Semarang – Peristiwa perahu wisata terbalik di Waduk Kedung Ombo, Desa Wonoarjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali pada Minggu (16/5/2021), diminta untuk dievaluasi pemerintah.
Hal itu dikemukakan Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Sumanto. Dia mendesak kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah daerah di Jawa Tengah agar memperketat keselamatan dan keamanan di tempat wisata terutama wisata air.
“Itu menjadi hal yang perlu untuk ditindaklanjuti oleh dinas pariwisata provinsi maupun kabupaten/ kota. Safety wisata air itu diperketat,” kata Sumanto kepada wartawan, Jumat (21/5/2021).
Sumanto juga meminta pemerintah agar melakukan evaluasi atas insiden yang sudah menyebabkan sembilan orang menjadi korban jiwa.
Sumanto melanjutkan, terhadap tempat wisata yang tidak memenuhi ketentuan tersebut agar pemerintah menindaklanjuti seperti halnya menutup tempat wisata jika diperlukan.
“Harus dioperasi untuk perahu-perahu yang keamanannya tidak memenuhi syarat, agar diparkir tidak boleh beroperasi,” imbuhnya.
Menurutnya, kejadian perahu terbalik karena adanya kelalaian. Sumanto menegaskan, agar adanya kerjasama antara pengelola pariwisata dengan pemerintah daerah setempat untuk menyediakan pelampung dan perahu wisata yang sesuai dengan standar keamanan wisata air.

“Mereka tidak teroganisir dengan disiplin. Pemerintah tugasnya menertibkan, kalau perlu saat liburan seperti ini aparat Satpol PP atau pihak berwajib turun tangan menertibkan sehingga dapat meminimalisir kejadian seperti itu. Itu yang dilupakan oleh pemerintah daerah,” terang Sumanto.
Peristiwa seperti ini, tidak hanya terjadi satu kali saja bahkan berulangkali, harapan Sumanto, meminta kepada masyarakat untuk memahami tempat-tempat wisata yang sifatnya membahayakan.
“Masyarakat jangan gegabah, ini sudah berulang-ulang terjadi kasus seperti ini, harus jeli dengan keselamatan,” harap Sumanto.
Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, di tengah pandemi Covid -19 dibukanya tempat wisata pemerintah sudah mewanti-wanti masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan. Kendati demikian, wisata untuk bertujuan agar menghidupkan perekonomian.
“Wisata dibuka tujuannya juga untuk menghidupi mereka (masyarakat) tapi juga akhirnya teledor,” tutup Sumanto. (RedG/Dicky Tifani Badi)
Komentar