oleh

Pelaku Usaha Optimistis Potensi Pasar Ekspor Udang Jatim Masih Tinggi

Surabaya – Di pasar internasional, komoditas udang khususnya dari Jawa Timur masih memiliki konsumen yang menjanjikan. Oleh karena itu salah satu emiten pengolahan udang PT. Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menambah kapasitas produksi dalam dua tahun ke depan.

Direktur Utama PMMP Martinus Soesilo mengatakan tingginya permintaan pasar internasional sendiri terutama dari sektor ritel, sedangkan suplai ke restoran justru menurun. Bahkan diperkirakan pada tahun ini kondisi tersebut akan tetap sama dengan 2020 lalu.

”Salah satu strategi kami adalah menjual produk value added berupa ready to cook,” kata Martinus Soesilo di Surabaya, Selasa (9/2/2021).

Diketahui, secara year-to-year sampai dengan Juni 2020, kenaikan volume penjualan produk value added sebesar 66.4 persen, yakni dari 1.073 ton menjadi 1.786 ton dan kenaikan pendapatan usaha sebesar 54.4 persen yakni dari USD 8,6 juta menjadi USD 13,3 juta.

Kontribusi penjualan produk value added saat ini sekitar 15-20 persen terhadap total penjualan. Ke depan pihaknya menargetkan naik menjadi 35-40 persen.

Tidak hanya berorientasi ekspor, PMPP juga mulai memasuki pasar domestik. Strategi tersebut mampu meningkatkan margin laba perseroan, dan didukung dengan penambahan kapasitas produksi.

Pada tahun ini, pihaknya akan menyelesaikan pembangunan pabrik kedelapan. Investasi pabrik baru itu akan menggunakan sebagian dari dana IPO atau sebesar Rp 75 miliar dari yang didapat Rp 110 miliar. Diperkirakan pabrik baru itu selesai pada Juli. Disusul pabrik kesembilan yang selesai pembangunan pada akhir 2022 atau awal 2023.

”Jadi nanti total kapasitas produksi bisa mencapai 33-35 ribu ton per tahun,” tuturnya.

Di sisi lain, Ketua Forum Udang Indonesia (FUI) Budhi Wibowo mengatakan Indonesia didorong untuk memperbesar ekspor produk bernilai tambah. Seperti Jepang akan membeli banyak produk value added. Contoh lain Brazil di Amerika Selatan. Meski Brazil dekat dengan Ekuador, produsen udang, tapi produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi.

Baca Juga  Santi Maria Warga Surabaya Dipastikan Sudah Mendapat BST dan KIS

”Upah tenaga kerja manusia di Amerika Selatan 3-4 kali lipat dibandingkan Indonesia. Jadi produk value added mereka kalah bersaing dengan Indonesia,” paparnya. (RedG/bee)

Komentar

Tinggalkan Komentar