Matalabiogama Temukan Hal Unik di Gua Kiskendo

Kulonprogo – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Fakultas Biologi yang bergabung dalam Mahasiswa Pecinta alam Fakultas Biologi (Matalabiogama) melakukan pengembaraan Tengah tahun.

Kegiatan yang mengambil lokasi di gua Kiskendo ini di kawasan wisata desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, salah satu upaya Matalabiogama untuk mengetahui serta mempelajari ornamen gua dan biota yang hidup di dalam goa. Biota gua yang dipelajari dalam penelusuran ini berfokus pada keanekaragaman Arthropoda goa.

Hal ini disampaikan oleh ketua Matalabiogama M. Helmi Fauzan.

“Kegiatan pengembaraan tengah tahun yang berlokasi di gua Kiskendho, dengan tujuan untuk mempelajari mengenai ornamen gua dan keanekaragaman biota gua di dalamnya,” jelas Helmi ketika dihubungi via seluler, kamis (21/7).

Kegiatan yang didampingi oleh alumni UGM, Pantiati dan Sidiq Harjanto ini dilaksanakan selasa – rabu (12-13 Juli 2022) lalu. Menurut Pantiati, kegiatan ini selain orientasi medan mengenai kawasan kars juga merefresh standar operasional prosedur dalam penelusuran gua.

Persiapan alat dan perlengkapan penelusuran gua dilakukan selasa (12/7) pukul 19.00 WIB, mulai dilakukan penelusuran pukul 20.30 WIB. Penelusuran gua berakhir pada pukul 00.00 WIB dengan estimasi waktu sekitar 3 jam. Anggota penelusuran gua kemudian kembali menuju base camp untuk istirahat. Kegiatan diakhiri dengan evaluasi pasca-kegiatan.

Anggota matalabiogama melakukan pengamatan biota gua

Ada beberapa hasil penelusuran ini diantaranya, beberapa jenis Arthropoda gua yang ditemui dari spesies Heteropoda sp., Rhaphidophoridae, Amblypygi, Millipedes, dan beberapa jenis Crustacea berupa kepiting dan udang. Selain itu, ditemukan juga ikan dan katak yang diduga terbawa arus dari luar gua.

“Hal tersebut disebabkan karena Gua Kiskendo merupakan gua dengan sistem terbuka yang berarti masih dipengaruhi oleh energi dan material organik dari luar.” jelas Panti.

Hewan-hewan yang ditemukan di dalam zona gelap gua memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan ekosistem luar gua, seperti ketiadaan pigmen, antena yang panjangnya berbeda, degradasi indra penglihatan, bertubuh besar, berkaki panjang, serta rambut-rambut halus yang banyak di sekitar kaki. Hal ini disebabkan karena hewan-hewan yang tinggal di dalam gua tidak mendapatkan cahaya sehingga indra penglihatan mereka tidak berfungsi. Oleh karena itu, hewan (Arthropoda) di dalam gua perlu beradaptasi dengan cara mengoptimalkan indra peraba dalam mencari makan.

Salah satu biota gua Kiskendo

Ornamen-ornamen gua yang dijumpai di dalam Gua Kiskendo didominasi oleh ornamen aktif seperti stalaktit, stalagmit, dan soda straw. Selain itu, ditemui juga micro gourdam, gourdam, helektit, dan tirai gua. Karakteristik dari ornamen gua yang tersebar diduga memberikan dampak bagi persebaran hewan tingkat tinggi seperti kelelawar dan burung walet. Hal tersebut akan menyebabkan perbedaan karakteristik material organik dan sedimentasi goa sehingga menyebabkan distribusi Arthropoda gua yang tidak merata.

Keanekaragaman biota gua sampai saat ini masih menjadi misteri yang belum banyak diungkap dalam dunia penelitian, khususnya di Indonesia. Beberapa jenis biota gua masih belum dapat teridentifikasi secara detail hingga tingkat jenis spesiesnya. Oleh karena itu, penelitian yang berkaitan dengan biospeleologi diperlukan untuk mengetahui bagaimana kehidupan di dalam gua berlangsung. (RedG/M. Fityatul Haq, Priyo Wahyu ES, MTL)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *