Sejarah Sastra Indonesia dalam Bingkai Budaya Bangsa

Penulis : Erika Dwi Febriyanti, (mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.) 

Jakarta – Kata sejarah berasal dari kata Yunani istoria yang memiliki arti “ilmu”. Dalam bahasa Inggris disebut dengan natural history yang berarti masa lampau umat manusia. Sejarah adalah peristiwa pada masa lampau yang benar-benar terjadi dan memiliki bukti nyata. Menurut Muhammad Yamin (1957: 4), sejarah merupakan ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.

Sastra berasal dari bahasa Sansekerta, shastra yang berarti “teks” yang mengandung “instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar sas- yang bermakna instruksi atau “ajaran”. Sastra merupakan karya seni yang mempunyai unsur keindahan dan menampilkan gambaran kehidupan yang bersifat imajinatif. Menurut Mursal Esten (1978: 9), sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan rnemiliki efek yang positif terhadap kchidupan rnanusia (kemanusiaan).

Sejarah sastra ialah ilmu yang membahas dan mempelajari periode-periode kesusastraan, kebudayaan, jenis karya sastra dan lain-lain. Sejarah sastra merangkum perkembangan sastra dari awal muncul hingga perkembangan terakhirnya. Misalnya sejarah munculnya sastra, sejarah jenis-jenis sastra, sejarah perkembangan gaya sastra. Oleh karena itu, sejarah sastra adalah pengetahuan yang meliputi fungsi sastra dalam masyarakat, sejarah pengarang, sejarah pendidikan sastra, sejarah munculnya genre sastra, kritik, perbandingan gaya, dan deskripsi perkembangan sastra. Pengertian sastra Indonesia ialah sastra ditulis dalam bahasa Indonesia, dan isinya memancarkan sikap dan watak masyarakat Indonesia.

Sejarah Sastra Indonesia adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan perkembangan sastra  Indonesia. Sejarah sastra Indonesia mengkaji fungsi sastra dalam masyarakat melalui kajian terhadap karya-karya apa  yang ada di masa lampau, tokoh-tokoh sastra dari masa lalu hingga masa kini, sejarah pendidikan sastra, genre sastra sesekali, dan bahkan  sejarah Indonesia. Kita dapat belajar tentang sejarah dan perkembangan sosial budaya masyarakat dari masa pra kemerdekaan hingga saat ini. Lahirnya sejarah sastra Indonesia modern ditandai dengan diterbitkannya karya-karya sastra oleh Balai Pustaka.

Ruang Lingkup Sejarah Sastra Indonesia

Ruang lingkup sejarah sastra memiliki cakupan yang luas. Cakupan tersebut dapat dibagi menjadi empat, yang pertama yaitu sejarah sastra suatu bangsa  sebagai negara yang memiliki bahasa dan peradaban, tentunya juga memiliki sejarah sastra. Contohnya termasuk sejarah sastra Indonesia, sejarah sastra Cina,  sejarah sastra Jepang, dan sejarah sastra Rusia. Kedua yaitu sejarah sastra daerah yang dibagi menjadi sastra bahasa daerah, seperti Indonesia yang memiliki banyak bahasa daerah. Dan setiap sastra daerah  memiliki sejarah perkembangannya masing-masing, seperti sejarah sastra Jawa, sejarah sastra Aceh, sejarah sastra Bali, dan sejarah sastra Minangkabau.

Ketiga yaitu sejarah sastra budaya terdiri dari sejarah sastra klasik, sejarah sastra zaman renaissance, sejarah sastraromantik, sejarah sastra kemelayuan, dan lain-lain. Keempat yaitu sejarah sastra menurut jenis karya sastra, setiap karya sastra memiliki sejarah yang berbeda-beda. Misalnya, asal usul puisi berbeda dengan asal usul novel. Awal pertumbuhan dan perkembangan novel, tidak sejalan dengan puisi/drama. Novel Indonesia  mulai eksis dengan terbitnya karya Melari Sileger pada tahun 1920-an, sedangkan puisi Indonesia dimulai pada tahun 1928 dengan sajak puisi dari Muhammad Yamin dan Rustam Effendi.

Kedudukan Sejarah Sastra Indonesia

Sastra terbagi menjadi tiga  cabang  ilmu yaitu  teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga cabang ilmu tersebut saling berkaitan. Ketika teori dan kritik sastra tidak dapat dipisahkan dari sejarah sastra. Yang pertama adalah hubungan antara sejarah sastra dan teori sastra, sejarah sastra membutuhkan banyak pengetahuan tentang teori sastra. Sebaliknya, mempelajari teori sastra membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah sastra. Teori sastra juga dapat diperoleh dari sejarah sastra dan dapat mengalami perkembangan serta perubahan berdasarkan data  dalam sejarah sastra. Misalnya, konsep novel dapat berubah dan berkembang seiring perkembangan zaman dari genre sastra.

Ilmu sejarah sastra juga berkaitan dengan ilmu kritik sastra, tentang  apakah karya dan unsur-unsur sastra itu asli atau bukan. Dan sejarah sastra membutuhkan  kritik sastra untuk menyeleksi karya sastra yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian dalam sejarah sastra. Ada hubungan antara teori sastra dan  kritik  sastra. Dengan kata lain, jika ingin mengkritisi seni sastra diperlukan teori sastra. Misalnya, jika  ingin mengkritik sebuah novel, harus tahu dulu apa  novel itu dan teori sastra.

Fungsi Sejarah Sastra Indonesia

Sejarah sastra memiliki fungsi untuk memberikan gambaran tentang bagaimana perkembangan karya sastra bangsa dan daerah sebagai bentuk hasil budaya bangsa. Selain itu sejarah sastra juga dapat digunakan untuk penelitian sastra baik secara khusus maupun umum. Ilmu sastra meliputi fungsi rekreatif, fungsi didaktif, fungsi estetis, fungsi moralitas dan fungsi religius. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa keberadaan sejarah sastra dapat meningkatkan wawasan kita dan menciptakan budaya nasional. Dengan adanya sejarah sastra, kita bisa mengetahui apa masalah-masalah yang muncul dalam kesusastraan. Diyakini bahwa persoalan sastra erat kaitannya dengan perubahan zaman dan perubahan sosial politik yang drastis dan berpengaruh terhadap warna kehidupan sastra secara teori. Pada dasarnya  peristiwa sastra selalu berkaitan dengan peristiwa sosial politik yang terjadi di tanah air, terlebih ketika menulis sastra di era kemerdekaan.

Sejarah sastra Indonesia juga memiliki fungsi yang berkaitan dengan penelitian sastra. Jika seorang peneliti ingin mempelajari atau mengamati sastra, ia perlu memahami dan mengetahui bagaimana  sejarah sastra berkembang. Untuk mengkaji dan menyelidiki sastra Indonesia perlu memahami sejarah sastra Indonesia sejak awal  sampai sekarang dari sudut pandang watak dan ciri-cirinya, serta berbagai peristiwa dan masalah yang terkandung di dalamnya. Sepanjang sejarah sastra pengarang dapat dengan jelas melihat  dan mengevaluasi karya pengarang terdahulu baik dari ciri maupun gayanya, serta dapat menciptakan karya sastra baru dengan melanjutkan atau menyimpang dari kebiasaan karya sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan A. Teeuw bahwa “karya sastra selalu merupakan ketegangan antara adat dan pembaharu”. Pengarang dapat menanggapi terhadap karya sebelumnya dengan menciptakan karya yang sesuai dengan konteks zaman.(RedG).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *