oleh

Pejuang Lingkungan Hidup dari Tanah Pohuwato

Pohuwato – Sartam merupakan salah seorang petani  kakao berusia 68 tahun dari Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Ia “menghibahkan” hampir setengah lahan perkebunanannya untuk keberlangsungan populasi monyet-hitam sulawesi atau yaki.

Lahan milik Sartam berbatasan langsung dengan hutan yang menjadi rumah bagi beragam satwa endemis, termasuk yaki. Dahulu, ia perlu bekerja ekstra keras untuk mengusir rombongan yaki yang turun mengambil buah-buah kakao sehingga menyebabkan kuantitas panennya berkurang. Setelah cukup lama “berkonflik” dengan satwa liar tersebut, Sartam menyadari bahwa lahan miliknya ini juga merupakan tempat para yaki mencari makan, sama sepertinya yang juga mengandalkan kakao sebagai sumber penghidupan

Kesabaran dan permenungannya mendorong Sartam untuk berteman dengan satwa-satwa ini. Separuh dari luas ladangnya yang berbatasan dengan hutan kini “dihibahkan” kepada yaki dan satwa liar lainnya.Di ladang khusus satwa, Sartam menanam aneka tanaman buah-buahan. Ia tidak pernah memanennya. Semua tanaman ini diperuntukkan satwa liar yang datang dari hutan.

Bagi petani yang berada di tepi kawasan hutan, kehadiran satwa liar seperti monyet di area kebun kerap dianggap mendatangkan masalah sebagai hama perusak tanaman. Di banyak tempat, untuk mengatasi masalah ini petani memasang jerat atau mengaliri pagar kawat dengan listrik. Namun ia tak melakukan hal itu. Ia justru menyisihkan ladang di kemiringan lereng yang dikuasainya ini untuk dijadikan kebun buah yang khusus diperuntukkan untuk yaki dan satwa liar lainnya.

Atas usahanya tersebut, BirdLife International menjadikan Sartam sebagai salah satu pejuang lingkungan yang menerima penghargaan BirdLife Nature’s Heroes 2019. Penyerahan piagam penghargaan dilakukan dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Pohuwato.

Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten Pohuwato juga memberikan pengharagaan kepada Sartam sebagai Inspirator Lingkungan atas inisiatifnya menerapkan pola pertanian agroforestri dan ramah lingkungan.

 

Inspirator Lingkungan Hidup

Bupati Kabupaten Pohuwato Syarif Mbuinga menyampaikan terima kasih kepada Burung Indonesia yang selama ini sebagai mitra pembangunan strategis di Kabupaten Pohuwato dalam bidang lingkungan hidup dan pengembangan komoditas pertanian yang ramah lingkungan sebagai pendapat ekonomi masyarakat desa di Pohuwato,  khususnya masyarakat yang berada di pinggir hutan.

“Program Burung Indonesia di Gorontalo khususnya Pohuwato telah banyak memberi manfaat langsung kepada masyarakat desa dan pemulihan lingkungan di daerah kami” kata bupati.

Sartam (68) tahun, petani kakao dari Desa Puncak Jaya dalam kesehariannya telah menerapkan pola pertanian ramah lingkungan. Kondisi lahan yang berbukit dan tanah kurang subur tidak menjadi keluhan baginya. Praktek pertanian ramah lingkungan dilakukan dengan menerapkan kaedah konservasi melalui pengelolaan lahan dengan membuat terasering, tanaman campur diantara kakao sebagai komoditi utama diselingi dengan tanaman buah buahan, tanaman kayu dan tumpag sari seperti jahe, kunyit, cabai, terung, aren, pisang dan lainnya.

Baca Juga  Anggota TNI Gadungan Diamankan Pada Perayaan Malam Tahun Baru

Pola pertanian agroforestry dan tumpang sari ini dapat mengoptimalkan hasil kebunnya  sehingga mampu membiayai hidup sehari hari melalui penghasilan mingguan, bulanan dan tahunan bahkan mampu membiyai pendidikan anak hingga perguruan tinggi.

Dari sisi lingkungan praktek pertanian yang diterapkan oleh Sartam menjamin keutuhan ekosistem dan keragaman hayati di lahan kebun dan sekitarnya. Tidak hanya itu Sartam mampu mengelola konflik dengan satwa yang dianggap sebagai hama menjadi penyeimbang ekosistem.  ini lah yang mendasari Pemerntah Daerah memberi penghargaan sebagai Inspirator Lingkungan pada tahun 2019 ini.

 

BidLife Nature’s Heros-Award (Pejuang lingkungan) . 

Selain penghargaan dari pemerintah Kabupaten Pohuwato Kepiawaian Sartam mengelola lingkungan hidup melalui pertanian berkelanjutan seperti diatas telah memberi inspirasi bagi petani lain tidak hanya di Taluditi,  inilah yang mendorong Salah satu Lembaga Lingkungan Internasional juga menganugerahkan penghargaan sebagai  the BidLife Nature’s Heros-Award (Pejuang lingkungan) pada tahun 2019 ini . 

Kedua penerima penghargaan ini meupakan petani desa di Taluditi yang merupakan wilayah pendampingan dari Burung Indonesia sejak tahun 2014 lalu.

“Saya sangat senang , bangga dan merasa bersyukur.  Serta sangat berterima kasih kepada  Burung Indonesia yang selama ini tekun mendampingi kami para petani untuk pengelolaan lahan pertanian yang lestari. terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Bupati yang juga telah memberikan penghargaan kepada kami atas usaha yang kami lakukan selama ini.” ungkap Sartam

Sartam Menerima penghargaan dari Bupati Pohuwato, Gorontalo

Disamping itu Sartam berharap kedepannya banyak banyak petani yang berhasil mengelola lahannya secara lestari dan  hidup rukun dengan satwa disekitar kebun mereka terutama yakis, rangkong, dan babi hutan.

Selain Sartam Kelompok ”Tani Kakao Mandiri” Taluditi di Desa Makarti Jaya juga mendapat penghargaan yang sama. Kelompok ”Tani Kakao Mandiri” Taluditi di Desa Makarti Jaya merupakan kelompok  tani yang telah berkomitmen menerapkan pola budidaya tanaman kakao berkelanjutan. Artinya pola pengelolaan kebun kakao yang menerapkan prinsip ramah lingkungan seperti penanaman pohon penaung, mengurangi penggunaan pupuk kimia, meningkatkan penggunaan pupuk organik, menerapkan sistem tanam tumpang sari, membatasi penggunaan pestisida pada pengendalian hama dengan menerapkan metode sarungisasi buah kakao dan mengintegrasikan   tanaman kakao dengan usaha peternakan.

Baca Juga  Maulid Nabi Momentum Peningkatan Imtak

Ketua dari Kelompok Tani Mandiri  Tekad Budiyono merasa bersyukur atas pendampingan yang dilakukan oleh Burung Indonesia.

“Saya merasa bangga, senang, bersyukur dan banyak-banyak terima kasih atas pendampingan Burung Indonesia, krn tampa pendampingan mungkin belum bisa memperoleh prestasi tsb, jgn sempai disini untuk kedepan mungkin akan lebih dari itu, Harapan ingin Taluditi lebih maju khususnya dan kabupaten pohuwato, semoga prestasi ini menjadi motifasi bagi kawan-kawan dan saya menjadi sumber inspirasi untuk teman-teman yang lain. Saya  ingin terus belajar untuk mengembaangkan teknis-teknis terbaru agar prestasi semakin meningkat.” ujar Tekad.

 

Single Origin Kakao

Peraktek pertanian berkelanjutan telah menghasilkan kualitas biji kakao terbaik dengan mutu biji kakao ber- Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil sebelumnya hanya 900 kg/ha/thn sat ini bisa mencapai 1,500 kg/ha/tahun.

Pada tahun 2016 dan 2017, Kelompok Tani Mandiri telah melakukan  pemasaran bersama biji kakao yang berStandar Nasional Indonesia (SNI) hingga menembus pasar Internasional. Di tahun 2018 dan 2019 Kelompok Tani Mandiri terus melakukan peningkatan kualitas biji kakao dengan metode fermentasi. Kwalitas biji kakao fermentasi ini sangat diminati pasar Nasional maupun Internasional. saat ini Biji kakao Fermentasi Taluditi sudah dipasarkan di salah satu produsen coklat Masson di Bali dan  Fossa-Singapore. Biji kakao fermentasi Taluditi ini telah diakui Internasional sebagai salah satu jenis yang memiliki cita rasa yang khas yang sulit didapatkan pada daerah dan negara penghasil kakao lainnya  sehingga Fossa-Singapore menjadikan produk biji kakao Taluditi menjadi produk coklat  ”single origin”  dipasarkan diluar negeri seperti Singapura sendiri dan negara negara lain.

Program Manager Burung Indonesia menyerahkan produk kakao single origin dari kecamatan Taluditi didampingi oleh anggota DPD RI Sekda Prov. Gorontalo, dan Ketua DPRD Kab Pohuwato

”Saya bangga coklat taluditi dapat dilirik dan diapresiasi oleh pasar internasional. Saya berharap kedepannya kami para petani kakao  mendapat dukungan dari semua pihak baik Pmerintah dan Non pemerintah  agar kami dapat lebih meningkatkan kualitas biji kakao kami juga mendukung kelestarian alam disekitar desa kami.” kata Tekad.

Program Manager Burung Indonesia – Program Gorontalo Amsurya Warman Amsa mengatakan “penghargaan yang diberikan oleh BirdLife Internasional dan Pemerintah Kabupaten Pohuwato kepada kedua tokoh ini, sebagai bentuk apresiaasi dari Pemerintah daerah dan Lembaga konservasi Internasional atas prestasi mereka berdua. berharap prestasi ini akan menjadi penyemangat bagi petani dan kelompok petani khususnya komoditas kakao yang ada di Pohuwato dalam mengaplikasikan pengelolaan lahan pertanian yang lestari dan berkelanjutan di Pohuato.” (RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar