oleh

PENGEMBANGAN BUDAYA LITERASI MELALUI MEDIA KOMIK DIGITAL BERBASIS WEBTOON

Oleh : Astutiati (Guru SD N 1 Brangkal, Wedi, Klaten, Jawa Tengah)

Klaten – Kemampuan literasi bagi siswa Sekolah Dasar berperan penting karena memiliki pengaruh terhadap keberhasilan belajar di sekolah dan kehidupannya kelak di masyarakat. Apabila siswa Sekolah Dasar sudah menyukai literasi, maka literasi akan menjadi kegemaran mereka nantinya. Jika siswa Sekolah Dasar menjadikan literasi suatu kebiasaan, hal itu akan menjadi pondasi kuat yang bersinergi. Ketika literasi telah menjadi hobi, maka hal itu akan dilakukan dengan penuh suka cita dan penuh cinta. Sekolah berusaha untuk berinovasi membuat metode atau cara semaksimal mungkin untuk bisa meningkatkan budaya literasi di sekolah masing-masing. Beberapa sumber belajar yang dapat mempengaruhi budaya literasi pada anak adalah media. Media menjadi hal yang penting karena proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media belajar yang tepat tentunya dapat menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Oleh sebab itu dibutuhkan media pembelajaran yang menjadi sumber bacaan bagi siswa Sekolah Dasar. Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran salah satunya menggunakan media digital seperti komik digital.

Komik salah satu media yang kini sedang berkembang di masyarakat bahkan sebagai bahan bacaan yang paling disukai anak-anak. Salah satu keunikan jenis komik adalah selain memiliki teks cerita dan narasi komik pada umumnya, komik juga memiliki konten edukasi dan informasi terkait subjek pelajaran yang disampaikannya sehingga cocok digunakan untuk media pembelajaran. Aplikasi media digital yang digunakan adalah LINE webtoon.  LINE Webtoon merupakan platform penerbitan digital yang tersedia pada web maupun mobile dan gratis bagi para pembuat komik baik amatir maupun profesional untuk menampilkan karya terbaik mereka kepada penikmat komik di seluruh penjuru dunia. LINE webtoon merupakan aplikasi yang berisikan kumpulan komik baik dari dalam maupun luar negeri. Aplikasi LINE webtoon sudah ada sejak tahun 2014. LINE webtoon dapat digunakan oleh guru sebagai media dalam proses pembelajaran, manfaatnya adalah untuk memberikan suasana baru dengan membaca komik digital berbasis web yang menambah wawasan dan pengetahuan sesuai genre komik serta apa yang dibahas didalam komik tersebut.

Baca Juga  Sertifikasi Tour Leader Simbol Kepiawaian Memimpin Perjalanan Wisata

 

 

Gambar 1. Aplikasi LINE webtoon

 

LINE Webtoon merupakan komik yang berasal dari Korea Selatan yang diditribusikan melalui internet. LINE Webtoon dibaca dalam bentuk satu trip panjang (satu halaman website) dan juga memiliki warna yang menarik. Menurut Alfiani (2018: 441) menyebutkan webtoon adalah singkatan dari website dan cartoon. LINE Webtoon berisikan kumpulan-kumpulan gambar bercerita yang dipublikasikan secara online. LINE Webtoon dipublikasikan lewat media internet pada situs hosting komik yang berisikan cerita bergambar dalam bentuk strip komik yang dipublikasikan dalam bentuk web dan dapat dinikmati secara online pada perangkat mobile atau PC. LINE Webtoon memiliki manfaat dalam pembelajaran, yaitu media edukasi yang tepat untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran dan juga mudah di akses dimana saja. Manfaat LINE Webtoon sebagai media pembelajaran yaitu dapat diakses dimana saja baik menggunakan smartphone, laptop atau komputer; menyajikan gambar yang menarik; serta dapat mengembangkan minat baca pada peserta didik.

 

Gambar 2. Tampilan LINE Webtoon

 

Penerapan gerakan literasi dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan literasi para peserta didik. Dalam penerapannya gerakan literasi memiliki tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Melalui tahap pembiasaan peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk melakukan kegiatan membaca khususnya melalui kegiatan membaca buku non pelajaran di dalam kelas selama 15 menit. Setelah kegiatan membaca dirasa telah cukup berhasil maka pelaksanaan gerakan literasi sekolah dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu di tahap pengembangan, walaupun berada pada tahap pengembangan tetapi tidak merubah kegiatan literasi sekolah berupa kegiatan membaca selama 15 menit. Pada tahap pengembangan ini peserta didik yang telah terbiasa melakukan kegiatan membaca dikembangkan menjadi sebuah minat baca agar meningkatnya minat baca peserta didik di Indonesia. Dengan adanya komik digital ini diharapkan dapat dimanfaatkan di dalam dan di luar kelas yang berfungsi sebagai media literasi dalam pembelajaran.

Baca Juga  Dampak Aktifitas di Kawasan Konservasi yang Serampangan

Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam kegiatan literasi dengan komik digital adalah faktor keterbatasan pilihan aplikasi cerita bergambar dan komik digital sehingga perlu adanya pengembangan aplikasi cerita bergambar dan komik berbasis web dengan berbagai genre; faktor kemampuan literasi siswa yang heterogen sehingga guru harus membimbing siswa dalam kegiatan literasi; dalam kegiatan literasi media digital siswa perlu didampingi orangtua atau wali agar fokus dalam kegiatan literasi dan tidak beralih menonton youtube, film, atau bermain media sosial.

Adapun faktor yang mendukung dalam penggunaan media digital adalah para guru menyadari pentingnya kegiatan literasi dalam kegiatan belajar mengajar; kelembagaan seperti kepala sekolah dan guru mendukung kegiatan literasi dengan media digital, serta adanya dukungan dari luar lembaga seperti dalam forum KKG bahwa media komik digital merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan budaya literasi siswa.

Demi tercapainya tujuan kegiatan literasi dengan komik digital yang optimal maka perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan antara lain yaitu pemilihan aplikasi media digital harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa, guru perlu mengidentifkasi aplikasi media digital yang sesuai dengan usia, tingkat perkembangan siswa, dan kemampuan siswa dalam kegiatan literasi; memilih genre media digital yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai; perlu melakukan perancangan aktivitas kegiatan literasi yang lebih rinci serta persiapan sarana prasarana yang digunakan dalam kegiatan literasi. (RedG)

 

 

Komentar

Tinggalkan Komentar