Solo – Ratusan orang berkumpul di hall Hotel Asia, Solo mereka menikmati setiap alunan musik yang mengiringi para penyanyi yang melantunkan lagu campursari dan pop dangdut milennial, Rabu (20/3) malam.
Acara malam itu bertajuk launching album perdana Rat Plus campur sari dan pop dangdut millenial, berasa spesial karena hadir legenda hidup musik keroncong jawa Waldjinah yang pada waktu itu melantunkan lagu Walang Kekek. Para hadirin berdiri guna memberi penghormatan ketika lagu tersebut dinyanyikan.
Album yang berisi 12 lagu tersebut merupakan karya musisi DJoko Lelono yang dinyanyikan oleh sejumlah penyanyi.
Adalah pengusaha sukses dari Kecamatan Gemolong Tri Agus Bayuseno salah satu penyanyi yang menyumbangkan suara emasnya pada album tersebut.
Pria yang akrab disapa TAB ini mengaku menyalurkan hobi bernyanyinya lewat album tersebut.
Tanpa canggung TAB memamerkan suara emasnya dengan sejumlah lagu diantaranya berjudul kekes dan pak tani.
Mengenakan beskap warna kuning kunyit, TAB menceritakan album tersebut mempunyai banyak pesan moral yang ingin disampaikan kepada pendengar.
“Banyak pesan moral dari lagu-lagu di album tersebut karena banyak sekali tema dalam lagu-lagu tersebut diantaranya tentang kehidupan sehari-hari, problematika sosial maupun urusan rumah tangga.Pesan moral tentunya mengajarkan tentang kebaikan dalam hidup,” jelasnya.
TAB juga ingin kembali memunculkan pamor musik campur sari yang belakangan meredup. Memilih rekaman di Lokananta, pria ramah ini ingin menghargai sejarah dari perusahaan rekaman yang telah melahirkan sejumlah penyanyi legendaris Indonesia seperti Gesang, Titiek Puspa dan Waldjinah tersebut.
“Ada faktor kualitas dan historis mengapa kita memilih Lokananta,” ucapnya.
Sementara Waldjinah berharap Rat Plus tidak hanya membuat satu album, dia berharap akan ada album-album selanjutnya di masa mendatang. ( RedG )