oleh

Partisipasi GP Ansor Purwantoro dalam Mendukung Tradisi Syawalan di Desa Bakalan

Wonogiri – Untuk yang kesekian kalinya, keluarga besar GP Ansor Purwantoro bisa kembali berpartisipasi dan mendukung ziarah makam Wali hal tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi bagi seluruh pengurus tetap menjaga ciri khas warga NU yang kental dalam menjaga Aswaja.

Pembukaan acara dilakukan di Masjid Tiban Bendo Bakalan dengan melakukan Sholat Dhuha dan dilanjutkan ke makam salah satu penyebar agama Islam di Bakalan, Kiai Gunungsari atau Kiai Ageng Gedong Giono dengan membaca tahlil dan doa serta Mauidhoh Hasanah oleh Kyai Masyhuri sekaligus acara Halal Bihalal, Minggu ( 16/6 ).

Menurut Ketua PAC GP Ansor Purwantoro Muhammad Syahit Effendi mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa unsur diantaranya Juru Kunci Masjid Tiban (Mbah Maridi), Juru Kunci Makam Gedong Giono (Mbah Yatno), Perangkat Desa Bakalan, Pemuda Tiban, warga masyarakat Ranting NU bakalan MWC NU Purwantoro dan sahabat GP Ansor Purwantoro.

“Tradisi Syawalan digelar setahun sekali, tepatnya setelah acara lebaran. Masyarakat yang merayakan Syawalan tidak hanya dari lokal, tetapi juga dari daerah lain,” ungkapnya.

Syahit menuturkan tujuan merayakan Syawalan adalah mendoakan para ulama yang dulu telah menyebarkan agama Islam di wilayah Bakalan.

“Di komplek Makam Gedong Giono ini, banyak makam wali. Mereka datang untuk mendoakan para wali tersebut,” jelasnya.

Selain masjid Tiban komplek makam Gedong Giono menjadi tempat wisata religi di wilayah Purwantoro. Untuk itu, Ranting NU Bakalan dan Pemerintah Desa Bakalan akan terus membenahi komplek makam tersebut sehingga pengunjung yang datang bisa lebih nyaman dan akses ke makam lebih mudah.

Sementara salah satu panitia tradisi Syawalan, Warseno mengatakan, Kiai Gunungsari yang dikenal dengan Mbah Gunugsari adalah salah satu penyebar agama Islam di Bakalan. Tradisi Syawalan tersebut sudah ada sejak 4 tahun lalu.

Baca Juga  Polisi Bina Peserta Kemah SMK Pancasila 2 Jatisrono

“Hingga kini akan terus dilestarikan,” katanya.

“Tujuan ziarah makam disampaikan imam Tahlil Kyai Masyhuri, selain ziarah kubur anggota keluarga dan kerabat yang telah mendahului kita, Islam juga menganjurkan kita untuk menziarahi makam para nabi, para wali, para ulama, dan orang-orang saleh, acara ini tidak unsur syirik karna untuk mengenang jasa jasa pendahulu yang sangat besar dan untuk mendoakan,” bebernya.

Lebih lanjut dikatakannya, selain membacakan doa serta zikir-zikir pada saat ziarah kubur yang merupakan tujuan utama dalam berziarah, hendaknya bagi para peziarah juga menjaga niat dan adab-adab yang berlaku pada saat ziarah kubur.

Setelah tahlil usai, jamaah mengikuti tabur bunga yang di pandu Juru Kunci Mbah Maridi. ( RedG )

Komentar

Tinggalkan Komentar