oleh

Laboratorium Supervisory

Penulis : Umar Ismail (Supervisor Laboratorium )

 

Klaten – Supervisor merupakan anggota tim manajemen yang mengawasi pekerjaan orang lain serta menjadi perantara antara manajemen dan para karyawan. Akan tetapi menjadi supervisor yang berhasil tidak hanya melakukan hal itu, namun perlu melakukan hal-hal positif yang lebih banyak lagi. Menjadi supervisor yang sukses berarti juga menjadi seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan, supervisor berlatih memberi perhatian dan mengijinkan karyawan lain untuk mengembangkan kemampuan, keahlian, dan pemikirannya dalam memperoleh suatu hasil kerja. Sebagai pemimpin seorang supervisor menginginkan peningkatan efisiensi, produktivitas, inisiatif, kepemilikan, dan kreativitas dengan mempersiapkan pengarahan, penghargaan, tantangan, dan dukungan. Seseorang menjadi supervisor yang sukses dengan memimpin orang lain untuk sukses. Kemampuan memimpin bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, akan tetapi kemampuan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Kepemimpinan mendapatkan hasil yang terbaik apabila dapat mengatur asset perusahaan dan memimpin para karyawan. Untuk menjadi supervisor yang berhasil harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana menjadi seorang pemimpin.

Supervisory Laboratorium adalah kepengawasan dalam suatu laboratorium yang meliputi bagaimana menjadi pengawas di laboratorium, bagaimana mengorganisir pekerjaan, bagaimana tata cara berkomunikasi, bagaimana mengevaluasi hasil analisa, bagaimana mengeluarkan hasil analisa, bagaimana bernegoisasi, bagaimana melakukan pembinaan, dan sebagainya. Kualitas pemimpin yang efektif yaitu mampu mengilhami kepercayaan, tahu bagaimana menjadi pengikut, serta mampu membuat hubungan. Tindakan pemimpin demi memberi yang terbaik bagi semua yang patuh padanya, dan pemimpin itu akan memenuhi kebutuhan kelompok tanpa mengorbankan hak-hak individu / karyawan. Seorang pemimpin itu harus dapat menunjukkan rasa keadilan, tahu kapan harus meneruskan dan kapan harus beristirahat, kapan harus mengkritik, serta kapan harus memuji. Seorang pemimpin harus tahu bagaimana memotivasi orang lain untuk berhasil. Kemampuan untuk memimpin mencakup menjadi seorang pemimpin sekaligus seorang pengikut yang harus menyadari bahwa ia tidak memiliki jawaban untuk semua masalah. Pemimpin harus dapat menghargai pengikutnya yang mendengar apa yang ia katakana dan jika waktunya tepat, serta mengijinkan untuk memimpin. Seorang pemimpin harus tepat menangani pekerjaan rutin, tetapi saat masalah muncul, pemimpin harus berada di tempat masalah itu untuk melakukan suatu tindakan. Berbagai cara yang dapat diaplikasikan dan sekaligus menjadi kualitas seorang supervisor antara lain yaitu sebagai penasehat, bersiap adil, lingkungan kerja, stabilisator dalam perubahan, serta keberanian.

Baca Juga  Asa Baru Dalam Pemerintahan Mansur Hidayat

Kepemimpinan merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen. Kekuasaan bukan merupakan inti kepemimpinan atau harus mempunyai kecerdasan dan pengetahuan semata. Dengan mengadaptasi berbagai gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda, dapat diterapkan sebagai model tingkah laku leader untuk menghadapi berbagai macam sifat anak buah yang dipimpinnya. Memimpin dalam suatu kelompok atau organisasi tidaklah mudah. Kepemimpinan di laboratorium sangat diperlukan, terutama pada tingkatan pengawas. Tugas dan tanggung jawab Pengawas yaitu sebagai pengemban Fungsi Manajemen (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Seorang Manajer atau Pengawas dalam menjalankan tugas rutin dalam kesehariannya dalam usaha mencapai tujuannya, sangat memerlukan kolaborasi dan bantuan orang lain dalam menjalankan tugasnya. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan, sebagian besar tergantung pada komunikasi yang dijalaninya. Komunikasi yang baik terjadi apabila menimbulkan saling pengertian, menghasilkan kolaborasi yang sehat, mengurangi atau dapat menghilangkan kesulitan, memperlancar pekerjaan, tujuan dapat tercapai dengan mudah, dan sebagainya. Sebagai supervisor, memberi perintah kepada bawahan tidak semudah dengan apa yang dibayangkan orang karena memberi perintah tidak dapat dilakukan dengan sekehendak hati, sewenang-wenang, sembarang waktu dan tempat tanpa memperhatikan kepentingan, kondisi, serta harkat sebagai manusia.(RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar