oleh

Panen Perdana Bawang Merah di Sukoharjo Dihadiri Dua Petinggi DPP HKTI

Sukoharjo – Tanah bekas tanaman tebu seluas satu hektar yang mangkrak disulap menjadi lahan bawang merah (Allium ascalonicum) di Dukuh Jarak, Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dengan perjuangan keras dan panjang, penggarap lahan akhirnya bisa melakukan panen perdana, Minggu (21/2) siang.

Panen tersebut dihadiri Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP HKTI) Ginting Sri Kusmayadi, Ketua Bidang Tanaman Rempah DPP HKTI Sugiyatno Adi Prayitno, SE,MM dan Manajer Proyek Widodo.

Waskejen DPP HKTI Ginting Sri Kusmayadi mengatakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari HKTI adalah tentang ketahanan pangan nasional dan bawang merah termasuk bumbu baku yang merupakan kebutuhan pokok di setiap rumah tangga maupun bidang usaha kuliner.

“Ada kalanya di musim yang tidak menentu harganya tinggi, kami melakukan pendampingan di sejumlah titik dimana di tempat tersebut mempunyai produktifitas tinggi namun biaya produksinya rendah,” ujarnya.

Produktifitas tinggi didukung dengan pemakaian teknologi entah itu pupuk kimia maupun semi organik atau pro biotik.

“Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah yang besar akan menimbulkan kerusakan lingkungan, disini kami mengedukasi petani dan memberikan pendampingan kepada mereka tentang penggunaan pro biotik siklus dalam memperbaiki lingkungan,” katanya.

Dari lahan seluas satu hektar tersebut mampu diperoleh bawang merah sebanyak 17 ton setelah berumur 60 hari.

Manajer Proyek Widodo menjelaskan pihaknya mengalami kesulitan tinggi ketika mengolah lahan tersebut, namun berkat kerja keras dan kesabaran akhirnya lahan tersebut berhasil ditanami bawang merah dengan menggunakan teknologi Irigasi sprinkler atau spray irrigation yakni model pemberian air ke seluruh permukaan lahan yang akan diairi didukung pipa bertekanan melalui nozzle.

Baca Juga  Presiden Suara Rakyat Wonogiri Raih Gelar S2, Ucapan Selamat Mengalir

“Lahan babat alas, kita agak kerja keras kalau bekas tanaman palawija lebih mudah, namun setelah 2 x tanam lagi lahan ini bisa lebih maksimal,” katanya.

Di musim penghujan, Widodo harus lebih berhati-hati dalam hal pengairan dan harus membuat got yang lebih dalam.

“Waktu yang terbaik saat menanam bawang merah adalah ketika musim kemarau, hasil panennya bisa bagus dan besar,” bebernya.

Sementara salah satu buruh tani penggarap, Sumadi mengatakan hasil panen perdana tersebut tergolong sangat memuaskan di tengah cuaca musim penghujan.

“Sempat kebanjiran, namun dengan sejumlah pengalaman yang didapat kami akan memperbaiki sistem di musim tanam selanjutnya,” ucapnya.

Para penduduk sekitar juga mendapatkan pekerjaan dengan membantu proses panen bawang merah. Hasil panen tersebut dikeringkan dahulu selama sekitar sepuluh hari sebelum dijual ke pasaran. (RedG/Aris Y)

Komentar

Tinggalkan Komentar