oleh

Sekelumit Carut Marut Permasalahan Covid-19 Di Pacitan

Pacitan – Hingga saat ini, semenjak meninggal warga Desa Ketepung di rumah sakit swasta di Pacitan pada tanggal 10 Januari 2021 belum ada kejelasan positif atau negatif Covid-19. Pasien tersebut meninggal dunia dan diurus seperti pada umumnya. Hal ini membuat kekawatiran masyarakat sekitar, dengan dalih bila tertular Covid-19.

dari penelusuran, pasien dari Desa Ketepung tersebut mempunyai riwayat penyakit asma yang sudah lama di derita, hingga saat kambuh dan di bawa ke rumah sakit sampai beberapa hari kemudian meninggal dunia.

Menurut keterangan inisial (T) sebagai famili, pelayanan di rumah sakit swasta tersebut memang baik. Pasien di tes cepat. Hasil rapid test pertama dan kedua hasilnya nonreakti.

“Memang kami sebagai famili tidak mendapatkan pengumuman dari pihak rumah sakit tersebut, bahwa Almarhumah terinfeksi virus corona apa tidak, namun kami hanya berdasar pada hasil rapid test yang menyatakan nonreaktif dan kami pun membawa pulang jenazah tersebut untuk kami urusi,” kata (T), Rabu (3/2)

Berawal dari inisial (T) bersama beberapa orang lainya yang begitu berani mengatur jenazah di musim Corona, muncul rumor yang tidak begitu sedap di dengar telinga.

Bahkan kabar itu membumbung tinggi (T), bersama rekannya yang mengatur jenazah tersebut sempat di isolasi mandiri, selang beberapa hari kemudian di swab. Namun dari hasilnya beberapa orang tersebut, termasuk (T) hasilnya Negatif.

Pasien berjenis kelamin perempuan tersebut, meninggal dunia dan dibawa pulang ke rumah oleh pihak keluarga untuk dimakamkan karena tidak ada nya hasil reaktif saat menjalani rapid test maka dianggaplah pasien tersebut tidak terpapar Corona.

Dari penelusuran yang dihimpun, ternyata jenazah tersebut saat meninggal dunia di rumah sakit swasta tidaklah di mandikan, sehingga pantaslah bila pihak keluarga membawa pulang untuk mengurus jenazah di rumah dan baru di makamkan seperti pada umumnya.

Baca Juga  Klarifikasi Bupati Pemalang, Mengenai Pasien Meninggal Akibat Covid-19 di RSUD Kraton

“Karena itu masih famili kami,dan saat meninggal di rumah sakit, jenazah tidak di mandikan oleh pihak rumah sakit. Maka kami lah yang mengurusi jenazah, termasuk memandikan. Karena itu sebagai bagian dari aturan Agama Islam,”ungkapnya

Hadi Wiyono, Kepala Desa Ketepung saat di konfirmasi mengatakan, bahwa warganya tersebut dikabarkan mempunyai penyakit asma dan sempat di rawat di rumah sakit swasta di Pacitan.

Namun selama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, pasien di rapid test pertama kalinya dengan hasil nonreaktif dan untuk rapittest yang kedua juga masih nonreaktif.

“Memang untuk hasil yang saya terima dari pihak rumah sakit pasien yang meninggal dunia itu hasil rapidtes nya dua kali nonreaktif,”kata Hadi Wiyono.

Hadi Wiyono, juga menerangkan,  dirinya sebagai pemangku Pemerintah Tingkat Desa selalu mewanti-wanti kepada semua warganya untuk selalu taat pada aturan protokol kesehatan dan agar selalu waspada.

“Yang jelas. Kami, kalau memang ada hasil positif covid-19 itu memang mentaati aturan protokol kesehatan jadi kami yang ada di desa memang selalu waspada terhadap indikasi Covid-19,”jelas nya

Bilapun terjadi ada salah satu warganya yang terindikasi Covid-19 dan meninggal di rumah sakit, pihak pemerintah desa  tidak akan diam saja. Desa akan selalu siap membantu bersama relawan Covid-19 yang sudah terbentuk di desa.

“Ya kalau pasien tersebut meninggal dunia di rumah sakit akibat Covid-19 maka dari pihak rumah sakit langsung menghubungi pihak desa dan melakukan pemulasaraan dan dari desa menyediakan relawan untuk prosesi pemakaman sesuai dengan protokol kesehatan pula,”ungkapnya

Hadi pun menjelaskan, saat jenazah itu di bawa pulang dari rumah sakit yang membawa jenazah itu krisis ambulan rumah sakit, melainkan memakai ambulan milik pemerintah Desa Menadi.

Baca Juga  Pemalang Menuju New Normal

“Ya itu. Kok bisa ya? Yang mengantarkan jenazah kenapa juga tidak memakai ambulan milik rumah sakit tersebut, kenapa memakai ambulan milik pemerintah Desa Menadi,” pungkas Hadi. (RedG / Apri)

Komentar

Tinggalkan Komentar