oleh

Istana Parnaraya dalam Penjabaran Karya Sastra

Istana hati telah kubangun untukmu

Sebagai bukti cinta dan rindu kampung halamanku

Tanda keikhlasan dengan sejuta warna kesetiaanku padamu

Aku tak pernah memintamu memujiku dan memajangku di tabloid dan koran

Namun, kulaksanakan ketentuan Nya tuk cintai sesama

Alur sepenggal kisah biarlah menjadi penanda sebagai penanda adaku di Bumi ini

Parung likuk meliuk dalam bejana dunia

Arah mata angin membuka membias kilau istana

Rasa rindu peluk ibu kembali mendera

Nanar mengeja kata tak terbendung rasa

Andai dunia selalu terjaga

Rasanya tiada cukup hitung jemari tuk berenang dan menari di dalamnya

Andai tangan dan jemari mampu rengkuh seumur napas di bumi

Yang terbangun dari pembaringan luka dan air mata pada masa menapak

Aku ada karena doa tulus pemuja lafaz suci pendoa di bumi

Diatas adalah puisi berjudul Istana Parnaraya yang merupakan salah satu dari 76 puisi dalam buku antologi puisi berjudul Thole karangan Dr Uswatun Hasanah pada halaman 94.

Bangunan yang didedikasikan bagi kaum lansia tersebut menjadi inspirasi bagi Kepala Sekolah SMAN 1 Purwantoro tersebut.

Uswatun, Sabtu (16/11) saat acara launching buku Thole mengatakan puisi tersebut dia tulis pada tanggal 9 Januari 2018.

Istana Parnaraya baginya adalah sebagai sebuah keluarga, menurutnya Suparno Parnaraya pemilik bangunan di Desa Kebonagung, Kecamatan Sidoharjo tersebut selalu mendukung gerakan menulis yang dia lakukan bersama Forum Lingkar Pena (FLP) Wonogiri.

“Puisi tersebut saya dedikasikan bagi karakter Bapak Suparno, beliau pulang kampung dengan membangun Istana Parnaraya,” katanya.

Uswatun menambahkan Suparno Parnaraya adalah sosok yang peduli dengan kampung halamannya.

“Beliau melakukan yang terbaik bagi tanah kelahirannya,” tegasnya.(RedG)

Komentar

Tinggalkan Komentar