Nestapa Petani Malika di Pacitan

Pacitan-Hujan selama dua hari dua malam yang mengguyur wilayah Pacitan,Jawa Timur memang membuat petani yang menanam padi hatinya bahagia air dari langit membuat tanaman padinya serasa mendapatkan infus dari sakit kekeringan.

Namun di balik kebahagiaan petani yang menanam padi, ada yang di rundung cemas hati, petani malika(kedelai hitam),ini terancam merugi bila curah hujan masih tinggi.

Yanto (50), salah satu petani asal Desa Kembang, Kecamatan Pacitan yang menanam padi mengaku bersyukur Kepada Allah SWT dengan diberikan hujan membuat padinya hidup,hijau, subur dan punya harapan bisa makan nasi dari hasil bertani.

“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah, meskipun ini musim kemarau tapi masih di beri hujan, sehingga kami kaum petani tidak terlalu merogoh tabungan untuk modal mengairi sawah,” katanya Rabu,23/9/2020.

Bila Yanto, petani yang menanam padi bahagia lalu bagaimana teman seperjuangan nya yang menanam Malika.

Justru sebaliknya.pasalnya ratusan petani yang menanam Malika serba ketar ketir hatinya, bila curah hujan tinggi maka hasilnya akan berubah zong alias gagal panen.

Eko(45) mengaku bernasib buntung bila curah hujan di musim ini sangat tinggi,yang jelas modal besar dan tenaga yang di pertaruhkan demi malika yang di idam-idamkan akan sirna.

“Ya saat hujan pertama kita memang Alhamdulillah karena harapan kami ini kaum petani kedelai bisa memetik panen yang lebih, tapi begitu curah hujan semakin tinggi ya Astaghfirullah saja,” keluhnya.

Apalagi lanjut Eko, saat ini kedelai hitam sudah berbunga bila hujan masih terus menerus gagal panen sudah pasti.

“Kita ini kan manusia,ya cukup berdoa saja semoga curah hujan tidak terlalu tinggi, supaya yang menanam padi bisa panen dengan hasil bagus yang menanam kedelai juga bisa panen dan merasakan hasilnya juga,” pungkas Eko. ( red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *