oleh

Pembentukan Karakter Anti Korupsi Di Lingkungan Sekolah Kedinasan Poltekip

OPINI

Oleh : Edo Dryan Hardianto (Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)

Jakarta – Perguruan Tinggi Kedinasan atau PTK merupakan suatu pendidikan vokasi yang diselenggarakan untuk mencetak kader kader pemimpin serta meningkatkan kemampuan dan  eterampilan calon ASN yang nantinya dapat melaksanakan tugas
sebagai calon pegawai negeri sipil di suatu instansi. Dalam hal ini sekolah kedinasan melakukan pengajaran serta pengasuhan kepada para taruna dengan tujuan agar mendapatkan ouput calon pemimpin yang siap bekerja di lapangan sesuai dengan
peminatannya.

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan merupakan salah satu sekolah kedinasan berada dibawah Kementerian Hukum dan HAM yang memiliki focus utama mencetak kader kader pemasyarakatan. Diharapkan nantinya setelah pendidikan selesai, taruna dapat
langsung siap bekerja di Unit Pelayanan Teknis Pemasyarakatan seperti Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara, Balai Pemasyarakatan, serta Rumah Penyimpanan Penyitaan Barang Rampasan Negara. Selain itu juga bisa ditempatkan di
Kementerian Hukum dan HAM serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Dalam pelaksanaan program pengajaran di Poltekip memiliki tujuan yaitu meningkatkan kematangan intelektual sehingga menghasilkan tenaga yang ahli, berkarakter dan berintegritasdi bidang pemasyarakatan. Diharapkan setelah menjalani
pendidikan di Poltekip dapat diterapkan di UPT nantinya. Taruna melaksanakan pendidikan di kawah candra dimuka selama 4 tahun dengan proses pembinaan, pengajaran dan pengasuhan semi militer seperti halnya dengan sekolah kedinasan
lainnya.

Membentuk kader pemasyarakatan yang jujur, terampil professional, dan berintegritas serta mampu menjawab tantangan dalam pelaksanaan tugas merupakan visi dari Poltekip. Sehingga mulai awal menjalani pendidikan kita diajarkan utuk tetap disiplin, jujur dan berjiwa kesatria. Pentingnya menanamkan jiwa jiwa anti korupsi didalam pendidikan diharapkan dapat membawa angin segar bagi pemasyarakatan kedepannya.

“Korupsi ibarat wabah mematikan, menciptakan kerusakan yang sangat yang sangat luas di masyarakat, merusak demokrasi dan supremasi hokum, mendorong pelanggaran hak asasi manusia, mendistorsi perekonomian, menurunkan kualitas kehidupan dan memungkinkan organisasi kriminal, terorisme dan berbagai ancaman terhadap keamanan untuk berkembang. Dana bantuan sosial yang dikorupsi semakin menyengsarakan orang miskin, mengurangi kemampuan pemerintah untuk memberikan
layanan dasar, dan membuat pembangunan kurang berarti” disebutkan Kofi A.Anan  (mantan Sekjen PBB 2004).

Pendidikan anti korupsi menjadi penting diajarkan kepada calon pemimpin pemasyarakatan dengan tujuan untuk memperkuat pemberantasan korupsi yang terjadi di organisasi dimasa yang akan datang. Pemberian pendidikan anti korupsi kepada para
taruna merupakan langkah strategis dalam meciptakan semangat anti korupsi sejak menjalani masa pendidikan serta membangun pandangan para taruna untuk anti korupsi.

Baca Juga  Hal yang Perlu Disampaikan Guru saat Pembagian Rapor Sekolah

Langkah ini menjadikan pijakan utama Poltekip untuk bisa mencetak kader kader pemasyarakatan menjadi ASN yang memiliki integritas tinggi, berkarakter dan anti korupsi.
Pembentukan karakter anti korupsi melalui pendidikan anti korupsi sudah diajarkan di dalam pola pembinaan, pengajaran dan pengasuhan kepada taruna di Poltekip. Semua kegiatan yang dilakukan selama menjalani mas pendidikan di poltekip ini dapat menjadikan para taruna terbentuk karakter anti korupsi. Mulai dari kegiatan dimulai pagi hari sampai dengan diakhiri kegiatan dimalam hari yang bermuatan pendidikan anti korupsi.

Kegiatan selama menjalani masa pendidikan di Poltekip menjadi suatu langkah awal untuk bisa menjadi seorang aparatur sipil Negara. Mulai dari kegiatan di pagi hari dimana taruna mulai kegiatan pukul 3 pagi untuk bersiap siap pelaksanaan ibadah shalat subuh. Dalam pendidikan anti korupsi terdapat nilai nilai dasar diantaranya yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

1. Peduli, Didalam praktiknya nilai dasar peduli sudah dilaksanakan taruna yaitu peduli untuk saling membangunkan taruna lain dipagi hari untuk memulai kegiatan. Secara tidak langsung karakter taruna akan terbentuk mulai dari taruna muda/tingkat I dan selanjutnya sampai dengan tingkat IV/taruna wreda.
2. Disiplin, Pelaksanaan kegiatan taruna setiap akan melaksanakan kegiatan akan dilakukan suatu giat pengecekan. Manfaat pengecekan taruna dengan tujuan untuk membangun karakter displin taruna sehingga kedepannya taruna setelah selesai menyelesaikan pendidikan. Dalam kegiatan sehari hari jumlah anggota setiap pleton akan dihitung untuk memastikan kehadiran disetiap kegiatan. Selain itu pengecekan bukan hanya jumlah tetapi pengecekan kerapian, mulai dari seragam, ruang kelas, serta asrama tempat tinggal. Dari beberapa kegiatan
tersebut merupakan pembentukan karakter anti korupsi.
3. Mandiri, Selama menjalani masa pendidikan di dalam asrama seorang taruna bukan hanya melaksanakan kegiatan pengajaran tetapi melakukan kegiatan lainnya seperti giat kebersihan, giat persiapan perlengkapan, giat olahraga, dll. Dalam hal ini
taruna juga akan melakukan semua kegiatan secara mandiri seperti cuci baju dan setrika baju. Kegiatan ini dapat membangun karakter anti korupsi seorang taruna sejak maelaksanakan pendidikan di ksatrian atau kawah candradimuka.
4. Jujur, Nilai dasar jujur juga diberikan dan diajarkan selama menjalankan pendidikan di Poltekip. Dimana setiap hari sabtu malam minggu taruna melaksanakan giat pesiar/ibl. Kegiatan ini merupakan kesempatan taruna untuk melepas kejenuhan  selama berada di ksatrian untuk bisa keluar mencaari hiburan. Akan tetapi terdapat satu syarat yaitu tetap mematuhi peraturan kehidupan taruna yaitu seperti tetap melaksanakan aturan jam malam (maksimal 21.00) dan selama pesiar tetap menggunakan seragam (tidak diperbolehkan memakai pakaian bebas)
5. Tanggung jawab, Nilai dasar tanggung jawab ini juga sudah menjadi kewajiban untuk dilaksanakan taruna selama menjalani masa pendidikan. Taruna diberikan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan giat Piket Jaga. Setiap bulannya taruna
mendapat giliran tugas piket jaga. Dalam pelaksanaanya taruna bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban di lingkungan asrama. Tugas piket Jaga tersebut dilaksanakan mulai pukul 12 siang sampai dengan pukul 21.00.
6. Kerja keras, Dalam melaksanakan pendidikan di Poltekip, seorang taruna hanya diberikan libur pada akhir semester dan diahri minggu. Dalam pelaksanaan libur semester taruna sekitar 12 hari. Sehingga waktu untuk bisa menikmati masa mudanya
tergantikan dengan kegiatan selama pendidikan. Hal tersebut merupakan bentuk kerja keras dimasa muda seorang taruna untuk masa yang akan datang. Nilai anti koruupsi tersebut dapat dijadikan bekal setelah melaksanakan pendidikan dan
diterapkan di lingkungan kerja untuk tetap kerja keras.
7. Sederhana, Kegiatan yang ada di lingkungan sekolah kedinasan sangatlah padat. Sehingga apa yang kita lakukan untuk mengisi waktu selain belajar yaitu memanfaatkan
dengan mencari hiburan seperti olahraga(jogging, fitness, tenis dll) serta mengikuti ekstrakulikuler. Kegiatan tersebut sangatlah sederhana akan tetapi banyak manfaat dapat menghilangkan rasa stress selama menjalani masa pendidikan
8. Berani, Setiap taruna diajarkan untuk bisa memimpin karena tugas dimasa depan lebih berat, sehingga selama pendidikan diberikan kesempatan untuk bisa memimpin sebuah organisasi atau kelompok. Salah satu bentuk nilai dasar berani yaitu
taruna diberikan jadwal untuk menjadi inspektur apel dalam sehari. Jadi setiap taruan mendapatkan giliran untuk bisa memimpin apel baik apel pagi, siang  dan malam. Selain itu setiap taruna diberikan kesempatan untuk bergabung disetiap organisasi untuk mengembangkan keterampilan dalam memimpin.
9. Adil,  Dalam melaksanakan tugas sebagai taruna diberikan tugas baik itu tugas akademik maupun tugas non akademik. Dalam hal ini taruna biasanya mendapatkan tugas sesuai dengan porsi dan ketentuannya seperti pembagian tugas jaga, tugas kebersihan, dan lain sebagainya. (RedG/Opini)

Komentar

Tinggalkan Komentar