Koba — Polemik yang terjadi dalam penyeleksian calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional di Provinsi Bangka Belitung menimbulkan pro kontra di berbagai kalangan.
Salah satu yang ikut menyikapi dan mengkritisi polemik yang terjadi dalam penyeleksian calon anggota Paskibraka tingkat nasional tersebut, yakni Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diketahui, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Nasional meminta dilakukan penyeleksian ulang calon paskibraka nasional di Provinsi Babel karena ditemukan kasus bahwa Bunga, wakil dari Kota Pangkalpinang dinyatakan terpilih menjadi anggota paskibraka nasional mewakili Babel.
Berdasarkan peringkat dan nilai, diketahui yang berhak terpilih adalah Sepvira yang merupakan pelajar asal Kabupaten Bangka, karena mendapatkan nilai lebih tinggi dibanding Bunga.
Ketua KNPI Bangka Tengah Sepriyandi mengatakan Ini polemik yang terjadi, jika kita melihat dari lokus kasusnya adalah terdapat calon paskibraka putri, mestinya polemik diselesaikan di bagian putri saja, bukan dilakukan penyeleksian ulang secara keseluruhan
“Keputusan BPIP untuk melakukan penyeleksian ulang bagi seluruh calon paskibraka (Capaska) tingkat nasional di Babel bukan bagian dari solusi, malah kata dia berpotensi menimbulkan masalah baru. Jumat (16/6/2023).
Untuk Capaska putra, itu kan tidak ada masalah dan tidak menimbulkan polemik, jika diseleksi ulang dan ternyata yang lolos nama-nama baru, tentu ini akan menimbulkan masalah baru pula.
Ia mencontohkan, bahwa di Bangka Tengah berhasil meloloskan satu pelajarnya ke tingkat nasional, yaitu Febri Arwan Syah setelah penantian panjang selama 20 tahun tidak pernah lolos menjadi anggota paskibraka nasional.
“Jika diseleksi ulang dan nama Febri tidak terpilih atau sama sekali tidak ada wakil dari Bangka Tengah, tentu akan menjadi masalah baru,” tuturnya.
Ia menuturkan, lolosnya Febri yang merupakan pelajar SMKN 1 Pangkalanbaru disambut suka cita masyarakat Bangka Tengah dan bahkan sudah mendapatkan apresiasi dari kepala daerah dan masyarakat Bangka Tengah.
“Bahkan pemerintah daerah memberikan apresiasi dengan merenovasi rumah orang tua Febri, karena anaknya sudah mengukir prestasi untuk Bangka Tengah,” ujarnya.
Kata Dia, jika ternyata hasil seleksi ulang Febri tidak lolos, tentu tidak hanya membuat yang bersangkutan dan orang tuanya kecewa, tetapi dapat melukai hati masyarakat Bangka Tengah.
“Ini penantian yang cukup panjang dan harapan itu terwujud melalui Febri, maka saya kembali katakan seleksi ulang secara menyeluruh bukan solusi, tetapi berpotensi memunculkan masalah baru,” pungkasnya (RedG/**).
Komentar