oleh

Koneksi Antar Materi Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Penulis : Astutiati, S.Pd. (SD Negeri 1 Brangkal, Wedi, Klaten, Jawa Tengah)

Dahulu sebelum saya mempelajari modul tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya beranggapan bahwa guru itu sebagai pusat pembelajaran. Siswa diibaratkan seperti kertas kosong dan guru hanya mampu mengisinya, serta peserta didik dituntut untuk dapat menguasai dalam segala hal.

Setelah mengetahui pemikiran Ki Hadjar Dewantara, ternyata semua anggapan saya selama ini salah (guru sebagai pusat pembelajaran, siswa ibarat kertas kosong yang hanya gurulah dapat mengisinya, serta semua siswa dituntut untuk dapat menguasai dalam segala hal). Sekarang, setelah saya mempelajari modul tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini, saya mengerti bahwa tugas guru yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Setiap peserta didik mempunyai kodrat alam dan potensinya berdasarkan karakteristik masing-masing sesuai kodrat zamannya. Guru tidak boleh memaksa peserta didik untuk menguasai segala hal yang tidak sesuai dengan bakat, minat, dan potensinya. Pembelajaran haruslah berspusat pada siswa ( student centered ). Dalam pembelajaran guru harus mampu memahami masing-masing karakteristik peserta didiknya.

Bermain merupakan kodrat anak. Dalam pembelajaran haruslah yang menarik, menantang, dan menyenangkan peserta didik. Guru tidak boleh membuat peserta didik menjadi tertekan. Guru harus mampu menyelipkan kegiatan bermain dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun penanaman nilai agama, budaya, dan budi pekerti di setiap pembelajaran harus dilaksanakan. Adapun yang dapat saya aplikasikan dalam kelas saya agar mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu dengan cara mengimplementasikan di kelas saat pembelajaran harus menyenangkan, menarik, dan menantang melalui belajar sambil bermain serta tetap memperhatikan karakteristik masing-masing peserta didik, tentunya pembelajaran harus berpusat pada peserta didik ( student centered ). Disini guru juga harus mampu berkolaborasi dengan semua warga sekolah dan orangtua siswa. Kolaborasi dari seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan anak memang sangat penting dilaksanakan. Hal ini guna menciptakan pendidikan yang berkualitas dan menumbuhkan karakter unggul serta budaya prestasi terhadap anak. Pendidikan merupakan sebuah kolaborasi antara anak, orangtua, pendidik, media dan lingkungan sosialnya yang terjadi sepanjang hayat.

Baca Juga  Polresta Jambi Tindak 5 Pengendara Langgar Lalulintas

Guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berpikir dan berkreasi dengan tetap member panduan dan tuntunan. Guru harus melaksanakannya semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu : Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin dalam dunia pendidikan yakni memberikan teladan, memberikan semangat atau motivasi, dan memberikan kekuatan. Apabila semboyan itu dilaksanakan maka akan memberikan pengaruh positif terhadap peserta didik. Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti guru harus mampu menjadi contoh bagi peserta didiknya, baik sikap maupun pola pikirnya. Anak akan melakukan apa yang dicontohkan oleh gurunya, apabila guru memberikan teladan yang baik pula perilakunya. Ing Madya Mangun Karsa, berarti guru berada diantara siswanya maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswanya sehingga siswa diharapkan bisa lebih maju dalam belajar.

Apabila guru selalu memberikan semangat kepada peserta didiknya, maka siswa akan lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapatkan pikiran-pikiran positif dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan diskusi dan tentunya siswa harus paham atau menguasai materi diskusi. Tut Wuri Handayani berarti apabila siswa sudah paham dengan materi, siswa sudah pandai dalam banyak hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru harus memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa. Semboyan ini dapat diwujudkan dengan memberikan tugas maupun belajar secara mandiri maupun pengayaan.

Apapun yang diperbuat oleh seseorang hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bangsa dan manusia pada umumnya.(RedG)

Baca Juga  Rektor UPGRIS Melantik 1.979 Pengurus Organisasi Mahasiswa

 

Komentar

Tinggalkan Komentar