Pemalang – Likuran merupakan hari kedua puluh satu sampai menjelang selesainya bulan ramadhan. Ada tradisi yang meunjukkan kearifan lokal yang dipelihara umat Islam di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Menurut Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo tradisi Likuran ini merupakan ajang silaturahmi dan media komunikasi antar warga, terlebih jelang lebaran Idul Fitri.
“Tradisi semacam ini ,bisa menjadi media komunikasi antar warga, bahwa penggarit salah satu desa pemajuan kebudayaan mengemas, acara dengan menampilkan Serabi likuran karena ini identik dengan moment likuran, sehingga efent ini menjadi agenda tahunan menjelang hari raya atau beberapa hari terakhir menjelang lebaran,” ungkap Imam, Senin (8/4/2024).
Selain itu, Imam juga menceritakan bahwa Desa penggarit banyak pengrajin srabi sebagai makanan tradisional.
” Terlebih bahwa di Desa Penggarit ada beberapa pengrajin/ pembuat serabi dan jajanan lainnya yang digelar disepanjang jalan Marbhodiono Desa Penggarit, Kecamatan Taman. Adapun cara pembeliannya dengan menukarkan uang klithik yang sudah disediakan. Selain Serabi, ada banyak macam jajanan tradisional yang disediakan ,” jelasnya.
Tentunya kegiatan ini juga mendorong UMKM makanan dapat berkembang di Desa Penggarit.
” Harapannya karena ini adalah desa pemajuan kebudaayaan serta Tradisi ,dan kearifan lokal yang terus akan dilestarikan, tentunya akan dipertahankan, tentunya ada dampak secara ekonomi kepada para pelaku UMKM yang ada didesa,” tutupnya.
Menurut salah satu Tokoh warga mengatakan bahwa, “Tradisi Likuran Sungguh, tradisi yang menjadi salah satu bukti bahwa tradisi seperti adalah suatu ajang bersilaturahmi antar warga , terutama yang habis pulang mudik , sebagai buah tangan yang paling mengesankan.”
Tradisi ini masih sangat kental, masyarakat di sana percaya bahwa dengan melaksanakan tradisi Likuran, mereka bisa menyambut bulan suci Ramadhan dengan hati yang bersih dalam menjalankan ibadah puasa serta menjadi simbol kebersamaan dan kesyukuran . (RedG/Rokhim)
Komentar