oleh

Kuliah Daring Sampai Akhir Tahun: Dilema Maba Ngechat Dosen

Gara-gara coronyes ini kita sebagai pelajar jadi kena imbasnya. Yang tadinya harus buru-buru bangun pagi (nggak mandi) biar bisa on time, sekarang bangun tidur bisa langsung buka laptop. Yang tadinya tiap berangkat kuliah bingung mau pakai baju apa, sekarang pake piyama juga jadi. #problemcewek (Jujur buat nentuin outfit kuliah, kadang saya bisa mikir dari semaleman)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam konferensi pers tentang KBM mengatakan, pembelajaran di perguruan tinggi di semua zona masih wajib dilaksanakan secara daring.Keputusan Kemendikbud sekarang ini dikarenakan perguruan tinggi memiliki potensi mengadopsi pembelajaran jarak jauh lebih mudah ketimbang pendidikan menengah dan dasar.

Karena sebagian besar dalam kuliah daring menggunakan komunikasi di media sosial, maka penting banget buat memperhatikan etika saat menghubungi dosen. Kita nggak pernah tau gimana intonasi dosen saat baca chat dari kita, yaa kecuali kalau kamu dukun hehehe.

Sebenernya etika komunikasi ini banyak dibahas dalam teori komunikasi interpersonal
dalam mata kuliah saya, tapi karena nggak ngerti-ngerti amat maka teorinya nggak akan saya bahas.
Etika komunikasi saat berbicara dengan dosen seringkali terabaikan karena di zaman digital yang serba cepat ini kita sudah terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa non formal melalui media sosial.

Apalagi anak twitter yang sering ngetweet disingkat-singkat karena dibatasi 280 karakter aja, semua kata disingkat pokoknya yang penting nyambung aja kayak penganut @cursekidd a.k.a willy the kid. Buat (calon) maba jangan anggap remeh soal etika ini karena ketika kita berbicara kepada dosen tanpa menggunakan etika, maka bisa menyebabkan kesalahpahaman dan dosen akan berpikir bahwa kita tidak punya sopan santun.

Ngechat dosen kayaknya jadi sesuatu yang horror bagi maba. Biasanya nih, maba masih pada takut-takutnya buat ngechat dosen karena beberapa alasan seperti belum ngerti kepribadian dosen, bingung cara ngomongnya, takut dosennya killer, takut dimarahin, dan ketakutan-ketakutan lainnya.
Karena hal ini, maba jadi saling tunjuk dan menjadikan temannya sebagai kambing hitam buat ngechat dosen. #pengalaman.

Baca Juga  Indra Surya Hobi Trabasan, Sapa Masyarakat di Pedalaman

Namanya juga masih maba. Banyak hal yang bakal diwajarin kalau kamu masih belum ngerti apa-apa.
Padahal kalau udah ngerti cara berkomunikasi dengan sopan bisa jadi nilai plus di mata dosen lho.

Keuntungannya kamu jadi dekat dengan dosen dan mungkin aja diajak ikut dalam proyek penelitiannya. Itung-itung nambah pengalaman nggak cuma belajar di kelas doang!
Karena komunikasi ini merupakan aspek yang penting bagi keberlangsungan dalam
hubungan mahasiswa dengan dosennya, untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin menghubungi dosen, di antaranya:

1. Perhatikan waktu yang tepat
Hindari menghubungi dosen di sela-sela waktu istirahat atau sedang beribadah.Kamu bisa menghubungi di sore hari yang merupakan waktu luang setelah melewati aktivitas yang padat. Ada nih temen saya nge-wa dosen malem-malem, besoknya yang dimarahin sekelas.

Hubungi dosen maksimal pukul 20.00 WIB. Jangan tengah malam karena dosen juga manusia biasa ingin istirahat sambil drakoran. Kamu pasti nggak mau diganggu juga kan?

2. Awali dengan sapaan atau salam
Contohnya nih “Selamat pagi Bapak Alexander”, atau bisa juga menggunakan “Assalamualaikum” jika sesama muslim Jangan coba-coba mau pakai salam “p” kalau nggak mau digaruk.

3. Mengucapkan permohonan maaf
Minta maaf ke dosen untuk menunjukkan sopan santun dan kerendahan hati. Contohnya nih “Mohon maaf sudah mengganggu waktu istirahat Bapak” Perlu diingat ini penting banget dan kebanyakan dari mahasiswa tidak meminta maaf.

4. Perkenalkan diri kamu
Karena dosen punya buanyak banget mahasiswa dan nggak mungkin juga kan ngesave semua kontak mahasiswanya satu-satu maka penting banget buat memperkenalkan diri.

Bayangin tiap hari dosen dapet banyak WA dan kamu seenaknya ngechat tanpa ngasih identitas, gimana nggak ngamuk? Sebagai contoh kamu bisa pakai template ini.

Baca Juga  Langkah Satgas Covid-19 Kepulauan Bangka Belitung dalam Tanggulangi Pandemi Corona

“Saya Shofiya Nabila, mahasiswa Ilmu Hitam Kelas B” atau bisa juga “Saya Shofiya Nabila penanggung jawab kelas Ilmu Hitam B 2018 mata kuliah Pengantar Teori Santet.

5. Sampaikan tujuanmu dengan jelas
Mengisi materi di kelas adalah salah satu dari sekian banyak kesibukan dosen lho, mereka juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Saking banyaknya kesibukan, mereka jarang untuk ngecek ponselnya. Maka
sampaikan pesanmu dengan to the point biar dosen nggak bingung dan langsung paham maksudmu.

Misalnya:
“Saya dengan teman-teman kelompok ingin berkonsultasi mengenai project UAS Mata Kuliah Ilmu Pelet, kira-kira kapan kelompok kami dapat berkonsultasi dengan Bapak?

“Besok jam 09.15 WIB Bapak memiliki jadwal mengajar mata kuliah Pesugihan di kelas Ilmu Hitam 2018 (B)” Atau kalau kamu ingin meminta validasi KRS bisa menggunakan template ini

“Mohon kiranya Bapak berkenan untuk memvalidasi KRS saya.”

6. Mengakhiri pesan
Terakhir, jangan lupa untuk mengakhir pesan dengan mengucapkan terima kasih.

7. Jangan disingkat dan gunakan bahasa formal yang umum, selain bukan bahasa formal, tulisan yang singkat-singkat bisa memberikan makna yang beda kepada dosen. Dosen bisa menganggap kamu tidak sopan dan serius ketika berbicara dengan beliau. Jangan sampai karena disingkat, dosen jadi ngambek dan nggak mau mbales chatmu.

Segitu dulu tipsnya dan semoga kita semua tetap waras di tengah pandemi ini
huehuehue.
Akhir kata,
“Baik pak”
“Siap pak”
“Terima kasih pak.

Penulis adalah Shofiya Nabila Salsabila.

Mahasiswi Universitas Sebelas Maret, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2018.

Komentar

Tinggalkan Komentar