oleh

Dosen INISNU Kembangkan Pendidikan Inklusi berbasis GEDSI

Temanggung – Bertempat di Angkringan Kebun Salak Temanggung, dua dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung Hamidulloh Ibda dan Andrian Gandi Wijanarko melakukan pengabdian kepada masyarakat (PkM) berbasis riset unggulan nasional yang dimulai pada Rabu (14/12/2022).

Disampaikan Ketua Tim Hamidulloh Ibda bahwa kegiatan itu merupakan hibah dari Kementerian Agama RI pada klaster pengabdian kepada masyarakat berbasis riset unggulan nasional yang fokus pada penguatan kelembagaan MI Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah dalam mengembangkan pendidikan inklusi berbasis Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI). “Produk dari kegiatan ini adalah RKM dan kurikulum, serta perencanaan pembelajaran berdiferensiasi,” katanya.

Kegiatan itu kata Ibda, dihadiri dua puluh kepala MI dari Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Purworejo. “Selama sehari kita tatap muka dan dua hari kita via daring,” beber Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan INISNU tersebut.

Narasumber RKM dan kurikulum adalah Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusi (FPMI) Pusat Supriyono, dan narasumber pembelajaran diferensiasi adalah Fasilitator Tanoto Foundation Dian Marta Wijayanti.

Dalam kesempatan itu, pihaknya mengatakan selain PkM yang ia lakukan, pada tahun ini ada sepuluh dosen lolos hibah penelitian dan PkM Kemenag, dan juga menggarap survei kepuasan publik di Polres Temanggung, serta hibah riset dari skema Rumah Program Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). “Ini adalah langkah awal untuk fokus di GEDSI, karena di Prodi dan FTK telah membuat roadmap penelitian termasuk pengarusutamaan pendidikan inklusi,” lanjut dia.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan. Dalam sambutannya, ia berharap agar INISNU menjadi pioner dalam mengembangkan pendidikan inklusi di wilayah eks Karesidenan Kedu, karena LP. Ma’arif NU Jateng telah mengawalinya dengan kemitraan bersama UNICEF, membentuk piloting di lima kabupaten, pembentukan fasilitator inklusi, sampai menginisiasi berdirinya FPMI Pusat yang diberikan Surat Keputusan langsung dari Kementerian Agama RI. “Inklusi bukan soal pendidikan, tapi juga kemanusiaan, bahkan PBNU tahun lalu juga telah meluncurkan Fikih Disabilitas yang harusnya dipedomani kita semua,” harap Andi. (RedG /*)

Komentar

Tinggalkan Komentar