oleh

Purwoko Beri Penjelasan Rinci Atas Telepon Pungli BPNT

Pemalang – Percakapan telepon yang beredar di masyarakat antara ES sekretaris Bumdesma Bodeh dengan Purwoko Hadibroto yang berkaitan dengan adanya uang ‘bina lingkungan’ dari laba lima Bumdesma yang ada di Kabupaten Pemalang memasuki babak baru.

Purwoko, Senin (5/4) dipanggil oleh penyidik Polres Pemalang untuk dimintai keterangan terkait percakapan telepon yang beredar di masyarakat.

Setelah memberi keterangan kepada Polres Pemalang, Purwoko menjelaskan kronologis percakapan teleponnya terkait bantuan pangan non tunai (BPNT) dengan ES ke awak media.

Purwoko menjelaskan detail kejadiannya, berawal bertemu yang tidak disengaja dengan ES di rumah makan Karimata di Pelutan (sebelah JNE pelutan) pada tanggal 16 maret 2021, sekitar jam 1 siang.

“Pada saat itu saya dengan teman ( arif hijrah ) sedang makan siang di dalam. Saat itu saya tidak tahu ada eko datang di rumah makan di mana saya juga di rumah makan itu ( RM Karimata ), pas saya mau cuci tangan dan ke toilet, di ruang tengah sudah ada eko yang sedang ngobrol sama temannya dan mas arif hijrah, karena saya kenal akhirnya saya bersalaman sama eko dan duduk sebentar di meja di mana eko duduk. Saat saya duduk, saya hanya mendengarkan pembicaraan eko yang menceritakan tentang BPNT hingga akhirnya Eko menceritakan sendiri kalau sejak bulan Januari – Pebruari uang BL (Bina Lingkungan) di serahkan lewat Pak Rama. Pada saat itu karena saya tidak tahu dari awal dan apa saja yang di obrolkan saya hanya diam jadi pendengar saja, tetapi kemudian eko menceritakan
lagi kalau uang BL yang menampung Pak Rama sama Fahmi. Pada saat itu  secara spontan, saya tanya ke Eko, la BL itu apa kerena saya tidak tau apa itu BL, kemudian dijawab Eko Bina Lingkungan. Setelah itu saya kembali ke meja di mana saya makan karena mau merokok dan Eko masih ngobrol sama temannya di ruang tengah.” jelas Purwoko

Baca Juga  Solusi Penanganan Kebakaran Hutan di Jambi

Secara rinci Purwoko menceritakan pertemuannya dengan ES secara gamblang. Sampai pada akhirnya eko pamitan pulang.

Setelah pertemuannya dengan Eko dan teman-temannya, Purwoko mengikuti perkembangan mengenai Bansos BPNT melalui media sosial Facebook.

“Saya mengetahui cerita dari Eko, akhirnya saya teringat, bahwa sejak bulan Januari di medsos/facebook sudah rame tentang BPNT, dan saya mengikuti berita-berita lewat facebook, banyak orang di facebook yang membuat status tentang BPNT, tentang penyalahgunaan bantuan BPNT dan adanya oknum yang membekingi tentang penyaluran BPNT, ini terus meluas di facebook. Karena pada saat ketemu Eko di rumah makan, dan saya mendengar tidak utuh tentang BPNT dari Eko, makanya saya penasaran dan ingin mengetahui yang sebenarnya untuk menanyakan secara langsung ke Eko lewat telepon. Itu terjadi pada tanggal 18 maret 2021 sekitar jam 12.54.” kata Purwoko.

Selain penasaran dengan apa yang sudah diceritakan Eko saat di rumah makan karimata, Purwoko ingin memastikan sekaligus klarifikasi apakah betul apa yang sudah diceritakan di rumah makan itu benar adanya.

“Secara spontan saat itu tak rekam, agar saya punya bukti yang bisa dipertanggung jawabkan yang berasal langsung dari sumbernya. Mengingat dalam pembicaraan lewat telepon Eko menyebut nama dan membawa-bawa bupati dan keluarga bupati, maka saya mengirimkan rekaman percakapan telepon hanya pada 2 orang yang menurut saya adalah orang terdekat bupati dan keluarga bupati.” jelasnya

Alasan Purwoko mengirimkan ke 2 orang tersebut adalah, agar 2 orang itu bisa menyampaikan sekaligus klarifikasi ke bupati dan keluarga bupati di Tegal.

“Karena saya yakin kalau pak bupati apa lagi keluarga di Tegal tidak tau menahu tentang masalah ini (Penyaluran BPNT dan BL). Bisa saja namanya di catut hanya untuk kepentingan pribadi. Sekali lagi saya tegaskan kalau Pak Bupati dan keluarga pak bupati tidak tau masalah ini, itu bisa saja hanya klaim sepihak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.” papar Purwoko.

Baca Juga  Prajurit Brebes Senam Barbel

Purwoko berharap, agar kedepan penyaluran Bansos BPNT benar-benar diserahkan kepada yang berhak menerima tanpa adanya pungli. Sehingga misi wisi bupati dan wakil bupati agar Kabupaten pemalang ada perubahan bisa benar-benar terwujud.

“Dan dengan adanya persoalan ini harapan saya pada siapa saja bisa menjadikan pelajaran sekaligus hikmah, agar kedepan menjadi lebih baik.” harap Purwoko. (RedG/SWE)

 

Komentar

Tinggalkan Komentar