oleh

Suka Duka Pekerja Migran Indonesia di Hongkong

Hongkong – Menjadi seorang TKI perempuan atau PMI bukanlah suatu hal yang mudah, dibutuhkan tenaga atau fisik, serta mental yang kuat.

Hal ini dikarenakan seorang PMI nantinya akan bekerja ke luar negeri dengan orang yang tidak dikenal.

Ulfi kelahiran 1998 asal Trenggalek Jawatimur yang berkerja jadi PMI Hongkong bercerita bahwa suka duka menjadi PMI Hongkong yang ia rasakan pertama yaitu mendapatkan upah yang besar jika dibandingkan dengan di Indonesia kan kalau di indonesia banyak pabrik kalau disini kerja ya PRT dan ngurus orang tua.

Dengan upah yang besar itu dapat membuat PMI ini bisa mengirim uang kepada kedua orang tua setiap bulan, dan ia juga bisa menyisikan sedikit pendapatkannya untuk ditabung.

“Suka yang pertama yaitu alhamdulillah gajinya gede, dengan gaji yang gede tersebut kita bisa bantu orang tua, kita bisa menabung buat masa depan hehe..”

Tidak hanya itu, ulfi juga mengatakan bahwa keuntungan lain selama berkerja di luar negeri yaitu dapat mahir berbahasa asing tanpa harus mengeluarkan upah atau biaya untuk les itung itung kerja sambil belajar. Imbuanya

“Suka yang kedua yaitu kita bisa mahir berbahasa asing secara cuma-cuma, karena kita setidaknya bisa menguasai bahasa asing yang bisa kita pergunakan sebagai modal, ketika pulang dari luar negeri kita bisa buka les bahasa,”

Selain itu, beberapa suka yang pernah dialami oleh ulfi yaitu memiliki banyak teman, bisa hiking kalau bahasa anak sekarang piknik gratis tiap minggu, serta dapat menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.

Tidak hanya sukanya saja, namun tentu ada duka yang sering juga dialami oleh Ulfi, perempuan yang sedang bekerja di hongkong.

Baca Juga  Habib Hidayat Pimpin HIMSAK Periode 2023-2024, Ajak Seluruh Mahasiswa Sakti Alam Kerinci untuk Berkontribusi Nyata

Duka yang pertama yaitu jauh dari keluarga, bukan hal yang mudah bekerja jauh dari kedua orang tua serta sanak saudara.

Terlebih jika sedang sakit, tentu duka yang satu ini akan sangat terasa mendalam, harus mandiri dan mampu mengurus diri sendiri dalam keadaan yang tidak berdaya.

“Jauh dari orang tua, jauh dari sanak saudara, jauh dari teman, itu rasanya nyesek banget, terkadang aku merasa iri sama kalian yang bisa sewaktu-waktu bercanda sama orang tua kalian,” (RedG/Alwin K)

Komentar

Tinggalkan Komentar