oleh

PEMBELAJARAN DAN PEMBIMBINGAN INTENSIF SISWA SD

Penulis :  TRI INDARTI, S.Pd., M.Pd (Candidat Doktor) Guru SDN 1 Granting Klaten

Klaten – Pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia  diarahkan untuk membangun sistem pendidikan yang dapat menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Sistem pendidikan yang dibangun tersebut perlu berkesinambungan dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran ditentukan pula agar pendidik memberikan keteladanan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik  untuk menjalin kerja sama yang bermakna dengan teman dan guru.  Pada pembelajaran inspiratif  mendorong dan memicu peserta didik  untuk mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik.

Pembelajaran yang menantang adalah pembelajaran di mana peserta didik diperhadapkan pada masalah, persoalan-persoalan dilematis, yang jawabannya membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Pembelajaran yang memotivasi adalah pembelajaran yang mendorong dan memberikan semangat kepada peserta didik untuk mencapai prestasi, berkompetisi,  berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pembelajaran.

Memasuki era disrupsi memberi dampak yang cukup luas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk tuntutan dalam penyelenggaraan pembelajaran. Salah satu tantangan nyata tersebut adalah bahwa pendidikan hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi utuh dan dengan cara belajar-mengajar baru yang terpusat pada peserta didik dan menggunakan teknologi dengan jangkauan tak terbatas, melewati batas ruang kelas, lingkungan industri, dan bahkan belajar dari negara lain, yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara gratis.

Baca Juga  Sastra Cyber dalam  Perkembangan Kesusastraan Indonesia 

Kompetensi era disrupsi merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki siswa agar mampu berkiprah dalam kehidupan nyata pada masa mendatang. Pembelajaran yang mendukung menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri.

Untuk itu pembelajaran di era disrupsi harus mampu membuat peserta didik bahagia, senang, mandiri, memiliki pola pikir tumbuh dan berkembang (growth mindset), kreatif, inovatif, responsif terhadap tantangan dan memiliki mental belajar sepanjang hayat dan tertantang dalam rangka mengembangkan potensi dirinya secara tepat, cepat dan relevan sejalan dengan dinamika dan tantangan jaman serta pengembangan karakter yang dapat menjaga dan menghantarkan peserta didik memasuki era disrupsi dan era selanjutnya.

Salah satu peran guru disamping melaksanakan pembelajaran, seorang guru juga mempunyai peran sebagai pembimbing. Pemahaman siswa tentang suatu materi pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran perlu diperkuat agar tidak mudah lupa. Untuk memperkuat pemahaman siswa tentang materi pembelajaran perlu ada penguatan yang intensif dari guru atau pembimbing.

Untuk penguatan pemahaman siswa tentang matapelajaran yang telah dipelajarai perlu ada program penguatan yang dilakukan guru melalui program bimbingan intensif. Program bimbingan intensif perlu  dilaksanakan setelah pembelajaran selesai dan anak telah istirahat sehingga kondisi badan siswa sudah segar kembali.

Program bimbingan intensif tujuannya hanya mengingatkan  kembali dan pendalaman tentang apa yang sudah pernah dipelajari para siswa, program bimbingan intensif  tidak melanjutkan materi pelajaran sesuai kurikulum berikutnya atau menambah materi baru bagi siswa.

Agar program bimbingan tersebut dapat memperkuatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran maka program bimbingan intensif sudah diprogramkan sejak anak masuk di klas IV, dilaksanakan dengan rencana yang jelas tentang materi dan target yang jelas dibuat oleh pembimbing.

Baca Juga  Politik Itu Cair, Akankan Ada Perubahan Partai Pengusung Di Pilkada Pemalang?

Pembimbing intensif tidak harus dari guru kelas atau guru mapel yang sama pada pagi hari namun demikian akan lebih baik jika yang menjadi pembimbing itu adalah guru kelasnya sendiri karena guru kelasnya lebih tahu tentang karakteristik siswanya.

Materi pelajaran dalam bimbingan intensif ini materi-materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk latihan–latihan memecahkan masalah dalam bentuk soal objektif maupun uraian, oleh karena itu setiap pembimbingan para  pembimbing perlu mempersiapkan materi bimbingannya.

Setiap hari siswa hanya mengikuti bimbingan satu jenis matapelajaran selama 1 jam namun dilaksanakan secara intensif dan terencana dengan baik.

Pada pelaksanaan program bimbingan intensif harus dilaksanakan dalam suasana yang santai rilek dan menyenangkan karena biasa dilaksanakan pada siang hari setelah anak selesai belajar dalam kondisi yang sudah capek oleh karena itu perlu ada suasana yang dapat menghilangkan rasa capek dan jenuh siswa.

Menjadi guru adalah hal sangat menyenangkan dan membanggakan bagi siswa dan masyarakat yang ada di sekitar kita. Peran guru merupakan teladan bagi siswa yang mampu menghidupkan nilai rasa yang tumbuh dan berkembang di dalam diri anak.

Guru adalah sosok yang harus bisa digugu dan ditiru. Ungkapan itulah yang selalu melekat pada seseorang yang berprofesi sebagai guru. Tanggung jawab guru bukan hanya sekadar mengajar namun sebagai agen perubahan dalam membentuk peserta didik yang berkualitas. Hal ini, juga yang menjadi penyebab profesi guru sangat mulia, karena melalui guru segala aspek keilmuan dapat berkembang.

Selain itu, keteladanan seorang guru juga sangat diperlukan untuk mengembangkan karakter dan kepribadian peserta didik di masa yang akan datang. Guru juga merupakan sebuah contoh ideal dalam pandangan siswa yang tingkah lakunya akan ditiru. Oleh karena itu, menjadi guru harus berusaha untuk selalu menjadi teladan yang baik bagi siswa siswinya.(RedG)

 

Komentar

Tinggalkan Komentar