oleh

Metode Saha Saya, Program Tahfidz Juz 30

Magelang – Salah satu yang berperan penting dalam membentuk kepribadian dan akhlak anak-anak adalah pendidikan agama. Mempelajari Al-Qur’an merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan agama. Pembelajaran Al-Qur’an tidak hanya menjadi ibadah, tetapi juga sarana spiritualitas, meningkatkan pengetahuan agama, dan sarana hablumminannas (hubungan manusia dengan Allah). Di sekolah, penting bagi anak untuk dibekali pendidikan Al-Qur’an salah satunya melalui program tahfiz.

Sejatinya tujuan dari program tahfiz di sekolah adalah mengenalkan dan menanamkan cinta Al-Qur’an pada anak-anak. Namun lebih dari itu, program tahfiz juga dapat mempertajam keterampilan membaca dan menghafal Al-Qur’an pada anak-anak.  Selain itu, melalui tafsir ringkas yang disampaikan di setiap ayat yang dihafal anak-anak dapat mengetahui pesan dan konteks historis yang terkandung di dalamnya.

MI Al Iman Mranggen Kajoran Magelang sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar Islam juga menerapkan program tahfiz juz 30 untuk membekali pendidikan agama peserta didiknya. Program ini telah diterapkan beberapa tahun lalu dan mulai diterapkan dengan metode Saha Saya sejak tahun 2017. Saha Saya merupakan akronim dari Satu Hari Satu Ayat. Sehingga metode Saha Saya merupakan metode menghafal Al-Qur’an yang dipakai guru dalam membimbing peserta didik di MI Al Iman Mranggen Kajoran Magelang dengan cara menghafal satu ayat dalam satu hari.

Meskipun namanya Satu Hari Satu Ayat tetapi dalam praktiknya metode ini tidak mengharuskan peserta didik untuk dapat menghafal satu ayat dalam satu hari. Maksudnya apabila peserta didik menemui ayat yang cukup panjang maka boleh dipenggal sehingga dihafal dalam waktu lebih dari satu hari. Begitu pula apabila ayat yang dihafal pendek maka boleh ditambah ayat lainnya, sehingga lebh dari satu ayat yang dihafal dalam satu hari.

Baca Juga  Saiful Roswandi : Cabang Olah Raga Catur Mesti Digalakkan Lagi

Tujuan pemilihan metode ini sebagai metode yang diajarkan kepada peserta didik di MI Al Iman Mranggen karena metode ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah: metode Saha Saya mudah diterapkan sehingga cocok dipakai anak usia pendidikan dasar sebagai penghafal pemula, tidak ada paksaan kecepatan dalam menghafal sehingga peserta didik menjadi tidak terbebani, menerapkan konsistensi dalam menghafal Al-Qur’an sehingga daya ingat peserta didik menjadi kuat, selain itu metode ini juga mudah diajarkan sehingga memudahkan guru dalam membimbing peserta didik.

Adapun langkah-langkah menghafal Al-Qur’an dengan metode Saha Saya di MI Al Iman Mranggen Kajoran Magelang adalah sebagai berikut:

  1. Ayat yang akan dihafal ditulis di papan tulis dengan huruf Arab dan latin.
  2. Guru membacakan ayat tersebut dengan jelas, lantang, dan makhraj yang tepat.
  3. Siswa membaca ayat tersebut secara berulang dan bersama-sama. Apabila ayatnya cukup panjang maka pembacaan dilakukan dengan dipenggal. Untuk kelas bawah karena tidak sedikit yang belum membaca huruf Arab maka masih menirukan pelafalan guru.
  4. Membaca pertama dilakukan sebanyak 5 kali, apabila belum hafal dibaca lagi berulang sebanyak 10 kali, apabila masih belum hafal dibaca lagi sebanyak 15 atau 20 kali, dan seterusnya.
  5. Jika dirasa sudah hafal peserta didik di minta unutk melafalkan ayat bersma-sama secara berulang dengan memejamkan mata. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih fokus dan dapat menyimpan memori hafalan.
  6. Peserta didik kemudian diberi waktu 3-5 menit untuk menghafal secara mandiri.
  7. Terakhir peserta didik menyetorkan hafalan pada guru secara mandiri.

“Di awal dan akhir proses menghafal peserta didik diminta untuk murojaah yaitu mengulang hafalan secara bersama-sama ayat yang sudah dihafal, tujuannya agar peserta didik tidak lupa surat yang sudah dihafalkan” Ujar Siti Nurzaidah, salah satu guru MI Al Iman Mranggen Kajoran, beberapa hari yang lalu.

Baca Juga  Klarifikasi Kades Guntung Atas Dugaan Mafia Tanah

Dalam proses menghafal Al-Qur’an juz 30 ini peserta didik dibimbing oleh guru kelas. Sedangkan untuk mengasah kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar dibimbing oleh guru ekstrakulikuler tahsin. Pembimbing merupakan profesional yang diambil dari rumah tahfiz. Program ini dilaksanakan setiap pagi, jam pelajaran 0 yaitu pukul 07.15 sampai 08.15 WIB setiap harinya. Waktu ini dipilih karena di saat pagi peserta didik masih fresh sehingga pembelajaran menghafal Al-Qur’an juz 30 menjadi tidak monoton.

Dalm program ini, MI Al Iman Mranggen Kajoran Magelang juga menerapkan sistem target hafalan. Yaitu pembagian target surat yang harus dihafalkan peserta didik di setiap kelas. Pembagian tersebut di antaranya:

Kelas Semester 1 Semester 2
I Q.S. an Naba Q.S. An Naziyat
II Q.S. An Naziyat Q.S. Abasa
III Q.S. At Takwir

Q.S. Al Infithar

Q.S. Al Mutaffifin

Q.S. Al Insyiqaq

IV Q.S. Al Buruj

Q.S. At Tariq

Q.S. Al A’la

Q.S. Al Ghassiyah

V Q.S. Al Fajr

Q.S. Al Balad

Q.S. As Syam

Q.S. Al Lail

VI Q.S. Ad Dluha-Q.S. An Naas Murajaah juz 30

 

“Surat-surat panjang dibebankan kepada kelas bawah, sedangkan kelas atas mendapat target hafalan surat-surat pendek. Alasan pemilihan pembagian tersebut karena pelajaran di kelas bawah belum terlau berat sehingga dibebankan surat-surat panjang. Adapun pelajaran di kelas atas sudah tergolong berat sehingga mendapat target hafalan surat-surat pendek agar baik hafalan maupun pelajaran dapat diikuti dengan maksimal.” Pungkas Siti Fatimaturrohmah, Kepala MI Al Iman Mranggen Kajoran Magelang.(RedG /Nahdiyatul Mustahfiroh)

Komentar

Tinggalkan Komentar