oleh

Ganjar Siapkan Jangka Panjang Dan Pendek Perihal Penanggulangan Bencana Jateng

Semarang – Gubernur Jawa Tengah meminta terkait penanggulangan bencana di Jawa Tengah tidak boleh secara reaktif akan tetapi harus melihat secara sisi mitigasi bencana setelah itu berkoordinasi berbagai pihak.

Hal itu diungkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo seusai memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Gedung Gubernur Lantai 2, Rabu (3-3-2021).

Ganjar Pranowo juga mengatakan Jawa Jawa Tengah itu sendiri sudah siap untuk memetakan beberapa daerah bencana yang relatif sangat tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak seperti TNI, Polri, Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Palang Merah Indonesia (PMI).

” Saya kira soal itu Jawa Tengah sudah ok. Nah sekarang, kita tinggal memetakan daerah kabupaten kota yang memang kita masuk kategori. Semua daerah itu relatif tinggi kecuali salatiga, kita relatif tinggi kenapa BPBD dan tim relawan atau pengurangan resiko bencana termasuk TNI, Polri, Basarnas, PMI , Tagana semua kita kerahkan. Semuanya ini yang coba kita pakai untuk bisa menyelesaikan, ” papar Ganjar kepada awak media seusai rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana, Rabu (3-3-2021).

Ganjar Pranowo melihat di beberapa wilayah Jawa Tengah terjadi bencana seperti banjir. Hal itu membuat Ganjar perhatian khusus terkait bencana banjir yang setiap tahun terjadi bencana banjir kembali.

“Namun demikian ada beberapa yang menjadi perhatian kita , umpama masih ada di beberapa tempat dan setiap tahun berulang itu banjir, ” tegasnya

Selain itu, Ganjar sudah melakukan beberapa pihak seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) hingga pusat terkait penggulangan bencana.

“Kemarin kita juga sudah rapat baik dengan balai besar wilayah sungai dengan pusat, “jelasnya

Tidak hanya itu saja, Gubernur Jawa Tengah pada saat kemarin pak presiden meresmikan KRL. Saat itu, ia menyampaikan secara langsung bahwa ini butuh dukungan antara pusat provinsi dan kabupaten kota.

” Sehingga secara mitigatip kita akan mengetahui dan ini tidak boleh terulang ,” ujarnya.

Baca Juga   Irwansyah : Porwarda 2024, Ajang Seleksi Bibit Berbakat Wartawan Jago Olahraga

Dalam hal penanggulangan bencana di Jawa Tengah itu harus menggunakan treatment yang tepat. Ganjar juga mengatakan ada varian baru yang akan datang.

“Seperti yang hari ini terjadi. Ini ada varian baru yang mau masuk itu harus cepat- cepat. Ketemu dua itu saja, jadi kunci dulu dan turunkan tim menurut saya agar bisa meriset kondisi seperti apa. Apakah perbedaannya tinggi atau tidak kalau di lakukan satu treatment. Kira- kira treatment yang bisa menangkal seperti apa, ” tandasnya.

Gubernur Jawa Tengah menghimbau kepada masyarakat untuk jangan takut karena pihaknya sudah siap dan sudah berkordinasi untuk menangani bencana yang terjadi ataupun yang akan terjadi.

“Rasa- rasanya kemarin mendengarkan, jangan sampai orang takut semua itu bisa menular dan membuat takut semua apakah benar sehebat itu. Maka itu, ini miktigatip untuk yang bencana nonalam sehingga dari sisi kordinasi insyaAllah Jawa Tengah Siap, “tutupnya.

Dengan adanya itu, Ganjar akan memberikan paparan se Jawa Tengah pada tanggal 10 Maret 2021. Paparan Ganjar nanti bakalan terkait persiapan penanganan sampai dengan proses mitigasi. Lalu, Ganjar juga mengajak kelompok masyarakat agar melakukan gerakan-gerakan penanggulangan bencana seperti tanam cemara laut, reboisasi, dan kelola sampah.

” Potensi megatrans di Laut Hindia Selatan, kenapa di jalur selatan kita mesti hati-hati kalau membangun. Apa yang kita lakukan, yuk kita tanam cemara laut, yuk kita reboisasi. Kita genjot terus setiap minggu, saya melakukan gerakan-gerakan seperti itu sampai hari masih berjalan, contoh-contoh saja. Yuk kita kelola sampah, ini dirifat yang kita lakukan. Sehingga masyarakat akan bisa mau terlibat. Ayo kita kembangkan kelompok masyarakat yang bagus. Dulu, pernah ada Kongres sungai melahirkan sekolah sungai. Maka sekarang, mereka peduli dengan kondisi sungai, bencana, dan sampah bagus. Kongres sampah belum mengeluarkan hasil yang memuaskan tapi kita akan melanjutkan kongres kedua. Harapan kita akan memunculkan pengalaman praktis untuk mengelola itu. Sehingga potensi-potensi bencana yang muncul bisa kita ridis di awal, “jelasnya.

Baca Juga  Kapolda Jambi Menerima Bantuan Yayasan Kesejahteraan Sentosa

Menurut Ganjar, jangka pendek dan panjang sudah dipersiapkan untuk mengatasi bencana yang terjadi di Jateng, salah satunya jangka pendek pihaknya menyiapkan pompa yang sudah dianggarkan.

“Ada dua kemarin, kita siapkan pompa dan kita anggarkan. Tinggal kita cari sumber dayanya agar bisa kita lakukan lebih cepat. Saya melihat sudah mulai turun curah hujannya, ini kesempatan kita untuk perbaiki, ” lanjutnya.

Ia melanjutkan, jangka panjangnya beberapa area yang masuk kategori kipas alufial secara geologis memang kita tangani secara khusus. Dan ternyata di pantura dimulai dari Rembang, Jepara termasuk abrasi. Dan ada di wilayah Semarang tentu saja. Terus ke wilayah barat ada Kendal, Batang dan Pekalongan.

“Pekalongan itu serius. Semarang dan Demak itu yang paling serius adalah Sayung. Nanti coba saya dorong Sayung sampai Pekalongan menjadi program nasional agar kita semua bisa bekerja bareng-bareng itulah yang saya sampaikan dan coba inisiasikan itu serta melaporkan langsung ke pak presiden. Saya waktu rapat dengan Bapenas saya mendahului apa program terlintas Jawa Tengah, sudah terkait penanggulangan bencana saja. Terutama daerah-daerah itu untuk jangka panjang. Kalau itu bisa dikerjakan berturut-turut katakan dua tahun lebih baik jangan lebih tiga tahun. Kemarin saya usulkan kira-kira 3 triliun, makanya beberapa yang sudah berjalan hari ini saya pantau terus menerus dan secara ketat terutama tol Semarang Demak itu kan ada tanggulnya secara pantau secara ketat, “pungkasnya.

Dalam kesempatan ini, Ganjar meminta di setiap bupati dan walikota di daerah untuk berhati-hati betul terkait pengelolaan tata ruang.

“Sehingga fungsi-fungsi ruang yang sementara ini bisa patut mengendalikan kondisi keseimbangan lingkungan agar jangan sampai tidak tergeser kepentingan-kepentingan kebutuhan ekonomi dan kemudian dilepas begitu saja tanpa menyimbangkan akan bahaya, ” tegasnya. (RedG/Dicky Tifani Badi).

 

Komentar

Tinggalkan Komentar