oleh

Filosofi Ide, Gagasan dan Pencapaiannya Relawan Ganjar Pranowo 2024 Menuju Relawan Ideologis

Penulis : Heru Subagia
(Deklarator dan Ketua Relawan Ganjar Pranowo 2024)

Cirebon – Tulisan ini dipersembahkan oleh Relawan Ganjar Pranowo 2024 / RGP2024 untuk Ibu Pertiwi. Hari ini tanggal 31 Mei 2022, akhir bulan bersejarah ketika Reformasi di gulirkan sangat kencang. Besok hari tanggal 1 Juni 2022 di mana kami akan memperingati HUT Kelahiran Pancasila dan sekaligus HUT RGP 2024 yang ke-2.

Persembahan acara untuk menghormati para pejuang bangsa yang sudah menghasilkan gagasan yang melahirkan Ideologi Pancasila. Pancasila saat ini sebagai bagian ideologi bangsa, landasan bangsa Indonesia sekarang dan selamanya NKRI masih ada.

Kami menyelenggarakan acara untuk refleksi menyeluruh dari konsep dasar ide, gagasan serta implementasinya dari Relawan RGP2024 selama 2 tahun berjalan, tantangan saat ini RGP2024 harus hadir secara nyata, berpartisipasi penuh sebagai kegiatan dan perjuangan keseruan dan tanggung jawab dalam proses berbangsa dan bernegara.

Kami melakukan kegiatan acara pre launching Buku bertema dan berkaitan gagasan dan arah perjuangan relawan.

Meletakkan dasar landasan ideologi relawan yang beruntun menyeluruh dan berkelanjutan. Dengan rasa bangga dan penuh rasa khidmat dan bertanggung jawab secara utuh dan menyeluruh buku ini akan dipersembahkan untuk anak bangsa dan negara.

Berbicara dalam konteks relawan harus fokus menyangkut wilayah pemahaman ideologis. Dimaknai sebagai kajian khusus memahami ideologi. Ideologi bukan wilayah pragmatisme. Bila mana terjadi kecurangan atau kekhilafan ideologi, relawan tersebut sudah mengkafirkan dirinya sebagai seorang pecundang.

Bukan lagi seorang bermental militan ideologi lagi. Basis ideologi sebagai elemen utama dari pendidikan politik berkelanjutan dan dianggap puncak perwujudan jalan pikir dan bertindak yang tertera sabagaimana dalam manifesto politiknya.

Jalan berfikir dan bertindak relawan wajib ideologis. Indonesia tiba saatnya harus mengulangi sejarah, di mana peristiwa sejarah dengan membentangkan ideologi sebagai panglimanya. Mengulangi sejarah kejayaan dengan melihat konstruksi ideologi yang terlahir dan dipentaskan dalam sejarah politik nasional silam. Kita pernah terlahir pemimpin ideologis seperti Soekarno, Natsir, Buya Hamka, Hatta dan lainnya.

Penulis memberikan memoar jika terdapat sinyal kuat bahwasanya dari relawan ideologis akan tercipta banyak manusia calon pemimpin bangsa yang ideologis. Oleh karenanya sesungguhnya ciri khas puncak pemimpinan nasional ini adalah produk biologisnya relawan bukan partai. Partai saat ini dinyatakan sebagai agen oportunis yang menolak keras eksistensi Ideologi.

Baca Juga  Titip Salam Untuk Projo Dari Sahabat Relawan Ganjar Pranowo

Sangat terbatas ruangan bagi seseorang atau kepartaian yang betul -betul secara DNA ataupun anatomi tubuh terlahir dari rahim biologis ideologi. Secara umum mereka bukan terlahir sebagai manusia -manusia atau partai ideologis. Banyak partai saat ini sangat sedikit memiliki kader berideologi, yang ada kader hanyalah kader pragmatisme dan oportunis.

Relawan akan terbukti mampu dan terseleksi secara alami menjadi energi utuh yang bisa dipakai dan diarahkan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia. Eksplorasi ruang ide dan gagasan Relawan sangat imaginatif, normatif dan sudah final melakukan penyesuaian diri dalam ranah batin secara tuntas.

Relawan diwajibkan harus bergerak dan berlayar dalam peta jalan yang terbangun dengan benar dan ideologis. Mampu memunculkan, menggagas ide dan pendapatnya, dapat melakukan dan mengerucutkan gagasan tersebut dalam langkah langkah strategis dan terakhir bisa melaksanakan langkah-langkah utama itu menjadi wujud kegiatan nyata terarah, terukur dan tujuannya berhasil dicapai.

Keseluruhan pencapaian tujuan dari awal dan akhir sebagai kegiatan terintegrasi padat dan menyeluruh. Tidak bisa berdiri satu atau dua bagian unit kerja tetapi bagian kerja keseluruhan bidang. Didalam ilmu filsafat, 3 wilayah tujuan organisasi atau badan yang harus dimiliki yakni wilayah epistimologi, ontologi dan aksiologi.

Epistimologi adalah cabang ilmu filsafat bersentuhan dengan hakekat dari teori dasar, mempertanyakan asal muasal,  sumber ilmu, ruang lingkup dan nilai validasinya arah pengetahuan. Ontologi adalah keilmuan filosofis yang mengkaji wujud, hakekat yang ada yang bersifat kongkrit. Sementara Aksilogi adalah sumber keilmuan yang berbicara hakekat dan manfaat. Ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut untuk mencapai  tujuan. trilogi menyeluruh yang harus menjadi landasan dasar perjuangan tekwan

Berkaitan dengan gerakan perjuangan relawan, wilayah epismologi adalah embrio awal pemikiran ide dan gagasan. Asal muasal nilai itu terlahir. Disinilah fase proses awal ide dan pemikiran dimulainya dalam suatu wacana peradaban.

Dunia ide dan gagasan dalam berbagai aspek kehidupan. Epistimologi sebagai kaidah baku untuk mengantarkan lembaran pikiran menjadi pustaka ilmu dasar.

Trilogi pengetahuan ilmu filsafat itu menjadi bagian integral dan berseri. Harus semua dipelajari,dikaji ,dirumuskan dan dieksekusi kan dalam tindakan dan pekerjaan nyata.

Relawan harus belajar dari dasar pengetahuan ideologi. Untuk belajar ilmu ideologi dasar tersebut, relawan harus menyatakan diri jika ideologi dijadikan kaidah baku keseharian, dibutuhkan proses lanjutan yakni mematangkan ilmu dasar itu dalam kendali dan tata kelola baju relawan.

Baca Juga  Catatan Kritis Penegakan Hukum di Indonesia Selama Tahun 2020

Relawan belajar dari model ideologi paling dasar, berlanjut belajar membuat sinergi keilmuan dasar – dasar ideologi lainnya yang saling melengkapi untuk mencapai kesempurnaan ekosistem keilmuannya. ideologi baru yang tangguh dan kokoh akan ditemukan.

Proses penyusunan, memproses dan penyelesaian hak ikhwal senyawa keilmuan disebut sebagai kesempurnaan sintesa ideologi. Ontologi adalah kaidah baku yang otentik untuk menjadi dasar kuat membuat langkah pencapain tujuan. Wujud nyata baik dalam agenda kerja atau wilayah pengaman perencanaan, dan estimasi serta prediksinya

Pada akhirnya rencana induk kerja yang tersusun harus segera ditindaklanjuti melalui serangkaian langkah dan tindakan nyata. Disebutkan sebagai bagian aksi. Bahasa filsafat disebutkan wilayah bekerja ideologi atau aksiolog ideologi.

Pekerjaan akhir sebuah kesepakatan ideologi ini dianggap hulu/ muara dari keseluruhan misi dan misi organisasi. Tejadi perkawinan fisik dan batin dalam ideologi. Sebuah ideologi baru sebagai haluan baru untuk melakukan aksi konkrit, terarah terukur dan dapat dievakuasi.

Trilogi dasar keilmuan indonkrinasi ideologi tersebut harus sudah dimiliki dan dipahami minimal ketua atau sekjen dan jajaran pengurus, Dalam waktu dekat diharuskan keseluruhan stage holder RGP2024: harus melek ideologi perjuangan relawan.

Sebuah pergerakan perjuangan yang mempunyai target khusus akan bisa dicapai dengan mudah jika ideologi menyatu dan totalitas untuk pemangku kebijkan tekanan antara pendukung dan individu yang didukung dalam basis ideologi sama. Banyak irisan kepentingan yang sama sebagai perekat basis dukungan militan relawan .

Gerakan RGP 2024 harus mempunyai konsep dasar yang matang baik teori, sistematika dan praktek kerja yang akan dilakukan .

RGP 2024 tidak hanya berfikir sempit dengan mendahulukan irisan kepentingan yang seksi. Kepemimpinanan nasional 2024 wajib di bahas dan menjadi bahan keseriusan memilih calon pemimpin 2024. RGP 2024 mengusung tema tema yang mengandung nilai dan tindakan yang ideologi. RGP wajib berfikir, bergerak, berjuang dan bekerja nyata menjadikan dirinya sebagai gerakan ideologis yang bernilai tinggi yang sangat dibutuhkan NKRI saat ini dan akan datang.

RGP 2924 wajib mengawal Pancasila dan UUD 45 untuk menuju Indonesia maju 2045 yang berkeadilan, berasal dan berdaulat.(RedG)

 

Komentar

Tinggalkan Komentar