendaratan Sukarno) merupakan salah satu spot pengamatan Elang Bondol (Haliastur indus). Pada tahun 2016, Burung Indonesia pernah mencatat sekitar 20 ekor Elang Bondol di kebun kelapa sebelah barat Museum Pendaratan Soekarno. Di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

 

Peta Pengamatan Burung Di danau Limboto

 

Pengamatan di spot ini dapat dilanjutkan menuju Makam Aulia Raja Ilato. Dengan perbukitan yang ditutupi semak belukar, kita dapat menemukan Remetuk Laut (Gerygone sulphurea), Burung-madu Sriganti (Cynniris jugularis ), Cekakak Sungai (Todiramphus chloris) dan jenis penetap lainnya. Selain itu, dari pendaratan Soekarno kita dapat melanjutkan pengamatan di dermaga Tempat Pelelangan Ikan untuk mengamati jenis burung air seperti Bambangan (Ixobrychus spp.), kuntul (Egretta spp.), dan lain-lain. Pengamatan di sekitar

Pendaratan Soekarno disarankan dilakukan dengan jalan kaki agar bisa menelusuri lokasi dengan baik atau dapat juga diteruskan dengan menyewa kapal dari dermaga TPI untuk melakukan pengamatan berkeliling Danau Limboto.

Baca Juga  Tanggapan 2 Mantan Sekda Pemalang Dalam Kasus OTT Bupati Pemalang

Selain Pendaratan Soekarno, dibagian selatan Danau Limboto terdapat Benteng Otanaha. Benteng ini terletak di puncak bukit, sehingga jarak pandang pengamat lebih luas. Dengan menyusuri tangga hingga ke puncak Benteng Otanaha, pengamat dapat mengamati beberapa jenis burung-madu (Nectarinidae), burung cabe (Dicaeum spp.) bahkan jenis endemis Sulawesi seperti Kadalan Sulawesi (Rhamphococcyx calyorhynchus). Selain itu, Benteng Otanaha merupakan salah satu spot pengamatan Elang Paria (Milvus migrans). Sekitar pukul 07.00-11.00, pengamat bisa mencoba menunggu Elang Paria di bagian benteng yang menghadap ke Danau Limboto.

 

Pengamatan Burung Migran

Jika pengamat ingin mendapatkan spot terbaik untuk pengamatan jenis burung migran, maka pengamat dapat menyusuri tanggul di bagian timur Danau Limboto. Tanggul ini membentang dari Dermaga Hutadaa hingga ke Pentadio Resort. Di tanggul ini, pengamat dapat berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan (motor/mobil). Tanggul kurang lebih memiliki tinggi 3 meter, sehingga pengamat dapat dengan leluasa mengamati burung. Ibis roko-roko (Plegadis falcinellus), Cirik-cirik (Merops spp.), Gagang-bayam belang (Himantopus himantopus) dan Kerak-basi ramai (Acrocephalus stentoreus) merupakan contoh burung yang dapat ditemui di lokasi ini.

 

Di Danau Limboto bagian timur ini, ada dua spot terbaik untuk pengamatan burung migran yaitu daerah persawahan Desa Lupoyo dan Desa Buhu. Burung Migran yang dapat teramati antara lain Trinil (Tringa spp.), Cerek (Charadrius spp.), Dara-laut (Chlidonias spp.) dan jenis burung air lainnya.

Dermaga Hutadaa sendiri juga merupakan salah satu spot pengamatan yang cukup recommended. Jika air danau sedang surut, pengamat dapat berjalan agak jauh ke arah Danau sehingga lebih mudah mengamati burung. Selain itu, dermaga hutadaa memiliki 2 aula dan jembatan kayu yang dilengkapi dengan atap sehingga cukup aman untuk pengamat yang membawa keluarga. Bambangan (Ixobrychus spp.), kuntul (Egretta spp.), Cirik-cirik (Merops spp.) dan Kerak-basi ramai (Acrocephalus stentoreus) dapat teramati di lokasi ini.

Baca Juga  Pasca Terkena Dampak Angin Muson Timur, Kelompok Seniman Muda Kota Semarang dan Bunga Jabe Ajak Resik-Resik Pantai

Sementara itu, dibagian utara: Pentadio Resort merupakan salah satu titik akses pengamatan burung di Danau limboto. Terus kearah barat dari Pentadio Resort, terdapat area persawahan yang berbatasan dengan Danau Limboto. Namun dari area persawahan ini cukup sulit mencapai tepi Danau Limboto karena substrat yang berlumpur.

 

Demikian halnya di bagian barat Danau Limboto, pengamat cukup sulit mencapai tepi danau Limboto karena substrat yang berlumpur. Burung Indonesia telah mensurvey spot pengamatan di Kelurahan Tinelo menyusuri sebuah sungai. Meskipun tidak mencapai tepi Danau, pengamatan di lokasi ini direkomendasikan untuk pengamatan jenis-jenis penetap seperti kuntul (Egretta spp.), Necatarinidae (Burung-Madu), Kerak-basi Ramai (Acrocephalus stentoreus) maupun Bubut alang-alang (Centropus bengalensis). Kerak-basi ramai cukup melimpah di lokasi ini, mendiami pohon di sepanjang sungai dan terdengar ribut selama pengamatan. Demikian halnya dengan Bubut alang-alang, terdengar bersahutan dan sesekali terbang melintas dari pohon ke pohon.

Untuk daerah yang bersubtrat lumpur, pengamat disarankan untuk menggunakan perahu agar lebih leluasa melakukan pengamatan. Dengan menggunakan perahu, pengamat dapat mengakses lokasi yang sulit dijangkau dari daratan. Selain itu, ada beberapa jenis burung yang sulit diamati dari tepi danau sehingga perlu menggunakan perahu. (RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar