Semarang – Ganjar memimpin rapat evaluasi kasus korona di Jawa Tengah bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo.
Ganjar menyebutkan, zona resiko tertinggi per tanggal 7 Februari ada 5 Kabupaten di Jateng hingga pada Minggu selanjutnya, grafik kasus aktif di 35 kabupaten/kota di Jateng mengalami penurunan.
Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa (2/3).
“Kalau dilihat dari sisi epidemologi, zona resiko tinggi pada 7 Februari ada 5 Kabupaten di Jateng. Tapi pada minggu setelahnya sampai hari ini tidak ada satupun zona merah di 35 Kabupaten/Kota,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, angka kasus harian juga terus mengalami penurunan. Perhari ini, jumlah kasus baru harian tertinggi di Banyumas dengan 52 kasus, Jepara 26 kasus, Klaten 23 kasus, Boyolali 22 kasus dan Kota Semarang 17 kasus. Bahkan di daerah lain seperti Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Salatiga dan Cilacap tidak ada penambahan kasus.
“Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Kota Salatiga dan Cilacap tidak tambahan, artinya berita baik. Kemudian, kasus aktif tertinggi. Satu, Kota Semarang 508 kasus, kedua, Banyumas 446 kasus, ketiga, Cilacap 326 kasus, Karanganyar 308 kasus dan Klaten 286 kasus, apa artinya semua mengalami penurunan, “jelasnya.
Ganjar melanjutkan, penurunan yang signifikan tersebut membuat tempat isolasi sudah mulai sepi seperti pada daerah Donohudan hanya terisi 22 orang.
“Artinya selama satu tahun evaluasi kami, semuanya menunjukkan penurunan bagus sambil kami genjot upaya vaksinasi dan minta semua Kabupaten/Kota mengawal agar semuanya lancar,” ucapnya.
Tak hanya itu, jumlah zona merah di Kecamatan dan kelurahan yang ada di Jawa Tengah juga terus menurun. Dari data yang ada, awalnya terdapat 25 kecamatan masuk zona merah pada 7 Februari, namun pada 14 Februari turun jadi 10 kecamatan dan pada tanggal 21 Februari hanya 4 kecamatan masuk zona merah.
“Begitu juga di desa, pada 7 Februari ada 158 desa masuk zona merah, turun jadi 98 pada 14 Februari dan turun lagi jadi 30 pada 21 Februari. Artinya apa, saya melihat kondisi ini bagus, dan PPKM mikro berjalan dengan baik,” terangnya.
Saat ditanya terkait vaksinasi, Ganjar mengatakan proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan sudah selesai. Saat ini, fokus selanjutnya adalah pelayanan publik dan Lansia.
“Alhamdulillah dari tahap pertama, suntikan pertama dan kedua untuk tenaga kesehatan sudah beres semuanya. Sekarang kita masuk pelayanan publik dan Lansia sudah mulai kita genjot. TNI/Polri juga sudah mulai jalan, harapannya kita bisa akan melaksanakan 1 juta lebih dosis yang dikirim ke Jawa Tengah, kita bereskan secepatnya, “ungkapnya.
Ganjar juga mengharapkan, masyarakat akan tetap menjaga protokol kesehatan meskipun sudah divaksin agar sangat membantu akan terjadinya herd imunity.
“Saya menghimbau ayo kita cegah jangan ada kurva kedua, tetap protokol kesehatan dijaga meskipun sudah divaksin, maka akan terjadi herd imunity seperti yang diharapkan,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, Recovery Rate (RR) di Jawa Tengah per 28 Februari sudah mencapai 89,49 persen. Sementara Case Fatality Rate (CFR) juga tidak ada kenaikan, masih di angka 6,18 persen.
“Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Dari total 8912 tempat tidur isolasi di rumah sakit, saat ini hanya terpakai 2661. Sementara tempat tidur ICU dari total kapasitas 1087, saat ini hanya terpakai 398,” jelasnya. (RedG/Dicky Tifani Badi)