oleh

PT BPR Shinta Bhakti Wedi Gelar Pelatihan Anti Pencucian Uang

Klaten-Benih-benih radikalisme mulai tumbuh subur di Indonesia, bila tidak segera ditangani akan memicu lahirnya terorisme baru dan mengancam disintegrasi bangsa.

Demikian dinyatakan, Direktur Amalia Consulting, saat menjadi fasilitator pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) yang diselenggarakan PT BPR SHINTA BHAKTI WEDI, Sabtu (12/12-2020) di Galuh Hotel, Prambanan.

Lebih lanjut, Suharno, menjelaskan bahwa pola dan modus terorisme mengalami perubahan. Tidak lagi hanya melibatkan kekuatan dalam negeri namun juga melibatkan jaringan internasional.

” Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu POJK 23/POJK.01/2019 telah disinggung penggunaan senjata pemusnah massal, sehingga secara berkala BPR akan menerima daftar proliferasi senjata pemusnah masal. Terorisme di masa depan sangat dimungkinkan menggunakan senjata pemusnah masal, seperti nuklir, senjata kimia dan biologi dalam melakukan aksinya, ” tandasnya.

Untuk itu BPR yang merupakan salah satu penyedia jasa keuangan (PJK) wajib membekali seluruh pengurus, pimpinan dan karyawan dengan regulasi penerapan APU PPT. Apabila BPR lengah dan sampai terlibat dalam pelanggaran APU PPT, maka reputasi dan citra akan jatuh di mata masyarakat.

” Bila masyarakat mengetahui, maka masyarakat tidak lagi percaya pada BPR. Akan terjadi pengambilan besar-besaran. Bila ini terjadi BPR bisa kolaps. Untuk itu mari kita jaga bersama dengan cara mematuhi regulasi yang ada. Agar BPR SHINTA BHAKTI WEDI tetap eksis dan terus tumbuh dan berkembang secara sehat, ” pesannya.

Pelatihan APU PPT dibuka Direktur Utama PT BPR SHINTA BHAKTI WEDI, M.Nugraha, dalam kata sambutannya mengungkap modus pencucian uang sudah mengalami banyak perubahan. Tidak lagi melalui transfer dana ke rekening bank, namun langsung dalam bentuk fresh money.

Baca Juga  Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan di Kecamatan Wonosari

” Walau demikian kita semua harus tetap meningkat kewaspadaan, prosedur dan SOP harus dijalankan dengan baik. Apabila ada transaksi yang mencurigakan segera berkoordinasi dan melaporkan temuan secepatnya kepada kami, ” ungkapnya.

Pelatihan berlangsung interaktif dan komunikatif diselingi, simulasi penilaian profil nasabah, sehingga peserta sangat antusias mengikuti pelatihan sampai akhir.

Pelatihan ditutup oleh Direktur PT BPR SHINTA BHAKTI WEDI, Y. Hery Susanto, dengan pesan agar materi yang dipelajari, tidak sekedar dibaca dan dipahami namun diterapkan pada saat melayani nasabah dan calon nasabah.(*)

Komentar

Tinggalkan Komentar