oleh

Meredam Hawa Nafsu, Bagian Dari Berqurban

Pemalang – Akibat renovasi stadion Mochtar panitia jamaah sholat idul adha yang biasa menggunakan stadion tersebut memindahkan lokasi sholat idul adha di tanah lapang samping aula SMAN 1 Pemalang.

Sholat idul adha ini di imami oleh Ustadz Salman Musthofa Mahmud Adam dengan khotib Ustadz Abu Yusuf Alhajari keduanya dari Tegal.

Ustadz Abu Yusuf menuturkan bahwa
Hari ini kaum muslimin di seluruh belahan dunia, berbondong-bondong mendatangi tanah lapang, masjid- masjid, tujuannya satu, yaitu untuk melaksanakan shalat Idul Adha dalam rangka tunduk sujud menyembah Sang Pencipta alam semesta yaitu Allah SWT, minggu (11/8).

Di bulan yang mulia ini ada satu peristiwa yang sangat penting dan agung yaitu perintah Allah SWT. kepada hamba-Nya yang mulia nabi Ibrahim A.S. untuk menyembelih  anaknya, Ismail A.S. Kemudian peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT. dan di syariatkan kepada umat nabi Muhammad SAW. untuk menyembelih hewan qurban.

“Qurban sebagaimana tersebut di atas adalah qurban secara istilah, adapun qurban secara bahasa adalah, bahwasanya hidup kita harus senantiasa berkurban baik harta, tenaga, bahkan mengurbankan segenap kemampuan yang ada pada diri kita, meredam hawa nafsu yang senantiasa mengajak pada kemungkaran, demi mencapai Ridha Allah SWT. Apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan fitnah, banyak manusia yang karena terdorong rasa emosi, sehingga terjadi kerusuhan dimana-mana, demontrasi, orasi menghujat pemerintah. Semestinya kita harus menahan diri bersabar demi
ketenteraman, kedamaian untuk mencapai Ridha Allah SWT.” ajak khotib kepada seluruh jama’ah sholat idul adha.

Khotib juga menyoroti agar masyarakat Indonesia mampu menahan diri dan berkorban untuk kemaslahatan umat, mampu menjaga hawa amarah dan taat kepada pemerintah.

Baca Juga  Momen Idul Adha SIP Pemalang Berbagi Daging Qurban

“Bukankah Rasulullah telah bersabda bahwa “Wajib bagi kaum muslimin untuk mendengar dan taat kepada
pemerintah, baik yang suka atau tidak suka, kecuali jika disuruh (diperintah) untuk maksiat kepada Allah”. Tapi alhamdulillah pemerintah kita tetap mengayomi rakyatnya, ibadah kita didukung oleh mereka, shalat Jum’ah bebas, bahkan dalam setiap pelaksanaan shalat Idul Fitri dan Idul Adha seperti pada pagi hari ini, kita dijaga oleh aparat Pemerintah.
Untuk itu, marilah kita senantiasa mengorbankan perasaan kita, jika terdapat ketidaksukaan terhadap penguasa. Ganti dengan kesabaran dan selalau taat pada enguasa, sebagai bukti taat kepada Allah dan Rasul. Mari kita selalu berdoa untuk kebaikan mereka agar para pemimpin kita tetap dilindungi oleh Allah SWT. dan ditanamkan rasa rahmat, agar mereka dapat memberikan kedamaian dan kesejahteraan kepada rakyatnya.” ajak ustadz Abu.

Khotbah ditutup dengan pembacaan do’a. (RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar