Silakupang Ikon Tari Tradisional Pemalang

Pemalang- Pemalang berada di pesisir Utara Jawa merupakan salah satu daerah pesisir yang mampu menyerap budaya luar secara dinamis. Hal ini juga berpengaruh pada kesenian yang ada dikabupaten Pemalang. Pengaruh seni dari kerajaan-kerajaan besar seperti mataram maupun kerajaan pasundan, Cirebon terasa sekali di kabupaten Pemalang.

Dari pengaruh inilah, seakan-akan Pemalang tidak mempunyai kesenian daerah yang benar-benar berasal dari tanah Pemalang. Kalau kita persempit lagi, Pemalang tidak mempunyai tarian tradisional khas yang dapat dijadikan ikon seni tari di Pemalang, karena seni tari tradisional yang berkembang di Pemalang juga banyak berkembang di daerah atau kabupaten/kota yang berada di kanan kiri kabupaten Pemalang.

Beberapa seni tari yang berkembang di kabupaten Pemalang, diantaranya jaran kepang (ebeg) juga berkembang di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dimana seni tari ini hampir merata di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Demikian juga tari Kuntulan, tari yang bernafaskan Islam ini juga berkembang di pesisir laut Jawa mulai dari jawa barat sampai Jawa Timur. Demikian juga tari mistik Sintren juga di claim oleh daerah lain sebagai tari tradisional khas daerahnya. Tidak ketinggalan juga tari Lais yang sebarannya juga tidak bisa dianggap berasal dari Pemalang.

Dengan fakta itulah, timbul kegelisahan para seniman dan budayawan Pemalang. Para seniman gelisah bergolak jiwa seninya, icon seni tari apa yang dapat digunakan sebagai ciri dan pembeda seni tari tradisional kabupaten Pemalang dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Apa yang dapat dibanggakan sebagai seni tari tradisional pemalang ini.

Pergulatan kejiwaan berkesenian inilah  yang mendorong salah seorang seniman Pemalang yang saat ini menjabat sebagai Kepala seksi Kesenian di Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Pemalang Winahyu Dwi Anggono Putra, S.Pd., pada tahun 2011  berkreasi dengan mengolah seni tari yang sudah ada dan berkembang di kabupaten Pemalang. Berbagai seni tari yang sudah ada dan berkembang di masyarakat Pemalang di kreasikan sedemikian rupa menjadi tari Kebanggaan kabupaten pemalang yaitu Silakupang.

“Tari Silakupang ini muncul dari kegelisahan saya, dan banyak seniman dikabupaten pemalang, dimana kabupaten Pemalang  tidak mempunyai ikon seni tari tradisional.” Kata anggono

Tari Silakupang diciptakan untuk membedakan tari Sintren, tari Kuda Kepang, Lais dan Kuntulan yang ada di pantura barat. Tari Sintren dan tari Kuda Kepang di pantura barat tampil secara individu dengan kemasan pertunjukan yang berbeda dengan Kabupaten Pemalang. Masyarakat di pantura barat menyebut tarian Sintren dan tari Kuda kepang berdiri sendiri pada setiap pertunjukannya. Tari Silakupang hanya ada di Kabupaten Pemalang. Berkaitan dengan upaya pengembangan kepariwisataan, Tari Silakupang bisa mendukung penciptaan branding yang memang perlu dilakukan Kabupaten Pemalang.

Tari Silakupang dimiliki oleh setiap Kecamatan di Kabupaten Pemalang dengan kreatifitas dan ciri khas masing-masing kecamatan tanpa menghilangkan pokok sajian tari Silakupang. Pertunjukan Tari Silakupang masing-masing Kecamatan pun berbeda-beda dan tidak menutup kemungkinan urutan penyajiannya sama namun unsur-unsur pendukung yang lain berbeda antara lain musik iringan, tema tarian, jumlah pemain dan sebagainya.

 

Sentuhan koreografer

Perpaduan tari Sintren, Lais, Kuntulan dan Kuda Kepang yang kemudian muncul kesenian tradisional kerakyatan dengan nama tari Silakupang. Tarian didalam tari Silakupang merupakan tari yang masih aktif di tengah-tengah masyarakat Pemalang dan wajib ada pada setiap pertunjukan tari Silakupang.

Seni tari silakupang yang mulai di kreasikan pada tahun 2011 ini perlu mendapat sentuhan artistic  dalam gerak, kostum maupun music  pengiringnya. Disamping itu masih ada pertunjukan tari silakupang yang berkembang dimasyarakat dengan menonjolkan salah satu jenis tari yang ada.

Tari Silakupang merupakan cerminan tata kehidupan masyarakat Pemalang Serta perwujudan simbolis dari adat, agama, kebudayaan dan magis yang jalan beriringan dan menyatu bersama pola hidup masyarakat Pemalang. Keunikan yang terdapat pada tari Silakupang adalah adanya perpaduan antara empat sajian tari pada pertunjukan tari Silakupang yang menghasilkan pertunjukan baru.

Guna meningkatkan performa Tari Silakupang ini Anggono menggandeng Ely Prihatin, S.Sn. Pendiri dan guru tari di sanggar tari Srimpi yang beralamat  Jl. Raya Losari No.184, Pesadangan, Ujunggede, Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah untuk mengkreasi silakupang sebagai tari tradisional yang layak perfom di berbagai ajang bergengsi.

Dimana Struktur pertunjukan Tari Silakupang dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama adegan Kuda Kepang, Kuntulan, Sintren dan  Lais kemudian dilanjutkan Tayuban. Tata rias wajah yang digunakan penari Silakupang menggunakan tata rias wajah panggung corrective. Tata rias busana tari Silakupang dibedakan antara penari Kuda Kepang, Kuntulan, Sintren dan Lais. Musik iringan menggunakan seperangkat alat gamelan yang terdiri dari bonang, kenong, saron, slenthem, kethukkempyang, kempul, kendhang gsabet, kendhang bem dan kendhang ketipung.

Tempat pementasan tari Silakupang disesuaikan dengan jumlah penarinya dan tidak terikat tempat dan waktu. Tari Silakupang memiliki fungsi sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Pemalang, sebagai media hiburan, media pendidikan (edukatif), komunikatif, sebagai pembangkit dan pengikat rasa solidaritas antar masyarakat Pemalang, sebagai media komunikasi antar pelaku seni (penari, pemusik, koreografer) dengan penikamat seni (penonton dan pemerhati seni) serta merangsang produktivitas bagi para seniman agar tercipta tari-tari kreasi baru.

Tari Silakupang mengalami pekembangan kuantitatif yaitu perkembangan dari segi penyebaran informasi, walaupun tarian ini termasuk tarian yang baru, namun pementasan Tari Silakupang tidak hanya di lingkungan Kabupaten melainkan di luar Kabupaten baik itu Provinsi maupun Nasioal. Hal ini tidaak lepas dari usaha Pemerintah Daerah untuk memperkenalkan, mengembangkan dan melestaikan kebudayaan asli Kabupaten Pemalang.

Hasil penelitian mengenai pertunjukan Tari Silakupang, tarian ini memiliki nilai filosofis mengenai kehidupan masyarakat Pemalang yang beragama dan berbudaya serta nilai ekonomis yang tinggi. (RedG)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *