oleh

Tangkal Covid-19 Lewat Nyadran 

Temanggung – salahY satu tradisi leluhur yang masih tetap dijaga eksistensinya di lingkungan pedesaan, nyadran. Termasuk  di desa Tlogowungu Kecamatan Kaloran Temanggung. Jumat (20/03/2020) di pagi yang cerah sebagian besar warga desa Tlogowungu berangkat bersama sama sambil memikul tenong (tempat makanan dari anyaman bambu) masing masing yang berisi lauk pauk dan jajanan menuju ke pelataran pesarean (makam) leluhur desa .

Warga desa Tlogowungu tetap menggelar tradisi tahunan yaitu : nyadran , ditengah merebaknya isu isu tentang covid-19 atau sering disebut virus corona . Bukanya warga tidak takut , tetapi mereka tetap melestarikan tradisi yang telah mendarah daging sejak zaman dulu . Bahkan mereka mengajak sanak saudara untuk turut meramaikan acara nyadran di desa Tlogowungu ini .

Tepat pukul 09.00 acara dimulai . Warga begitu antusias, mereka telah menyiapkan berbagai hal jauh jauh hari sebelumnya dengan banyak persiapan dan pengeluaran . Meskipun dari pihak puskesmas kecamatan Kaloran telah menghimbau agar menghindari perkumpulan yang melibatkan banyak orang supaya tetap menjaga diri di rumah.

“Kita tidak boleh meremehkan isu tentang covid-19 , tetapi kebudayaan leluhur yang ada harus tetap lestari di zaman milenial ini. Marilah kita awali dari diri kita sendiri , kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan diri . Dan senantiasa memohon perlindungan kepada tuhan” kata  Yanto selaku pembawa acara .

Dalam acara nyadran ini, semua warga yang turut berpartisipasi membawa bekal sendiri yang berisi makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Seperti lauk pauk yang berasal dari daging , telur dan sayuran yang memiliki protein dan berbagai zat gizi lainnya yang di butuhkan tubuh. Serta tidak lupa buah buahan yang mengandung antioksidan tinggi seperti buah apel , semangka , jeruk. Kandungan vitamin yang ada dalam buah buahan tersebut dapat digunakan oleh tubuh untuk menangkal radikal bebas dan menambah daya imunitas tubuh kita . Oleh karena itu tidak salah jika Nyadran disebut sebagai hari gizi . Karena warga desa , seperti di desa Tlogowungu ini tidak setiap hari mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi tinggi seperti itu. Acara nyadran tersebut menjadi ajang untuk meningkatkan gizi warga desa sendiri . Dengan daya tahan tubuh yang kuat dan senantiasa menjaga kesehatan , semoga dapat menjaga diri kita dari berbagai virus yang ada .

Baca Juga  Alumni SMANSA Pemalang Galang Dana dan Salurkan Bantuan Atasi Covid-19

Sebelum menuju ke acara puncak , yaitu makan bersama. Seluruh warga melakukan doa bersama menurut agama dan kepercayaan masing masing . Panitia terlebih dahulu memberikan hand sanitizer dan air hangat untuk cuci tangan. Baru kemudian membuka bekal yang dibawa dan makan bersama. Inilah saat yang di tunggu-tunggu , yakni tradisi saling bertukar makanan . Setiap keluarga membawa sajian wajib yaitu ingkung dan bucu (nasi yang di bentuk kerucut) . Satu persatu rangkaian acara telah dilalui, acara nyadran desa Tlogowungu telah usai. Semoga kita semua tetap terhindar dari segala wabah yang ada , selalu berdoa kepada yang kuasa dan tetap jaga kesehatan. (RedG/astari nur khofifah)

Komentar

Tinggalkan Komentar