Penulis : Tri Indarti, S.Pd.M.Pd (Kandidat Doktor)/Kepala Sekolah SD Negeri 1 Wonoboyo
Klaten – Kalau kita berbicara tentang kepemimpinan pendidikan, pada umumnya akan tertuju pada peran dan tugas seorang kepala sekolah. Pemahaman dan persepsi seperti ini bisa dimaklumi karena hampir sebagian besar penelitian dan literatur yang membahas tentang kepemimpinan pendidikan lebih cenderung membicarakan tentang kepemimpinan kepala sekolah. Sementara penelitian dan literatur yang mengkaji secara spesifik tentang kepemimpinan guru tampaknya masih relatif terbatas.
kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain yang didalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap invididu yang dipengaruhinya. Kepemimpinan guru tidak hanya sebatas pada peran guru dalam konteks kelas pada saat berinteraksi dengan siswanya tetapi menjangkau pula peran guru dalam berinteraksi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat, dengan tetap mengacu pada tujuan akhir yang sama yaitu terjadinya peningkatan proses dan hasil pembelajaran siswa.Kepemimpinan guru memfokuskan pada 3 dimensi pengembangan, yaitu: (1) pengembangan individu; (2) pengembangan tim; dan (3) pengembangan organisasi.
- Dimensi pengembangan individu merupakan dimensi utama yang berkaitan dengan peran dan tugas guru dalam memanfaatkan waktu di kelas bersama siswa. Disini guru dituntut untuk menunjukkan keterampilan kepemimpinannya dalam membantu siswa agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, sejalan dengan tahapan dan tugas-tugas perkembangannya. Melalui keterampilan kepemimpinan yang dimilikinya, diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat tercipta peningkatan kualitas prestasi belajar siswa.
- Dimensi pengembangan tim menunjuk pada upaya kolaboratif untuk membantu rekan sejawat dalam mengeksplorasi dan mencobakan gagasan-gagasan baru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, melalui kegiatan mentoring, coaching, pengamatan, diskusi, dan pemberian umpan balik yang konstruktif. Dimensi yang kedua ini berkaitan upaya pengembangan profesi guru.
- Sedangkan dimensi organisasi menunjuk pada peran guru untuk mendukung kebijakan dan program pendidikan di sekolah (dinas pendidikan), mendukung kepemimpinan kepala sekolah (administrative leadership) dalam melakukan reformasi pendidikan di sekolah serta bagian dari peran serta guru dalam upaya mempertahankan keberlanjutan (sustanability) sekolah.
Kepemimpinan guru merupakan suatu kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seorang guru untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola peserta didiknya agar mereka mau membuat sesuatu demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Pendidikan karakter yang didapat anak dapat terbentuk jika seorang pemimpin dalam hal ini guru memiliki nilai-nilai kepemimpinannya seperti berkata jujur, menghargai sesama, tidak pernah mengeluh, bertindak, mampu menyelesaikan masalah, bekerja keras, memiliki daya semangat, mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik
Guru sebagai pemimpin pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Guru sebagai pemimpin proses pembelajaran menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa guru dapat mendidik anak mereka agar menjadi orang yang kepribadian mulia. Seorang guru dianggap mampu memberikan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya membekali seseorang sebagai anak didik yang nantinya digunakan dalam perjalanan hidup seseorang tersebut.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru dituntut untuk menggunakan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap yang disesuaikan dengan kondisi kelas dan siswa. Guru berperan sebagai pemimpin yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan adanya interaksi yang harmonis antara pemimpin pembelajaran dengan anak didik. Dalam penyampaian materi pelajaran dari guru sebagai pemimpin kepada siswa dilakukan oleh guru melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran terdiri dari proses belajar dan mengajar.
Guru sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran harus memiliki kemampuan dalam memimpin berupa membimbing, mengarahkan, mendorong dan menggerakkan siswanya agar mau melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kesuksesan sebuah organisasi tergantung pada kualitas kepemimpinannya
Di dalam kegiatan pembelajaran, seorang pemimpin pembelajaran dituntut dapat menggunakan metode dan teknik sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar siswa yang didukung dengan sarana ataupun komponen-komponen belajar yang lain. Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. (RedG)