Njuh Sekolah Maning

Pemalang – Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dinas Sosial Kabupaten Pemalang, ada sebanyak 24.000 kasus anak putus sekolah (APS) tingkat SMA/SLTA dan ditingkat SMP ada 7.233 kasus. Untuk perhitungan APS sesuai dengan tingkatan umur dari tujuh sampai 12 tahun ada 441 kasus, 13 sampai 16 tahun terdapat 5.108 kasus dan 16 sampai 18 tahun 28.351 kasus jika dijumlah ada 33.900 kasus.

Tentunya angka ini harus mendapat perhatian khusus bagi pemerintah maupun masyarakat secara umum. United Nations Children’s Fund, atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF)  bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten  Pemalang menginisiasi program “Njuh Sekolah Maning”

 

Program “Njuh Sekolah Maning” yang juga berkolaborasi dengan Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan ini lebih menyasar pada anak busia tujuh sampai 18 tahun. Hak inu seperti diungkap oleh Person In Charge  (PIC) program tersebut, Ikmaludin Azis.

“Program ini pada prinsipnya mengembalikan anak yang tidak sekolah yaitu usia 7-18 tahun kembali untuk bersekolah.” katanya, Jum’at (22/10).

Menurutnya, Ada tiga hal dikatagorikan sebagai anak tidak sekolah. Pertama, anak tersebut memang tidak bersekolah. Kedua, putus ditengah jalan. Ketiga, putus tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Setelah anak-anak itu kita data dan ketemu jumlah dan sebab-sebab kenapa mereka tidak sekolah Pemerintah Daerah berkomitmen akan mengembalikan anak tersebut untuk kembali bersekolah baik melalui sekolah formal maupun non formal.” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya menggandeng pihak ketiga yang peduli akan pendidik APS ini, baik perusahaan melalui CSR nya maupun bentuk lainnya.

“Tahun ini kita targetkan 30 anak yang kita kembalikan untuk bersekolah kembali dan sudah ada 26 anak yang kita kembalikan di sekolah non formal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Program Njuh Sekolah Maning  rencananya akan launching bersamaan  dengan peringatan Hari Guru” ujar Aziz.

Pada tahap awal, HalPemerintah Daerah Kabupaten Pemalang bersama UNICEF dan LPPM Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang membuat empat desa sebagai Piloting yaitu Desa Randudongkal, Sitemu, Sikayu dan Karangasem.

Di Desa-desa tersebut para pendamping desa, masyarakat Desa yng peduli akan APS akan dilatih bagaimana mendata anak-anak yang tidak sekolah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat Anak Tidak Sekolah (SIPBM ATS).(RedG)

  • Penulis : Rokhim
  • Editor : Sarwo Edy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *