Wonogiri – Setelah melakukan aksi di depan Kantor KPU Wonogiri kemarin siang, Sunarto (40) akhirnya memenuhi panggilan Ketua GP Ansor Wonogiri Sri Handoko guna memberikan klarifikasi terkait aksinya yang viral tersebut.
Bertempat di Kantor PC NU Kabupaten Wonogiri di komplek Terminal Lama Wonogiri, Pria kelahiran Desa Trukan, Kecamatan Pracimantoro,Kabupaten Wonogiri yang kini berdomisili di Kabupaten Demak akhirnya datang guna memberikan pernyataan di hadapan Ketua GP Ansor Wonogiri Sri Handoko dan sejumlah pengurus GP Ansor Wonogiri, Selasa (23/4) sore.
Sunarto mengatakan dia menyesal dan mengaku bersalah karena telah memakai seragam Ansor saat aksinya kemarin di depan kantor KPU.
Dia menceritakan bahwa dia adalah bukan anggota maupun pengurus GP Ansor Kabupaten Wonogiri.
“Saya akan menghadiri hari lahir Ansor di Blitar, Jawa Timur, sebelumnya saya menemui Ketua PC NU Kabupaten Demak saudara Nurul Muttaqin dan Ketua Satkorcab saudara Teguh,” katanya.
Aksi di KPU Wonogiri kemarin dilakukannya sebagai wujud dukungan moril pribadi bukan atas nama organisasi atau lembaga kepada kakaknya yang mencalonkan diri sebagai salah satu caleg DPRD Kabupaten Wonogiri atas kesalahan pencetakan DCT.
“Saya biasa memakai kaos oblong dan kain sarung,berhubung di dalam mobil ada jas Ansor lengan pendek yang akan saya pakai buat acara di Blitar, ya saya spontan pakai saja,” jelasnya.
Dia menambahkan setelah aksi di KPU Wonogiri tersebut dia tidak memberikan keterangan apapun.Namun dia mengaku bersalah dan siap menerima sanksi apapun dari GP Ansor Wonogiri.
informasi yang diterima redaksi, nama Sunarto tidak tercatat sebagai anggota GP Ansor Kabupaten Demak.
Dia diketahui pernah melakukan diklat Banser di Jawa Timur beberapa waktu silam.
Akhirnya Sunarto menulis surat pernyataan di atas kertas bermaterai disaksikan Ketua GP Ansor Wonogiri beserta jajaran.
Suasana akhirnya mencair setelah Sunarto membacakan surat pernyataan tersebut dan berjabat tangan serta berpelukan dengan Ketua GP Ansor Wonogiri . (RedG)
Komentar