oleh

Implementasi Kurikulum Merdeka P5, SMK Satya Praja 2 Petarukan Gelar Konser Putih Abu-abu Ambyar Genk

Pemalang – Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan ciri khas dari kurikulum merdeka. Secara muatan, proyek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai capaian peserta didik, dan tidak harus di kaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Proyek ini dilaksanakan dengan proporsi 20 persen beban belajar pertahun.

Implementasi P5 dalam kurikulum merdeka juga dilakukan oleh SMK Satya Praja 2 Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah dengan menggelar konser Putih Abu-abu bersama Fida AP dan Ambyar Genk.

Konser tersebut mengangkat tema ‘Kreasi dan Ekspresi Siswa, Melangkah Bersama Menuju Masa Depan Gemilang’, diselenggarakan di lapangan tennis outdoor setempat pada Selasa, 9 Mei 2023.

Kepala SMK Satya Praja 2 Petarukan Purwo Setya Witanto menjelaskan, jika konser Putih Abu-abu yang digelar bukan hanya konser saja yang bersifat pesta atau senang-senang semata. Namun ada segi pembelajaran, berbagi ilmu yang patut di contoh baik oleh siswa maupun secara kelembagaan SMK Satya Praja 2 Petarukan.

Dimana, lanjut Purwo, project Fida AP dan Ambyar Genk ini sudah nasional, bukan tingkat lokal. Sehingga nanti siswa kami bisa menyalurkan ilmu-ilmu yang di dapat dalam pembelajaran kelas, seperti jurusan Teknik Audio Video (TAV).

“Ambyar Genk ini perkumpulan dari berbagai profesi, dari berbagai siswa SMK di Banyuwangi, ada yang pinter nyanyi, pinter musik, video shooting dan editing. Ini sebagai study tiru kami untuk diterapkan di tempat kami”, Jelas Purwo Setya Witanto kepada wartawan.

“Di sekolahan kami, SMK Satya Praja 2 Petarukan ada jurusan Teknik audio video, dimana tadi kita kerjasama juga dengan manajemennya Ambyar Genk dalam pengambilan gambarnya”, imbuhnya.

Purwo mengatakan, keberadaan kurikulum merdeka belajar di akui dapat mengembangkan minat, bakat siswa. Hal ini telah di buktikan oleh Ambyar Genk yang sebagian besar personilnya masih anak-anak sekolah, mereka tidak mesti belajar di kelas sekolahnya sendiri.

Baca Juga  Inilah Kronologi Bus Merah Masuk Jurang di Kawasan Guci 

“Jadi mereka hanya 7 sampai 9 bulan di sekolahan di kelas X, dan di kelas XI, XII nya mereka mengembangkan diri di luar”, katanya.

Purwo mengungkapkan, alasan pihaknya mengundang Fida AP dan Ambyar Genk karena lagu-lagu yang disampaikan mengandung nilai kearifan lokal dan budaya asli Indonesia.

Selain itu, juga komitmen dari pihak manajemen Ambyar Genk yang ingin mengembangkan anak-anak Indonesia punya budaya sendiri, punya kemampuan sendiri untuk mengembangkan kemampuan di bidang musik.

“Karena saat ini anak-anak kita tergerus oleh budaya luar, anak-anak kita sebagian besar mengacu pada musik Korea”, ungkapnya.

Purwo berharap, keberadaan Ambyar Genk dapat menjadi inspirasi bagi siswa SMK Satya Praja 2 Petarukan dalam mengembangkan ilmu, minat dan bakatnya.

“Ini menjadi inspirasi kami, di tempat saya di SMK Satya Praja 2 Petarukan juga banyak yang pinter nyanyi, pinter musik, pinter edit gambar dan video”, ujar Purwo.

“Selain sekolah, mereka juga dapat mengembangkan diri. Fida AP Contohnya, di usia yang baru lulus kemarin telah sukses dengan bernyanyi, punya asisten pribadi dan mobil keluaran terbaru”, pungkasnya.

Sementara, Sis Asia Bimantara selaku manajer Fida AP dan Ambyar Genk mengungkapkan, keberadaan Ambyar Genk tidak lepas dari Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Dimana, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim sangat mensuport bidang apapun hobi siswa, pengembangan bakat di nonkurikulum, di luar kelas atau pelajaran itu di kasih waktu, termasuk di bidang seni.

“Sebenarnya banyak talenta-talenta di usia dini di sekolah-sekolah banyak cuma belum ada yang kasih kesempatan, belum ada yang eksplore. Atas dasar itu jadi kenapa mereka tidak dicoba dikasih kesempatan”, ungkap Sis kepada wartawan.

Baca Juga  Penguatan Ipteks di Bidang Biodiversitas, Biokonservasi, dan Bioteknologi Flora Fauna Indonesia

Sis mengaku, konsep Ambyar Genk membawakan lagu lokal, lagu jawa sebagai upaya mengenalkan lagi daerah sejak dini. Karena kondisi saat ini sangat miris, jarang sekali pelajar menyukai lagu daerahnya. Mereka lebih menyukai lagu-lagu Korea.

“Dengan konsep ini, kostum putih abu-abu dapat menarik minat lagu-lagu daerah”, ujarnya.

Pada kesempatan itu, dirinya mengajak kepada semua masyarakat untuk tetap mencintai budaya lokal dan lagi daerahnya masing-masing.

Yang terpenting, lanjut Sis, jangan pernah takut untuk berkarya untuk meraih kesuksesan, karena orang pinter akan kalah dengan orang mujur, orang mujur di awali dengan niatnya.

“Jadi intinya fokal bagus, wajah cantik tidak akan bisa menjamin ketenaran karena itu semua akan kalah dengan orang mujur itu”, katanya.

Sis berharap, Ambyar Genk dapat di jadikan motivasi, edukasi oleh para pelajar lain khususnya di SMK Satya Praja 2 Petarukan dalam mengembangkan bakatnya di bidang seni.

“Mudah-mudahan anak-anak disini (SMK Satya Praja 2 Petarukan) dapat mengikuti jejak Ambyar Genk, meski masih sekolah masih bisa berkarya”, pungkasnya. (RedG/Rizqon Arifiyandi)

Komentar

Tinggalkan Komentar