oleh

Sports Tourism, Sehat Bugar Jasmani Rohani

Pemalang – Hari Olahraga Nasional Tahun 2020, tepat tanggal 9 september 2020 memang terasa lain, tanpa ada beberapa kegiatan olah raga bahkan upacara tingkat kabupaten pun ditiadakan. Hanya upacara virtual dilaksanakan oleh dinas parpora tingkat provinsi.

Pada 2020 ini, Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) megusung tiga tema, yakni sport science, sport tourism dan juga sport industry.

Sport tourism sendiri sebenarnya adalah acara yang memadukan olahraga sekaligus mempromosikan pariwisata di suatu daerah. Harapannya dengan adanya sport tourism, destinasi wisata yang dilalui sebagai rute ajang olahraga nantinya akan semakin populer.

Jika destinasi wisata tersebut populer, tentu saja komunitas daerah dan pergerakan ekonomi di wilayah yang dilalui akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Jenis dari sport tourism ini terbagi menjadi dua, yakni soft sport tourism dan juga hard sport tourism. Lalu, apa perbedaan antara soft tourism dan hard sport tourism?

Soft sport tourism ini merupakan kombinasi antara olahraga dan pariwisata yang kegiatannya berhubungan dengan unsur gaya hidup seperti hiking, lari hingga bersepeda.

Tak hanya itu, dalam soft sport tourism masyarakat umum bisa ikut berpartisipasi, jadi tidak hanya atlet saja yang diperbolehkan mengikuti event tersebut.

Lain halnya dengan hard sport tourism, di mana acara ini diselenggarakan secara reguler dan biasanya akan diikuti oleh atlet berpengalaman. Beberapa contoh hard sport tourism di antaranya ada Sea Games, Olimpiade dan masih banyak lagi lainnya.

Tentunya tema ini mendapat respon dukungan bagi para penggiat olahraga maupun dunia pariwisata lokal.

Kabid Pemuda dan Olahraga, Dinas Parpora, Sobirin, SPd. mengungkapkan untuk peringatan hari olahraga nasional tahun ini tidak melaksanakan upacara seperti tahun-baru sebelumnya. Untuk pemberian tali asih bagi atlet, pelatih maupun insan olah raga lainnya akan diagendakan.

Baca Juga  Jelang Ramadhan, Camat Belik Monitoring Harga Sembako di Pasar Belik

“Guna meramaikan Haornas tahun ini, kami buat give way di media sosial” katanya, Rabu (9/9)

Tentunya tema sport tourism ini di tanggapi positif oleh Eka Shabawana, pengelola Taman Rancah dengan Via Ferrata nya.

Menurut dia, perpaduan antara olah raga dengan wisata merupakan suatu hal saling melengkapi. Bugarnya badan tentunya akan menyegarkan pikiran dengan adanya wisata yang menyehatkan. Atau dengan kata lain wisata di suatu tempat sekaligus dapat untuk olah raga.

Seperti sport tourism yang dia kelola, dimana olah raga panjat tebih merupakan olah raga yang aman dan menyenangkan melalui via Ferrata.

“Sisi kegembiraan harus didapat dalam panjat tebing via Ferrata ini. Olahraga sambil wisata seperti dikembangkan di Taman Rancah” jelasnya.

Hal senada juga diungkap oleh pengelola wisata kampung Cubeng (Curug Bengkawah), Warsito. Dalam kampung Cubeng juga menghadirkan wisata minat khusus yang berhubungan dengan olah raga, yaitu arung jeram dan river tubing.

Keduanya sepakat bahwa olah raga yang masuk dalam wisata minat khusus ini mampu memberi kebugaran jasmani dan rohani.

Sedangkan pelatih dayung dan Ketua cabang Persatuan olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Ratih Hidayati, memaknai Haornas 2020 dimasa pandemi corona dengan tetap semangat membina atletnya, bagi atlet pemula masih olah kebugaran dan simulasi teknik dayung, bagi atlet senior berlatih teknik di air. (RedG)

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Komentar