oleh

Selalu Berproses

Penulis :  TRI INDARTI, S.Pd., M.Pd,
(Kandidat Doktor, SDN 1 Granting, Klaten)

Klaten – Pernah ga sih, kamu ngerasain di mana rasanya sulit sekali dalam melangkah maju untuk ke tahap selanjutnya, rasanya diri ini kok selalu saja membandingkan sesuatu yang tidak berujung. Rasanya hidup itu gini-gini aja, diri selalu berputar di titik yang sama. Melihat kehidupan orang lain kok rasanya enak banget, kayaknya sih lancar-lancar aja itu proses hidupnya.

Cobaan merupakan salah satu bagian dari kita berproses atau berusaha. Kalau usaha udah maksimal, prosesnya udah panjang dan berlibet gak karuan. Selanjutnya ya tinggal pasrah aja, tawakal sama Allah.
Walaupun hidup penuh dengan cobaan, kita harus tetap menghadapinya. Jangan malah menghindar kalau ada masalah. Masalah itu gak akan selesai kalau kita lari darinya. Justru masalah itu akan terus bertumpuk sampai kita gak bisa lagi menyelesaikannya jika kita hanya menghindarinya.

Masalah jangan dihindari karena dia akan selalu mengikuti kita. Gak mungkin masalah itu selesai begitu saja karena kita menghindar. Hidup pasti ada masalah, dan setiap masalah pasti ada penyelesaiannya.

Jadi hadapi aja setiap masalah yang ada. Jangan cuma ngeluh, murung, sedih, tapi gak bergerak, gak beraksi. Jadi kuncinya ya sabar jika ada cobaan. Hidup gak akan bebas dari cobaan, dari masalah. Cobaan, masalah, ujian, itu merupakan cara agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ibaratnya kalau kita ikut ujian nanti naik kelas. Ya gitu juga kalau kita gak ikut ujian. Gak bakalan naik kelas juga. Jadi ujian itu kan harus diikuti, dikerjakan soal-soalnya, kemudian tinggal tunggu nilainya. Kalau dikehidupan nyata ya mirip-mirip dikit lah. Ada cobaan menghadang, mau dihadapi atau enggak ya itu urusan kita. Kalau dihindari tetep ada aja tuh masalah, kalau dihadapi kita bisa menyelesaikannya. Walaupun apa yang kita usahakan sudah maksimal, tapi masalah belum selesai juga, pasti ada maksud lain dari semua itu.

Baca Juga  Dihajar Dengan Propaganda Apapun, Ganjar Tetap Menjadi Capres Karena Persona Spiritualnya

Kita harus bisa berbaik sangka terhadap apa yang menimpa kita. Namanya juga mau jadi manusia yang lebih baik. Apa-apa yang dikerjakan juga harus baik, salah satunya ya khusnudzan. Kalau kita selalu menggerutu saat cobaan menimpa kita, itu tandanya kita masih belum bisa berbaik sangka. Persangkaan yang baik itu kita bisa ikhlas menjalani apa yang menimpa kita. Insya Allah kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Kita juga bisa lho membuat stres yang negatif menjadi stres yang positif. Meskipun tidak semua stres yang buruk bisa diubah menjadi stres yang positif, tetapi kita bisa mengganti distress menjadi eustress. Salah satu caranya adalah dengan mengganti persepsi kita mengenai hal atau kejadian yang menimbulkan stres yang negatif. Kita bisa menganggap hal atau kejadian tersebut sebagai sesuatu yang tidak mengancam atau membahayakan.

Pergantian persepsi tersebut dapat berdampak pada respon tubuh terhadap stres. Saat kita mengganti persepsi kita, maka stres yang muncul akan menjadi stres yang tidak dilandaskan oleh adanya ancaman atau ketakutan. Ancaman atau ketakutan tersebut dapat berubah menjadi antisipasi atau rasa senang. Misalnya, kamu dikasih kerjaan sama atasan itu kok numpuk banget. Ketika kita menanggapinya secara negatif, maka akan timbul persepsi bahwa tugas itu adalah beban, sesuatu yang berat yang harus diselesaikan.

Akibatnya, kita tidak bisa menikmati dan pada akhirnya pun kita bisa jadi akan kehilangan simpati kepada atasan, menganggap bahwa atasan kamu itu orangnya tegaan, bisanya nyuruh, dan bisa jadi lama-lama kamu jadi gak betah kerja karena ngerasa capek. Padahal, jika kita mau untuk mengubah persepsi kita, kita geser aja dikit kea rah yang positif, bahwa setiap pekerjaan yang diberikan kekita adalah tantangan seru/asyik yang harus diselesaikan dan menganggap bahwa atasan memberikan pekerjaan itu karena atasan percaya terhadap hasil kerja kita, selain itu skill dan jam terbang kita juga akan lebih baik, maka kita akan dengan senang hati dan merasa enjoy saja menikmati pekerjaan itu.

Baca Juga  Guru “MODIIS” Guru Idola Masa Kini

Jadi, berproses tanpa stres itu bukan berarti tidak bisa kita lakukan. Semua akan berjalan baik-baik saja jika kita menganggapnya bukan lagi beban, tetapi tantangan. Proses dalam hidup itu tidak hanya enaknya aja, tapi adanya tantangan dan rintangan, itu justru yang lebih banyak memberikan pelajaran. Hiduplah di masa sekarang, saat ini, jangan terlalu cemaskan kehidupan orang lain dan juga masa depan. Fokus pada apa yang sekarang ini bisa kita lakukan.(RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar